Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat 64
Al-A'raf Ayat ke-64 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَكَذَّبُوْهُ فَاَنْجَيْنٰهُ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ ࣖ ( الاعراف : ٦٤)
- fakadhabūhu
- فَكَذَّبُوهُ
- But they denied him
- lalu mereka mendustakannya
- fa-anjaynāhu
- فَأَنجَيْنَٰهُ
- so We saved him
- maka Kami selamatkannya
- wa-alladhīna
- وَٱلَّذِينَ
- and those who
- dan orang-orang yang
- maʿahu
- مَعَهُۥ
- (were) with him
- bersama dia
- fī
- فِى
- in
- dalam
- l-ful'ki
- ٱلْفُلْكِ
- the ship
- perahu
- wa-aghraqnā
- وَأَغْرَقْنَا
- And We drowned
- dan Kami tenggelamkan
- alladhīna
- ٱلَّذِينَ
- those who
- orang-orang yang
- kadhabū
- كَذَّبُوا۟
- denied
- (mereka) mendustakan
- biāyātinā
- بِـَٔايَٰتِنَآۚ
- Our Verses
- dengan ayat-ayat Kami
- innahum
- إِنَّهُمْ
- Indeed they
- sesungguhnya mereka
- kānū
- كَانُوا۟
- were
- adalah mereka
- qawman
- قَوْمًا
- a people
- kaum
- ʿamīna
- عَمِينَ
- blind
- buta
Transliterasi Latin:
Fa każżabụhu fa anjaināhu wallażīna ma'ahụ fil-fulki wa agraqnallażīna każżabụ bi`āyātinā, innahum kānụ qauman 'amīn(QS. 7:64)
English Sahih:
But they denied him, so We saved him and those who were with him in the ship. And We drowned those who denied Our signs. Indeed, they were a blind people. (QS. [7]Al-A'raf verse 64)
Arti / Terjemahan:
Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (QS. Al-A'raf ayat 64)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Kaum Nabi Nuh tetap tidak menghiraukan seruan dan nasihat Nabi Nuh. Bahkan, kebanyakan dari mereka mendustakannya dan terusmenerus menentang ajarannya. Mereka tetap berada dalam kekafiran sehingga Allah menurunkan azabnya. Lalu Kami selamatkan dia, yakni Nabi Nuh, dan orang-orang yang bersamanya dari siksa dan azab Kami di dalam kapal yang telah dia buat berdasarkan petunjuk Kami. Adapun balasan bagi kaum yang ingkar, Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami di dalam air banjir. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta mata hatinya sehingga tidak memiliki pandangan yang benar, tidak bisa melihat tanda-tanda kebesaran Kami, dan tidak dapat mengambil pelajaran dari peringatan yang disampaikan kepada mereka.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa kebanyakan kaum Nabi Nuh masih tetap mengejek dan mendustakannya, mereka tetap menentang perintah Tuhan dan bertambah hanyut dalam kedurhakaan. Hati nurani mereka tertutup sehingga mereka tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah dan mereka tidak dapat mengambil hikmat manfaat dari pengutusan para Rasul. Telinga mereka pun menjadi tuli sehingga mereka tidak dapat membenarkan adanya hari kemudian, hari pembalasan yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang semestinya diketahui oleh manusia bahwa seorang yang hidup di dunia ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah sebagai Pencipta-Nya, Nabi menunjukkan kepada adanya kehidupan pada hari kemudian. Tetapi manusia yang tidak menggunakan pikirannya menduga bahwa kehidupan manusia itu hanya di dunia saja tanpa ada pertanggungjawaban di akhirat.
Secara tidak sadar mereka telah menyamakan dirinya dengan hewan, karenanya timbullah berbagai perbuatan jahat seperti syirik di atas bumi ini. Karena keingkaran kaum Nuh inilah, azab Allah menimpa mereka, yaitu berupa angin dan banjir yang menenggelamkan mereka. Hanya sedikit dari pengikut kaum Nuh yang diselamatkan oleh Allah dari tenggelam di waktu terjadinya bencana tersebut karena mereka berada dalam perahu yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Kebanyakan kaumnya tenggelam karena mereka hanyut dalam kekufuran dan kemaksiatan.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya) dari tenggelam (di dalam bahtera) perahu (dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami) dengan banjir besar. (Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta) mata hatinya dari kebenaran.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka mereka mendustakan Nuh.
Yakni mereka berlarut-larut dalam mendustakan Nuh dan menentangnya, dan tidak ada yang beriman dari kalangan kaumnya kecuali hanya sedikit orang. Sebagaimana yang disebutkan di bagian lain dari Al-Qur'an.
Firman Allah Swt.:
...kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera.
At-fulk artinya kapal laut atau bahtera. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu. (Al 'Ankabut:15)
Firman Allah Swt.:
...dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Ayat ini semakna dengan ayat lain yang disebutkan melalui firman-Nya:
Disebabkan kesalahan-kesalahati mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. (Nuh:25)
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
Yakni buta terhadap perkara yang hak, mereka tidak dapat melihatnya dan tidak dapat beroleh petunjuk ke arahnya. Dalam kisah ini Allah menjelaskan bahwa Dia akan membela kekasih-kekasih-Nya dari musuh-musuh mereka, menyelamatkan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman, dan membinasakan musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang kafir. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami. (Al-Mu’min: 51), hingga akhir ayat.
Demikianlah Sunnatullah untuk hamba-hamba-Nya di dunia dan akhirat, yaitu bahwa pada akhirnya akibat yang terpuji hanyalah diraih oleh orang-orang yang bertakwa, dan keberuntungan serta kemenangan hanya diperoleh mereka. Allah Swt. telah membinasakan kaum Nuh a.s. dengan menenggelamkan mereka dan menyelamatkan Nuh beserta sahabat-sahabatnya yang beriman.
Malik meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam bahwa kaum Nabi Nuh karena banyaknya sehingga jumlah mereka memenuhi lembah-lembah dan dataran-dataran tinggi.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan, "Tidaklah Allah mengazab kaum Nabi Nuh melainkan di saat bumi penuh dengan mereka, dan tidak ada suatu daerah pun dari bumi melainkan padanya terdapat seorang raja dan pendurhaka."
Ibnu Wahb mengatakan, "Telah sampai kepadaku berita dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa orang-orang yang selamat bersama Nabi Nuh a.s. di dalam bahtera adalah delapan puluh laki-laki, salah seorang dari mereka adalah bangsa Jurhum yang berbicara memakai bahasa Arab."
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim. Dari jalur lain Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula secara muttasil sampai kepada Ibnu Abbas r.a.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Akan tetapi, meskipun telah ada bukti-bukti jelas, kebanyakan mereka tidak beriman, bahkan mendustakannya. Lalu Kami menimpakan mereka azab dengan ditenggelamkan ke dalam air. Kami selamatkan orang-orang yang beriman melalui sebuah kapal yang dibuat atas petunjuk Kami. Tenggelamlah orang-orang yang mendustakannya dan mengingkari Kami, meskipun telah ada bukti-bukti yang jelas dan nyata.