Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 44

Al-Muddassir Ayat ke-44 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِيْنَۙ ( المدّثّر : ٤٤)

walam
وَلَمْ
And not
dan tidak ada
naku
نَكُ
we used
kami
nuṭ'ʿimu
نُطْعِمُ
(to) feed
kami memberi makan
l-mis'kīna
ٱلْمِسْكِينَ
the poor
orang-orang miskin

Transliterasi Latin:

Wa lam naku nuṭ'imul-miskīn (QS. 74:44)

English Sahih:

Nor did we used to feed the poor. (QS. [74]Al-Muddaththir verse 44)

Arti / Terjemahan:

Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, (QS. Al-Muddassir ayat 44)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

43-44. Ayat-ayat di atas adalah jawaban para pendurhaka atas pertanyaan penghuni surga yang dikemukakan dalam ayat yang lalu. Mereka menjawab untuk menjelaskan mengapa mereka masuk neraka Saqar. “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat, dan kami juga tidak memberi makan orang miskin.45-47. Penghuni neraka Saqar tersebut meneruskan pengakuannya mengapa mereka masuk neraka. Dan kami juga biasa berbincang untuk tujuan yang batil, bersama orang-orang yang membicarakannya, dan yang lebih parah lagi kami mendustakan hari pembalasan. Kedurhakaan kami itu terus berlanjut sampai datang kepada kami keyakinan yaitu kematian.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menjelaskan bahwa mereka tidak termasuk golongan yang senantiasa berbuat baik kepada kaum fakir miskin dan duafa. Padahal mereka dapat berbuat demikian karena berlebihnya nikmat dan rezeki Allah yang mereka peroleh. Mereka tidak mau meringankan kesulitan fakir-miskin dengan sedekah yang seharusnya mereka keluarkan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(dan Kami tidak pula memberi makan orang miskin.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. memberitahukan bahwa:

Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Al-Muddatstsir: 38)

Yakni bergantung kepada amal perbuatannya sendiri kelak di hari kiamat, Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dan yang lainnya.

Kecuali golongan kanan. (Al-Muddatstsir: 39) karena sesungguhnya mereka.

berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa. (Al-Muddatstsir: 40-41)

Yaitu mereka bertanya kepada orang-orang yang berdosa, sedangkan mereka sendiri berada di gedung-gedung surga yang tinggi-tinggi, dan yang ditanyai oleh mereka berada di dasar neraka. Mereka bertanya:

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin.”(Al-Muddatstsir: 42-44)

Maksudnya. kami tidak pernah menyembah Tuhan kami dan tidak pernah pula berbuat baik kepada makhluk-Nya dari sejenis kami.

bahkan kami biasa membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya. (Al-Muddatstsir: 45)

Yakni kami membicarakan hal-hal yang tidak kami ketahui. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa setiap ada orang yang sesat berbicara, maka kami ikut sesat bersamanya.

dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian. (Al-Muddatstsir. 46-47)

Yang dimaksud dengan perkara yang meyakinkan adalah kematian. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99)

Rasulullah Saw. telah bersabda,

"Adapun dia —yakni Usman ibnu Maz'un— ajal kematian dari Tuhannya telah datang kepadanya."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka menjawab, "Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami."