Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat 197
Al-A'raf Ayat ke-197 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَالَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَكُمْ وَلَآ اَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُوْنَ ( الاعراف : ١٩٧)
- wa-alladhīna
- وَٱلَّذِينَ
- And those whom
- dan orang-orang yang
- tadʿūna
- تَدْعُونَ
- you invoke
- kamu sembah
- min
- مِن
- from
- dari
- dūnihi
- دُونِهِۦ
- besides Him
- selain
- lā
- لَا
- not
- tidak
- yastaṭīʿūna
- يَسْتَطِيعُونَ
- they are able
- mereka dapat
- naṣrakum
- نَصْرَكُمْ
- (to) help you
- menolong kamu
- walā
- وَلَآ
- and not
- dan tidak
- anfusahum
- أَنفُسَهُمْ
- themselves
- diri mereka
- yanṣurūna
- يَنصُرُونَ
- can they help
- mereka menolong
Transliterasi Latin:
Wallażīna tad'ụna min dụnihī lā yastaṭī'ụna naṣrakum wa lā anfusahum yanṣurụn(QS. 7:197)
English Sahih:
And those you call upon besides Him are unable to help you, nor can they help themselves." (QS. [7]Al-A'raf verse 197)
Arti / Terjemahan:
Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri. (QS. Al-A'raf ayat 197)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Itulah sifat-sifat Allah yang disembah oleh Nabi Muhammad dan para pengikutnya, sedangkan berhala yang disembah oleh orang-orang musyrik yang sesat, sifatnya seperti diurai pada ayat ini. Dan berhala-berhala yang selalu kamu, yakni orang-orang musyrik penyembah berhala seru selain Allah untuk meminta pertolongan dan beribadah kepada mereka, tidaklah sanggup menolongmu dengan cara apa pun, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri, mereka itu lemah seperti halnya kamu, bahkan lebih lemah dari kamu."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah swt menegaskan kembali pada kaum musyrikin bahwa berhala-berhala yang mereka harapkan pertolongannya itu tidak dapat berbuat apa-apa bahkan menolong diri mereka sendiri tidak dapat, apalagi menolong diri orang lain. Baik memberi manfaat, maupun menolak kemudharatan, seperti apa yang diperbuat Nabi Ibrahim as. Beliau menghancurkan patung-patung kaumnya, sehingga menjadi berkeping-keping. Patung-patung itu tidak dapat membela diri dan membalas dendam.
Diceritakan oleh Ibnu Katsir, bahwa Muaz bin Amr bin al- Jamuh beserta Muaz bin Jabal ra, masuk agama Islam ketika Nabi Muhammad, tiba di Medinah. Keduanya masih muda-muda. Pada suatu malam mereka pergi menghancurkan patung-patung orang musyrikin dan dijadikan kayu bakar untuk para janda. Maksudnya agar kaumnya mengetahui dan mengambil pelajaran dari peristiwa itu.
Orang tuanya yang bernama Amr bin al-Jamuh seorang kepala suku, memiliki sebuah patung yang selalu disembahnya dan diberinya wangi-wangian. Pada suatu malam kedua anak muda itu mendatangi patung tersebut. Lalu patung itu dibalikkannya, kepalanya dibawah dan diberinya kotoran manusia. Besok harinya Amr bin Al Jamuh datang ke tempat patung sembahannya, dilihatnya apa yang telah terjadi. Patung itu kemudian dibersihkanya dan diberinya wangi-wangian lalu dia letakkan sebuah pedang di sampingnya. Berkatalah dia kepada patung itu: "Belalah dirimu". Tetapi keesokan harinya kedua anak muda itu kembali mengulangi perbuatannya dan orang tua itupun kembali pula berbuat seperti semula lagi.
Akhirnya kedua anak muda itu mengambil patung itu dan mengikatnya bersama anjing yang mati, lalu diletakkannya di dekat sumur yang dekat dengan tempat itu. Kemudian ketika orang tua itu datang lagi dan melihat apa yang terjadi atas patungnya, sadarlah dia bahwa agama yang dianutnya selama ini adalah agama yang bathil. Kemudian Amr bin Jamuh masuk agama Islam dan menjadi seorang muslim yang baik. Beliau mati syahid dalam Perang Uhud (Lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid 2, hal 277).
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri) lalu mengapa aku mempedulikan keadaan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan berhala-berhala yang kalian seru selain Allah., hingga akhir ayat.
Ayat ini berkedudukan menguatkan apa yang disebutkan sebelumnya, hanya saja dalam ayat ini diungkapkan dalam bentuk khitab (sebagai lawan bicara), sedangkan pada sebelumnya disebutkan dengan ungkapan gaibah (yakni orang yang ketiga). Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
...tidaklah sanggup menolong kalian, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Adapun berhala-berhala yang kalian minta pertolongan kepada mereka selain Allah tidak akan dapat memberikan pertolongan itu pada kalian, juga pada diri mereka sendiri.