Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 20

Al-Muddassir Ayat ke-20 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ ( المدّثّر : ٢٠)

thumma
ثُمَّ
Then
sesungguhnya
qutila
قُتِلَ
may he be destroyed
celakalah dia
kayfa
كَيْفَ
how
bagaimanakah
qaddara
قَدَّرَ
he plotted!
dia menetapkan

Transliterasi Latin:

ṡumma qutila kaifa qaddar (QS. 74:20)

English Sahih:

Then may he be destroyed [for] how he deliberated. (QS. [74]Al-Muddaththir verse 20)

Arti / Terjemahan:

Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?, (QS. Al-Muddassir ayat 20)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Sungguh aneh caranya. Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? Sungguh tidak masuk akal sehat.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka celakalah al-Walid bagaimana dia menetapkan. Kata-kata ini diulang lagi oleh Allah. Begitu kerasnya kutukan Allah kepada al-Walid, karena dia telah menetapkan begitu saja bahwa apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad adalah sihir dan menuduh beliau sebagai tukang sihir, seperti disebutkan dalam ayat ke-24 di depan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Kemudian celakalah dia. Bagaimanakah dia menetapkan?)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya). (Al-Muddatstsir: 18)

Yaitu sesungguhnya Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. Yakni Kami mendekatkan azab yang berat kepadanya karena dahulu ia jauh dari iman, sebab dia telah memikirkan dan menetapkan. Dengan kata lain, dia menangguhkan pendapatnya tentang Al-Qur'an ketika ditanya mengenainya, dan ia memikirkan pendapat apa yang akan dibuat-buatnya terhadap Al-Qur'an, dan dia merekayasanya dengan merenungkannya terlebih dahulu.

maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan. (Al-Muddatstsir: 19-20)

Ini merupakan kutukan terhadapnya.

kemudian dia memikirkan. (Al-Muddatstsir: 21)

Maksudnya, kembali memikirkan dan merenungkannya.

sesudah itu dia bermasam muka. (Al-Muddatstsir: 22)

Yakni bermuka kecut dan menatapkan pandangannya.

dan merengut. (Al-Muddatstsir: 22)

Yaitu mukanya menjadi hitam dan menggambarkan rasa benci; termasuk ke dalam pengertian ini ucapan seorang penyair yang bernama Taubah ibnu Himyar:

Sesungguhnya sangat mencurigakan diriku sikapnya yang kulihat selalu menghambatku dan dia selalu berpaling dari keperluanku dengan muka yang merengut.

Firman Allah Swt:

kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. (Al-Muddatstsir: 23)

Yakni berpaling dari perkara hak dan mundur dengan rasa sombong, tidak mau tunduk kepada Al-Qur'an.

lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)." (Al-Muddatstsir: 24)

Artinya, ini merupakan sihir yang dinukil oleh Muhammad dari orang lain yang sebelumnya, lalu ia mempelajarinya

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya ia telah memikirkan dan mempersiapkan diri atas segala ucapannya untuk mencela al-Qur'ân. Ia berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari ketetapannya mencela al-Qur'ân. Lalu ia pun berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari persiapannya melakukan pencelaan ini.