Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Muddassir Ayat 19

Al-Muddassir Ayat ke-19 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَۙ ( المدّثّر : ١٩)

faqutila
فَقُتِلَ
So may he be destroyed
maka celakalah ia
kayfa
كَيْفَ
how
bagaimanakah
qaddara
قَدَّرَ
he plotted!
dia menetapkan

Transliterasi Latin:

Fa qutila kaifa qaddar (QS. 74:19)

English Sahih:

So may he be destroyed [for] how he deliberated. (QS. [74]Al-Muddaththir verse 19)

Arti / Terjemahan:

Maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?, (QS. Al-Muddassir ayat 19)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

maka celakalah dan terkutuklah dia! Bagaimana dia menetapkan? Sungguh aneh caranya. Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah mengutuk al-Walid dengan kata-kata "celakalah dia, bagaimana dia menetapkan?" Terkutuklah al-Walid dan orang Quraisy yang berbuat seperti itu. Sehubungan dengan hal ini, Allah berfirman:

Dan orang-orang Yahudi berkata, "Uzair putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih putra Allah." Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (at-Taubah/9: 30)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka celakalah dia) dikutuk dan diazablah dia. (Bagaimanakah dia menetapkan?) maksudnya, keadaan apakah yang telah ditetapkannya itu?

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya). (Al-Muddatstsir: 18)

Yaitu sesungguhnya Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. Yakni Kami mendekatkan azab yang berat kepadanya karena dahulu ia jauh dari iman, sebab dia telah memikirkan dan menetapkan. Dengan kata lain, dia menangguhkan pendapatnya tentang Al-Qur'an ketika ditanya mengenainya, dan ia memikirkan pendapat apa yang akan dibuat-buatnya terhadap Al-Qur'an, dan dia merekayasanya dengan merenungkannya terlebih dahulu.

maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan. (Al-Muddatstsir: 19-20)

Ini merupakan kutukan terhadapnya.

kemudian dia memikirkan. (Al-Muddatstsir: 21)

Maksudnya, kembali memikirkan dan merenungkannya.

sesudah itu dia bermasam muka. (Al-Muddatstsir: 22)

Yakni bermuka kecut dan menatapkan pandangannya.

dan merengut. (Al-Muddatstsir: 22)

Yaitu mukanya menjadi hitam dan menggambarkan rasa benci; termasuk ke dalam pengertian ini ucapan seorang penyair yang bernama Taubah ibnu Himyar:

Sesungguhnya sangat mencurigakan diriku sikapnya yang kulihat selalu menghambatku dan dia selalu berpaling dari keperluanku dengan muka yang merengut.

Firman Allah Swt:

kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. (Al-Muddatstsir: 23)

Yakni berpaling dari perkara hak dan mundur dengan rasa sombong, tidak mau tunduk kepada Al-Qur'an.

lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu)." (Al-Muddatstsir: 24)

Artinya, ini merupakan sihir yang dinukil oleh Muhammad dari orang lain yang sebelumnya, lalu ia mempelajarinya

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya ia telah memikirkan dan mempersiapkan diri atas segala ucapannya untuk mencela al-Qur'ân. Ia berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari ketetapannya mencela al-Qur'ân. Lalu ia pun berhak mendapatkan kebinasaan sebagai akibat dari persiapannya melakukan pencelaan ini.