Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat 104
Al-A'raf Ayat ke-104 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَقَالَ مُوْسٰى يٰفِرْعَوْنُ اِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ( الاعراف : ١٠٤)
- waqāla
- وَقَالَ
- And said
- dan berkata
- mūsā
- مُوسَىٰ
- Musa
- Musa
- yāfir'ʿawnu
- يَٰفِرْعَوْنُ
- "O Firaun!
- Hai fir'aun
- innī
- إِنِّى
- Indeed, I am
- sesungguhnya aku
- rasūlun
- رَسُولٌ
- a Messenger
- seorang Rasul
- min
- مِّن
- from
- dari
- rabbi
- رَّبِّ
- (the) Lord
- Tuhan
- l-ʿālamīna
- ٱلْعَٰلَمِينَ
- (of) the worlds
- semesta alam
Transliterasi Latin:
Wa qāla mụsā yā fir'aunu innī rasụlum mir rabbil-'ālamīn(QS. 7:104)
English Sahih:
And Moses said, "O Pharaoh, I am a messenger from the Lord of the worlds (QS. [7]Al-A'raf verse 104)
Arti / Terjemahan:
Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, (QS. Al-A'raf ayat 104)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan Nabi Musa berkata, "Wahai Fir'aun! Sungguh, aku adalah seorang utusan yang datang untuk menyampaikan seruan dan syariat dari Tuhan Yang Mencipta dan Mengatur keadaan seluruh alam, termasuk Mesir.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini dikisahkan ucapan Musa yang pertama kali disampaikan kepada Firaun setelah Allah mengangkatnya sebagai Rasul. Nabi Musa memberitahukan kepada Firaun, bahwa dia adalah utusan Allah, Tuhan semesta alam. Pemberitahuan ini berarti bahwa: Musa telah menjalankan tugasnya sebagai nabi Allah, Pencipta dan Penguasa seluruh alam. Karena itu hendaknya Firaun menerima keterangan Nabi Musa tersebut dan tidak akan menghalang-halangi tugasnya sebagai Rasul.
Selanjutnya Nabi Musa menambahkan keterangannya, bahwa dia mengatakan yang hak mengenai Allah. Artinya: apa yang dikatakannya bahwa Allah adalah Tuhan Semesta Alam, dan bahwa Dia telah mengutusnya sebagai Rasul adalah hal yang sebenarnya. Ia tidak mengatakan sesuatu yang tidak benar, karena mustahil Allah mengutus orang yang suka berdusta.
Kemudian ditegaskan lagi, bahwa Musa membawa bukti-bukti yang dikaruniakan Allah kepadanya, untuk membuktikan kebenarannya dalam dakwahnya. Dalam ucapan itu, Nabi Musa memakai ungkapan: "Sesungguhnya aku datang kepadamu membawa bukti dari Tuhanmu". Ini adalah untuk menunjukkan bahwa Firaun bukanlah Tuhan, melainkan hanya sekedar hamba Tuhan. Sedang Tuhan yang sebenarnya adalah Allah swt.
Keterangan ini sangat penting artinya, karena Firaun yang angkuh itu telah mengaku sebagai Tuhan dan menyuruh rakyatnya menyembah kepadanya. Maka penegasan Nabi Musa ini telah menyangkal kebohongan dan kesombongan Firaun, yang telah memposisikan dirinya sebagai Tuhan. selain itu, ungkapan Nabi Musa, juga mengandung arti, bahwa bukti-bukti yang dibawanya adalah karunia Allah bukan dari dirinya sendiri.
Pada akhir ayat ini disebutkan, bahwa setelah mengemukakan keterangan-keterangan tersebut di atas, dan setelah melalui perjuangan yang melelahkan Musa as menuntut kepada Firaun agar ia membebaskan Bani Israil dari cengkeraman kekuasaan dan perbudakannya, dan membiarkan mereka pergi bersama Nabi Musa meninggalkan negeri Mesir, kembali ke tanah air mereka di Palestina, agar mereka bebas dan merdeka untuk menyembah Tuhan mereka dan melaksanakan ajarannya.
