Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat 5

Al-A'raf Ayat ke-5 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَمَا كَانَ دَعْوٰىهُمْ اِذْ جَاۤءَهُمْ بَأْسُنَآ اِلَّآ اَنْ قَالُوْٓا اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ ( الاعراف : ٥)

famā
فَمَا
Then not
maka tidak
kāna
كَانَ
was
ada
daʿwāhum
دَعْوَىٰهُمْ
their plea
seruan/keluhan mereka
idh
إِذْ
when
ketika
jāahum
جَآءَهُم
came to them
datang kepada mereka
basunā
بَأْسُنَآ
Our punishment
siksaan kami
illā
إِلَّآ
except
kecuali
an
أَن
that
bahwa
qālū
قَالُوٓا۟
they said
mereka mengatakan
innā
إِنَّا
"Indeed we
sesungguhnya kami
kunnā
كُنَّا
were
adalah kami
ẓālimīna
ظَٰلِمِينَ
wrongdoers"
orang-orang yang dzalim

Transliterasi Latin:

Fa mā kāna da'wāhum iż jā`ahum ba`sunā illā ang qālū innā kunnā ẓālimīn (QS. 7:5)

English Sahih:

And their declaration when Our punishment came to them was only that they said, "Indeed, we were wrongdoers!" (QS. [7]Al-A'raf verse 5)

Arti / Terjemahan:

Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim". (QS. Al-A'raf ayat 5)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka ketika siksaan Kami datang menimpa mereka, keluhan mereka tidak lain, hanya mengucap, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." Mereka mengakui dosa-dosanya, tetapi semua penyesalan itu tidak ada gunanya lagi. Mereka tetap dibinasakan. Inilah siksaan mereka di dunia. Di akhirat nanti, azab Allah akan lebih pedih lagi. Mereka akan dimintakan pertanggungjawaban.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan bahwa umat yang telah ditimpa siksa itu, tidak lain keluhannya kecuali mereka mengakui kezaliman, kesalahan dan kedurhakaan yang telah mereka perbuat. Ketika itulah baru mereka sadar dan menyesal, serta mengharapkan sesuatu jalan yang dapat mengeluarkan mereka dari bencana yang telah menimpa itu. Kesadaran dan penyesalan mereka tentunya tidak akan bermanfaat dan tidak ada gunanya lagi; sebagaimana firman Allah:

Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang zalim yang telah Kami binasakan, dan Kami jadikan generasi yang lain setelah mereka itu (sebagai penggantinya). Maka ketika mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari (negerinya) itu. Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu (yang baik), agar kamu dapat ditanya. Mereka berkata, "Betapa celaka kami, sungguh, kami orang-orang yang zalim." Maka demikianlah keluhan mereka berkepanjangan, sehingga mereka Kami jadikan sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al-Anbiya'/21: 11-15)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka tidak adalah keluhan mereka) yaitu perkataan mereka (di waktu datang kepada mereka siksaan Kami kecuali mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lalim.")

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.”

Yakni tiada lain ucapan mereka ketika azab datang menimpa mereka, melainkan pengakuan mereka terhadap dosa-dosa mereka dan bahwa mereka pantas menerimanya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri-negeri yang zalim yang telah Kami binasakan. (Al Anbiyaa:11)

sampai dengan firman-Nya:

yang tidak dapat hidup lagi. (Al Anbiyaa:15)

Ibnu Jarir mengatakan bahwa di dalam ayat ini terkandung keterangan yang jelas yang menunjukkan keabsahan riwayat yang diketengahkan dari Rasulullah Saw., yaitu tentang sabdanya yang mengatakan:

Tidaklah suatu kaum dibinasakan sebelum mereka mengakui kesalahan diri mereka sendiri.

Hal tersebut telah diceritakan oleh Ibnu Humaid kepada kami, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Abu Sinan, dari Abdul Malik ibnu Maisarah Az-Zarrad yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Tidaklah suatu kaum dibinasakan sebelum mereka mengakui kesalahan diri mereka sendiri. Abdul Malik melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertanya kepada Ibnu Mas'ud, "Mengapa terjadi demikian?" Ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya:

Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim."

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka mengakui dosa-dosa yang menjadi penyebab bencana. Tidak ada yang dapat mereka lakukan ketika menyaksikan siksaan Kami selain berkata, "Sesungguhnya kamilah yang menzalimi diri sendiri dengan berbuat maksiat. Tuhan tidak menzalimi kami dengan siksaan-Nya." Padahal ungkapan itu sudah tidak berguna lagi.