Al-Qur'an Surat Al-Qalam Ayat 26
Al-Qalam Ayat ke-26 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَلَمَّا رَاَوْهَا قَالُوْٓا اِنَّا لَضَاۤلُّوْنَۙ ( القلم : ٢٦)
- falammā
- فَلَمَّا
- But when
- maka tatkala
- ra-awhā
- رَأَوْهَا
- they saw it
- mereka melihatnya
- qālū
- قَالُوٓا۟
- they said
- mereka berkata
- innā
- إِنَّا
- "Indeed we
- sesungguhnya Kami
- laḍāllūna
- لَضَآلُّونَ
- (are) surely lost
- benar-benar orang-orang yang sesat
Transliterasi Latin:
Fa lammā ra`auhā qālū innā laḍāllụn(QS. 68:26)
English Sahih:
But when they saw it, they said, "Indeed, we are lost; (QS. [68]Al-Qalam verse 26)
Arti / Terjemahan:
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), (QS. Al-Qalam ayat 26)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Maka betapa terkejutnya ketika mereka melihat kebun itu ternyata telah binasa, mereka pun berkata, “Sungguh, kita ini benar-benar orang-orang yang sesat dengan merencanakan sesuatu yang buruk, akhirnya rusaklah kebun kita,
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Setelah sampai di kebun, mereka pun tercengang karena kebun itu telah musnah dan habis terbakar. Mereka mengira bahwa yang terbakar itu bukan kebun mereka, karena kebun mereka yang dipenuhi tanaman-tanaman yang subur dan buahnya lebat, telah waktunya untuk dipetik.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Tatkala mereka melihat kebun itu) dalam keadaan hangus terbakar (mereka berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat.") Bukankah ini kebun kita. Kemudian setelah mereka mengetahui, bahwa itu adalah benar-benar kebun mereka, lalu mereka mengatakan:
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan). (Al-Qalam: 26)
Ketika mereka sampai di kebun mereka dan telah menyaksikannya dengan mata kepala mereka sendiri dalam keadaan seperti -apa yang telah digambarkan oleh Allah Swt. sebelumnya. Yaitu kebun yang tadinya tampak hijau, subur, lagi banyak buah-buahannya, kini telah menjadi hitam legam seperti malam yang gelap gulita, tiada sesuatu pun yang dapat diambil manfaatnya dari kebun itu. Maka mereka berkeyakinan bahwa jalan yang mereka tempuh itu sesat, dan bukan jalan menuju kebun mereka. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan) (Al-Qalam: 26)
Yakni kita telah menempuh jalan yang keliru, bukan menempuh jalan yang menuju ke arah kebun kita. Demikianlah menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya. Kemudian mereka menyadari akan kekeliruan dugaan mereka dan mereka merasa yakin bahwa itu adalah kebun mereka sendiri. Karena itulah mereka mengatakan:
bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).(Al-Qalam: 27)
bahkan memang inilah kebun kita, tetapi kita tidak beruntung dan tidak mendapatkan hasil apa pun darinya.
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka. (Al-Qalam: 28)
Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Muhammad ibnu Ka'b, Ar-Rabi' ibnu Anas, Ad-Dahhak, dan Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah seorang yang paling bijaksana dan paling baik dari mereka.
Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)? (Al-Qalam: 28)
Mujahid, As-Saddi, dan Ibnu Juraij mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)? (Al-Qalam: 28) Yakni mengapa kalian tidak mengucapkan insya Allah sebelumnya?
As-Saddi mengatakan bahwa istisna mereka di masa itu berupa tasbih.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang dimaksud ialah ucapan seseorang insya Allah.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah seseorang yang paling bijaksana dari mereka mengatakan, "Mengapa kalian tidak bertasbih kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah Dia limpahkan dan Dia berikan kepada kalian?"
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Tatkala mereka melihat kebun-kebun itu hitam terbakar, dengan goncang mereka berkata, "Kita sungguh telah tersesat! Ini bukan kebun kita! Atau ini memang kebun kita, tetapi kita telah terhalangi untuk melihatnya."