Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat 40

Al-A'raf Ayat ke-40 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَاسْتَكْبَرُوْا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ اَبْوَابُ السَّمَاۤءِ وَلَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتّٰى يَلِجَ الْجَمَلُ فِيْ سَمِّ الْخِيَاطِ ۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُجْرِمِيْنَ ( الاعراف : ٤٠)

inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
alladhīna
ٱلَّذِينَ
those who
orang-orang yang
kadhabū
كَذَّبُوا۟
denied
(mereka) mendustakan
biāyātinā
بِـَٔايَٰتِنَا
Our Verses
dengan ayat-ayat Kami
wa-is'takbarū
وَٱسْتَكْبَرُوا۟
and (were) arrogant
dan mereka menyombongkan diri
ʿanhā
عَنْهَا
towards them
daripadanya
لَا
(will) not
tidak
tufattaḥu
تُفَتَّحُ
be opened
dibukakan
lahum
لَهُمْ
for them
bagi mereka
abwābu
أَبْوَٰبُ
(the) doors
pintu-pintu
l-samāi
ٱلسَّمَآءِ
(of) the heaven
langit
walā
وَلَا
and not
dan tidak
yadkhulūna
يَدْخُلُونَ
they will enter
mereka masuk
l-janata
ٱلْجَنَّةَ
Paradise
surga
ḥattā
حَتَّىٰ
until
sehingga
yalija
يَلِجَ
passes
masuk
l-jamalu
ٱلْجَمَلُ
the camel
unta
فِى
through
dalam
sammi
سَمِّ
(the) eye
lubang
l-khiyāṭi
ٱلْخِيَاطِۚ
(of) the needle
jarum
wakadhālika
وَكَذَٰلِكَ
And thus
dan demikianlah
najzī
نَجْزِى
We recompense
Kami memberi balasan
l-muj'rimīna
ٱلْمُجْرِمِينَ
the criminals
orang-orang yang berdosa

Transliterasi Latin:

Innallażīna każżabụ bi`āyātinā wastakbarụ 'an-hā lā tufattaḥu lahum abwābus-samā`i wa lā yadkhulụnal-jannata ḥattā yalijal-jamalu fī sammil-khiyāṭ, wa każālika najzil-mujrimīn (QS. 7:40)

English Sahih:

Indeed, those who deny Our verses and are arrogant toward them – the gates of Heaven will not be opened for them, nor will they enter Paradise until a camel enters into the eye of a needle [i.e., never]. And thus do We recompense the criminals. (QS. [7]Al-A'raf verse 40)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS. Al-A'raf ayat 40)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Sesungguhnya orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat yang menunjukkan keesaan Kami dan menyombongkan diri terhadapnya dengan tidak mengindahkan syariat Kami, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka: doanya, perbuatannya, bahkan arwahnya. Dan pada hari kemudian mereka tidak akan mungkin masuk surga, sebelum, yakni kecuali jika terjadi sesuatu yang mustahil menurut akal manusia, yaitu unta masuk ke dalam lubang jarum yang demikian kecil. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat, para pendurhaka yang kedurhakaannya telah mendarah daging pada dirinya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Yang dimaksud dengan mendustakan ayat-ayat Allah dalam ayat ini, ialah mendustakan hal-hal yang terkait dengan ketauhidan, seperti yang berhubungan dengan adanya Allah dan keesaan-Nya, yang berhubungan dengan kenabian, hari Kiamat, hari kebangkitan dan lain-lainnya. Mereka mendustakan, tidak mau menerima dan menolak ayat-ayat seperti ini dengan sombong dan congkak, maka mereka tidak akan dibukakan pintu langit.
Ada dua pengertian tentang tidak dibukakan pintu langit, di antaranya tidak akan diterima amal mereka dan tidak akan sampai kepada Allah, walaupun bagaimana besar amal dan usaha mereka. Bukan saja amal dan usaha mereka tidak sampai kepada Allah, juga doa dan permintaan mereka tidak akan sampai. Dalam pengertian lain menurut Ibnu 'Abbas roh mereka tidak langsung diterima Allah, karena Allah hanya menerima perkataan yang baik dan amal yang saleh, sebagaimana firman-Nya:

Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal kebajikan, Dia akan mengangkatnya. (Fathir/35: 10)

Selain dari itu mereka tidak akan masuk ke dalam surga buat selama-lamanya. Dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan bagi mereka, bahwa mereka tidak akan masuk surga, kecuali bila unta dapat masuk ke dalam lubang jarum. Maksudnya, mereka mustahil akan masuk surga buat selama-lamanya. Demikianlah balasan yang diberikan Allah terhadap mereka yang berdosa seperti itu, yaitu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan tidak mau menerimanya dengan cara menyombongkan diri.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri) mereka berlaku sombong (terhadapnya) kemudian mereka tidak mau percaya terhadapnya (sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit) yaitu apabila arwah-arwah mereka dinaikkan sesudah mati, sehingga arwah mereka turun kembali ke Sijjin atau neraka yang ada di dalam perut bumi. Berbeda dengan arwahnya orang yang beriman, pintu-pintu langit dibukakan untuknya, sehingga arwahnya dapat naik ke langit yang ke tujuh, demikianlah menurut penjelasan hadis (dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk) yakni jika ada unta yang dapat masuk (ke dalam lubang jarum) maksudnya lubang yang ada pada jarum; ini kata kiasan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, demikian pula masuknya mereka ke dalam surga. (Demikianlah) pembalasan itu (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan) oleh sebab kekafirannya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

...sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit.

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah tiada suatu amal saleh pun dan tiada suatu doa pun bagi mereka yang dinaikkan ke langit (yakni tidak diterima). Demikianlah menurut Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair, dan menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi dan Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas. Hal yang sama dikatakan oleh riwayat As-Sauri, dari Lais, dari Ata, dari Ibnu Abbas.

Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah tidak dibukakan pintu-pintu langit bagi arwah mereka. Demikianlah menurut riwayat Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, juga dikatakan oleh As-Saddi serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Pendapat ini diperkuat oleh apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Yaitu:

telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib. telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Al-A'masy, dari Al-Minhal (yaitu Ibnu Amr), dari Zazan, dari Al-Barra, bahwa Rasulullah Saw. pernah menceritakan perihal pencabutan nyawa orang yang ahli maksiat. Lalu rohnya dibawa naik ke langit, dan mereka (para malaikat) yang membawanya tidak sekali-kali melewati segolongan malaikat, melainkan mereka yang dijumpai mengatakan, "Siapakah yang rohnya seburuk itu?" Maka para malaikat yang membawanya menjawab, "Rohnya si Jahat anu," dengan menyebut nama julukannya yang paling buruk ketika di dunia. Setelah mereka sampai di pintu langit dengan roh tersebut, mereka minta izin untuk dibukakan pintu bagi roh itu. Tetapi ternyata roh itu tidak diizinkan masuk, pintu langit tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit. (Al A'raf:40), hingga akhir ayat.

Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir, dan hadis ini merupakan sebagian dari hadis aslinya yang cukup panjang, diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah melalui berbagai jalur dari Al-Minhal ibnu Amr dengan sanad yang sama.

Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara panjang lebar. Untuk itu ia mengatakan:

telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Zazan, dari Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan: Kami berangkat bersama Rasulullah Saw. untuk mengantarkan jenazah seorang lelaki dari kalangan Ansar. Ketika kami sampai di kuburan dan jenazah sudah dilianglahadkan, maka Rasulullah Saw. duduk, kami pun duduk pula di sekitarnya seakan-akan di atas kepala kami ada burung, sedangkan di tangan Rasulullah Saw. terdapat setangkai kayu yang ia ketuk-ketukkan ke tanah. Lalu beliau Saw. mengangkat kepalanya dan bersabda: Mohon perlindunganlah kalian kepada Allah dari azab kubur! Ucapan ini dikatakannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau Saw. bersabda: Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila ajalnya di dunia sudah habis dan akan menghadap ke akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat yang semua wajahnya putih seakan-akan seperti matahari. Mereka turun dengan membawa kain kafan dari surga dan wewangian pengawet jenazah dari surga, hingga mereka semua duduk di dekatnya sampai sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya, lalu malaikat maut berkata, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah menuju kepada ampunan dan rida Allah!" Nabi Saw. melanjutkan sabdanya: Maka keluarlah rohnya, mengucur sebagaimana mengucurnya tetesan air dari mulut (lubang) wadah penyiram. Kemudian malaikat maut memegangnya, dan apabila malaikat maut telah memegangnya, maka tidak dibiarkan pada tangannya barang sekejap pun. melainkan ia langsung mencabutnya, mengafankan, serta mewangikannya dengan kafan dan wewangian yang dibawanya Sedangkan dari roh itu tercium bau wewangian minyak kesturi yang paling harum di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke langit. Maka tidak sekali-kali mereka yang membawanya melewati sejumlah malaikat, melainkan mereka bertanya, "Siapakah roh yang harum ini?” Mereka menjawab, "Si Fulan, " yakni dengan menyebutkan nama terbaiknya yang biasa dipakai untuk memanggilnya ketika di dunia Hingga sampailah mereka ke langit yang paling rendah, lalu mereka memintakan izin masuk untuknya, dan pintu langit dibukakan untuknya. Maka ia diiringi oleh semua malaikat penghuni setiap lapis langit untuk mengantarkannya sampai kepada lapis langit yang lainnya, hingga sampai kepada langit yang ketujuh. Maka Allah Swt. berfirman, "Catatkanlah di dalam kitab {catatan amal) hamba-Ku ini bahwa dia termasuk orang-orang yang menghuni surga yang tinggi, dan kembalikanlah ia ke bumi, karena sesungguhnya Aku telah menciptakan mereka dari tanah, dan kepadanya Aku kembalikan mereka, serta darinya Aku keluarkan mereka di kesempatan yang lain.” Nabi Saw. melanjutkan sabdanya: Maka rohnya dikembalikan, lalu datanglah kepadanya dua malaikat, dan kedua malaikat itu mempersilakannya duduk. Keduanya bertanya kepadanya.”Siapakah Tuhanmu?” Maka ia menjawab, "Tuhanku adalah Allah.” Keduanya menanyainya lagi, "Apakah agamamu?” Ia menjawab, "Agamaku Islam.” Keduanya bertanya kepadanya, "Siapakah lelaki ini yang diutus di antara kalian?” Ia menjawab, "Dia adalah utusan Allah." Kedua malaikat bertanya lagi kepadanya, "Apakah amal perbuatanmu?” Ia men­jawab, "Saya membaca Kitabullah, maka saya beriman dan membenarkannya.” Maka ada suara yang menyerukan dari langit, "Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku. Maka hamparkanlah baginya hamparan dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah baginya suatu pintu yang menghubungkan ke surga.” Maka kesegaran dan wewangian dari surga datang kepadanya serta dilapangkan baginya kuburnya hingga sejauh mata memandang. Nabi Saw. melanjutkan kisahnya: Dan datanglah kepadanya seorang lelaki yang berwajah tampan, berpakaian indah lagi harum baunya, lalu lelaki itu berkata, "Bergembiralah engkau dengan berita yang akan membuatmu bahagia. Inilah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.” Ia bertanya kepada lelaki itu.”Siapakah engkau ini? Penampilanmu merupakan penampilan orang yang membawa kebaikan.”Lelaki itu menjawab, "Saya adalah amal salehmu.” Maka ia berkata.”Ya Tuhanku, segerakanlah kiamat. Ya Tuhanku, segerakanlah kiamat agar aku dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan harta bendaku.” Nabi Saw. melanjutkan kisahnya: Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila ajalnya sudah habis di dunia ini dan hendak menghadap ke alam akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat yang berwajah hitam dengan membawa karung, lalu mereka duduk sejauh mata memandang darinya. Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya. Lalu malaikat maut berkata, "Hai jiwa yang jahat, keluarlah engkau menuju kepada kemurkaan dan marah Allah" Nabi Saw. melanjutkan kisahnya: Maka rohnya bercerai-berai keseluruh tubuhnya (bersembunyi), kemudian malaikat maut mencabutnya sebagaimana seseorang mencabut besi pemanggang daging dari kain wol yang basah (mencabut kain kerudung dari dahan yang beronak duri, pent.). Malaikat maut mencabut rohnya, dan apabila ia telah mencabutnya, maka mereka tidak membiarkan roh itu berada di tangan malaikat maut barang sekejap pun, melainkan langsung mereka masukkan ke dalam karung tersebut, dan tercium darinya bau bangkai yang paling busuk di muka bumi ini. Kemudian mereka membawanya naik, dan tidak sekali-kali mereka yang membawanya bersua dengan segolongan malaikat, melainkan mereka mengatakan, "Siapakah yang memiliki roh yang buruk ini?” Mereka menjawab, "Si Fulan bin Fulan, " dengan menyebut nama panggilan terburuknya ketika di dunia, hingga sampailah roh itu ke langit yang paling bawah. Kemudian dimintakan izin untuk naik, tetapi pintu langit tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. (Al A'raf:40) Maka Allah Swt. berfirman, "Catatkanlah pada kitab catatan amalnya bahwa dia dimasukkan ke dalam Sijjin bagian bumi yang paling dasar!" Lalu rohnya dicampakkan dengan kasar (ke tempat tersebut). Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Dan barang siapa mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (Al Hajj:31) Maka dikembalikanlah rohnya ke dalam jasadnya dan datang kepadanya dua malaikat yang langsung mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya kepadanya, "Siapakah Tuhanmu?” Ia hanya mengatakan, "Ha, ha, tidak tahu.” Keduanya bertanya kepadanya, "Apakah agamamu?” Ia menjawab, "Ha, ha, tidak tahu." Kedua malaikat bertanya kepadanya, "Siapakah lelaki yang diutus di kalangan kalian ini?” Ia menjawab, "Ha, ha, tidak tahu.” Maka terdengarlah suara dari langit menyerukan, "Hamba-Ku telah berdusta, maka hamparkanlah untuknya hamparan dari neraka, dan bukakanlah baginya sebuah pintu yang menuju ke neraka." Lalu panas neraka dan anginnya yang membakar datang kepadanya, serta kuburan tempat tinggalnya disempitkan sehingga tulang-tulang iganya berantakan. Kemudian datanglah seorang lelaki yang buruk rupanya, buruk pakaiannya lagi busuk baunya seraya berkata, "Rasakanlah apa yang akan membuatmu tersiksa. Hari ini adalah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.” Maka ia bertanya, "Siapakah kamu? Penampilanmu merupakan penampilan orang yang membawa kejahatan.” Lelaki itu menjawab, "Saya adalah amal burukmu.” Maka ia berkata, "Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan hari kiamat."

Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Yunus ibnu Khabbab, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Zazan, dari Al-Barra ibnu Azib yang menceritakan: Kami berangkat bersama Rasulullah Saw. untuk menjenguk jenazah seseorang. Kemudian di dalam hadis ini disebutkan hal yang semisal dengan hadis di atas.

Tetapi di dalam hadis ini disebutkan bahwa:

apabila rohnya keluar (dari tubuhnya), maka semua malaikat yang terdapat di antara langit dan bumi memohonkan rahmat baginya, begitu pula semua malaikat yang di langit (berikutnya). Dan dibukakan baginya semua pintu langit. Tiada suatu penghuni pintu (langit) pun, melainkan mendoakan agar Allah Swt. menaikkan rohnya ke langit berikutnya. Di bagian akhir dari hadis ini disebutkan bahwa: kemudian ditugas­kan kepadanya malaikat yang tidak mau melihat, tidak mau mendengar, dan tidak mau berbicara (malaikat yang sangat bengis), sedangkan di tangannya terdapat sebuah cemeti, seandainya cemeti itu dipukulkan ke sebuah gunung, niscaya gunungnya akan menjadi debu. Kemudian malaikat itu memukulnya sekali pukul, sehingga jadilah ia debu. Lalu Allah menghidupkannya kembali seperti semula, kemudian malaikat itu memukulnya lagi, maka menjeritlah ia dengan jeritan yang dapat didengar oleh segala sesuatu kecuali jin dan manusia. Al-Barra ibnu Azib melanjutkan kisahnya, bahwa kemudian dibukakan baginya sebuah pintu dari neraka dan digelarkan baginya hamparan dari api neraka.

Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Nasai, Imam Ibnu Majah, dan Ibnu Jarir —yang lafaz hadis berikut menurut apa yang ada pada Ibnu Jarir— disebutkan melalui hadis Muhammad ibnu Amr ibnu Ata, dari Sa'id ibnu Yasar, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Mayat selalu dihadiri oleh para malaikat. Apabila mayat itu adalah seorang lelaki yang saleh, maka mereka berkata, "Keluarlah wahai jiwa yang tenang, yang berada di dalam jasad yang baik. Keluarlah engkau dalam keadaan terpuji dan bergembiralah engkau dengan peristirahatan, wewangian, dan Tuhan yang tidak murka.” Para malaikat selalu mengucapkan demikian hingga rohnya diangkat naik ke langit. Kemudian dimintakan izin naik baginya, maka ditanyakan, "Siapakah orang ini?” Mereka (para malaikat yang mengantarnya) mengatakan, "Si Fulan." Maka dijawab, "Selamat datang dengan jiwa yang baik yang dahulu berada di dalam tubuh yang baik. Masuklah engkau dalam keadaan terpuji, dan bergembiralah dengan tempat peristirahatan, wewangian, dan Tuhan yang tidak murka.” Dan dikatakan hal tersebut hingga sampai ke langit yang padanya ada Allah Swt. Apabila lelaki itu orang yang jahat, maka mereka (para malaikat) mengatakan, "Keluarlah hai jiwa yang buruk yang berasal dari tubuh yang buruk. Keluarlah engkau dalam keadaan tercela dan rasakanlah air panas yang mendidih dan air yang sangat dingin serta azab yang lain yang serupa itu berbagai macam." Ucapan itu dikatakan kepadanya terus-menerus hingga keluar (dari tubuhnya), kemudian dibawa naik ke langit. Lalu dimintakan izin masuk untuknya, dan ditanyakan, "Siapakah orang ini?” Mereka menjawab, "Si Fulan." Mereka berkata, "Tidak ada ucapan selamat datang bagi jiwa yang buruk yang berasal dari tubuh yang buruk, kembalilah engkau dalam keadaan tercela. Karena sesungguhnya tidak akan dibukakan untukmu semua pintu langit." Kemudian rohnya dilepaskan di antara langit dan bumi, dan pada akhirnya kembali ke kubur(nya).

Ibnu Juraij mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit. (Al A'raf:40) Yakni tidak akan dibukakan bagi amal-amal mereka, tidak pula bagi arwah mereka. Pendapat ini menggabungkan pengertian di antara dua pendapat.

Firman Allah Swt.:

Dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.

Demikianlah menurut qiraat jumhur ulama, dan mereka menafsirkannya bahwa yang dimaksud dengan al-jamal ialah unta.

Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-jamal ialah anak unta. Menurut riwayat yang lain yaitu unta jantan.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah hingga unta masuk ke lubang jarum (yakni mustahil). Hal yang sama dikatakan oleh Abul Aliyah dan Ad-Dahhak. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah dan Al-Aufi, dari Ibnu Abbas.

Mujahid dan Ikrimah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas membacanya dengan bacaan berikut: Al-jummalu, yang artinya tambang yang kasar masuk ke dalam lubang jarum. Inilah yang dipilih oleh Sa'id ibnu Jubair. Di dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Ibnu Abbas membacanya hatta yalijal jamalu, yakni tambang penambat perahu (tambang yang kuat, besar, lagi kasar).

Firman Allah Swt.:

Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka.

Menurut Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, makna firman-Nya: Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka.Yakni tikar atau hamparan. dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Mihad, selimut.

Hal yang sama dikatakan oleh Ad-Dahhak ibnu Muzahim dan As-Saddi.

Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan Kami yang ada di kitab-kitab suci dan alam semesta, enggan memetik petunjuk darinya dan tidak bertobat, terputus harapannya untuk diterima amalnya, dan untuk mendapat kasih sayang Allah dan harapan masuk surga. Perumpamaannya seperti seekor unta yang tidak akan mungkin dapat masuk ke lobang jarum. Dengan siksa semacam ini Kami akan menghukum tiap-tiap umat yang mendustakan dan menyombongkan diri.