Tuntutan Nabi Musa tersebut mengandung arti bahwa perbudakan oleh manusia terhadap sesama manusia harus dilenyapkan dan seorang penguasa hendaklah memberikan kebebasan kepada orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya, untuk memeluk agama serta melakukan ibadah menurut kepercayaan masing-masing. Oleh sebab itu, kalau Firaun tidak mau beriman kepada Allah janganlah ia menghalangi orang lain untuk beriman dan beribadah menurut keyakinan mereka.
Adalah menarik untuk diperhatikan bahwa ucapan pertama kali dari Nabi Musa as dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai Rasul adalah berbeda dengan ucapan Nabi dan Rasul-rasul sebelumnya, ketika mereka mulai berdakwah, misalnya:
a. Ucapan pertama dari Nabi Nuh as kepada kaumnya adalah sebagai berikut:
"Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia". Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang dahsyat (kiamat). (al-Araf/7:59)
b. Ucapan Nabi Hud kepada kaum ad adalah :
"Dan kepada kaum Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?" (al-Araf/7: 65)
Dan ucapan Nabi Saleh kepada kaum samud adalah:
"Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkan ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih". ( al-Araf/7: 73)
c. ucapan Nabi Syuaib kepada kaumnya, penduduk Madyan, adalah:
"Dan kepada penduduk Madyan, (Kami utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata," "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu merugikan sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman". ( al-Araf/7: 85)
Sedang ucapan pertama dari Nabi Musa yang ditujukan kepada Firaun adalah:
"Wahai Firaun! Sungguh, aku adalah seorang utusan dari Tuhan seluruh alam." (al-Araf/7: 104)
Bila kita bandingkan antara ayat-ayat tersebut nampak perbedaan diantaranya yaitu bahwa: ucapan pertama dari Rasul-rasul sebelum Nabi Musa as yang ditujukan kepada kaum mereka masing-masing adalah berisi seruan kepada agama tauhid, yaitu menyembah Allah semata, dengan alasan bahwa tidak ada tuhan bagi manusia selain Allah. Sedang ucapan pertama dari Nabi Musa yang ditujukan kepada Firaun adalah berisi pemberitahuan kepadanya bahwa Musa adalah utusan Allah. Dengan demikian, dalam ucapan itu tidak ada seruan yang nyata kepada Firaun agar ia menyembah Allah.
Dari sini, dapat diambil kesimpulan atau pengertian sebagai berikut:
a. Obyek (sasaran) yang utama dari dakwah Musa bukan hanya Firaun tetapi termasuk kaumnya sendiri, yaitu Bani Israil. Musa bertugas untuk melepaskan Bani Israil dari perbudakan Firaun dan membimbing kaumnya kepada agama yang benar.
b. Nabi Musa mengenal watak dan kelakuan Firaun, Firaun tidak saja ingkar kepada Allah, bahkan juga ia menganggap dirinya sebagai tuhan dan menyuruh orang lain untuk menyembahnya. Oleh sebab itu Firaun hanya diberi peringatan bahwa tuhan yang sebenarnya bukanlah dia, melainkan Allah Pencipta alam semesta. Karena tidak ada faedahnya untuk mengajak Firaun menyembah Allah, ajakan ini pasti tidak akan dihiraukan dan tidak akan diindahkannya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan Musa berkata, "Hai Firaun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan Tuhan semesta alam") kepadamu, akan tetapi Firaun mendustakannya dan Musa berkata,
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menceritakan perdebatan Musa terhadap Fir'aun dan tekanannya terhadap Fir'aun dengan hujah dan menampilkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang jelas. Hal ini dilakukannya di hadapan Fir'aun dan kaumnya dari bangsa Qibti penghuni negeri Mesir. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
Dan Musa berkata, "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam.”
Maksudnya, Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu telah mengutusku menjadi seorang rasul, Dia adalah Pemilik dan Penguasa segala sesuatu.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Mûsâ berkata, "Wahai Fir'aun, sesungguhnya aku diutus oleh Allah, Tuhan semesta alam yang berkuasa mutlak atasmu, untuk menyampaikan seruan dan syariat-Nya.