Al-Qur'an Surat Al-Qalam Ayat 11
Al-Qalam Ayat ke-11 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ ( القلم : ١١)
- hammāzin
- هَمَّازٍ
- Defamer
- pencela
- mashāin
- مَّشَّآءٍۭ
- going about
- berjalan
- binamīmin
- بِنَمِيمٍ
- with malicious gossip
- dengan fitnah
Transliterasi Latin:
Hammāzim masysyā`im binamīm(QS. 68:11)
English Sahih:
[And] scorner, going about with malicious gossip – (QS. [68]Al-Qalam verse 11)
Arti / Terjemahan:
Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (QS. Al-Qalam ayat 11)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
dan yang suka merintangi segala bentuk perbuatan yang baik dengan bersikap kikir, selain itu dia juga gemar bersikap melampaui batas dan banyak dosa baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama manusia,
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat-ayat ini, Allah mengingatkan dan memerintahkan Nabi Muhammad agar:
1.Tidak mengikuti keinginan orang-orang yang mudah mengucapkan sumpah, karena yang suka bersumpah itu hanyalah seorang pendusta. Sedangkan dusta itu pangkal kejahatan dan sumber segala macam perbuatan maksiat. Oleh karena itu pula, agama Islam menyatakan bahwa dusta itu salah satu dari tanda-tanda orang munafik. Nabi Muhammad bersabda, sebagaimana diriwayatkan al-Bukhari:Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara, ia berdusta, jika dipercaya, ia khianat, dan jika berjanji, ia tidak menepati janjinya. (Riwayat al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidhi, dan an-Nasa'i dari Abu Hurairah)
Orang yang suka bersumpah adalah orang yang tidak baik. Orang yang tidak baik pikiran dan maksudnya kepada orang lain menyangka bahwa orang lain demikian pula kepadanya. Oleh karena itu, untuk meyakinkan orang lain akan kebenaran dirinya, ia pun bersumpah.
1.Tidak mengikuti orang yang berpikiran hina dan menyesatkan, seperti ajakan mengikuti agama mereka dalam beberapa hal.
1.Tidak mengikuti orang yang selalu mencela orang lain, dan menyebut-nyebut keburukan orang lain baik secara langsung atau tidak.
2.Tidak mengikuti orang-orang yang suka memfitnah seperti mempengaruhi orang agar tidak senang kepada seseorang yang lain, dan berusaha menimbulkan kekacauan. Allah menyatakan bahwa fitnah dengan pengertian kekacauan itu lebih besar akibatnya dari pembunuhan.
Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. (al-Baqarah/2: 191)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang suka melarang perbuatan baik dan menghalangi orang lain berbuat kebaikan atau dia sendiri tidak suka berbuat baik.
2.Tidak mengikuti orang yang biasa mengerjakan perbuatan yang melampaui batas, seperti orang-orang yang suka melanggar perintah Allah dan tidak menghentikan perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya. Allah berfirman:
Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan. (an-Nisa'/4: 14)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang biasa mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat karena ia adalah orang yang tidak mempunyai harga diri dan akhlak yang baik. Perbuatan dosa itu akan menghilangkan harga diri dan bertentangan dengan akhlak yang mulia. Allah tidak menyukai orang-orang yang suka mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa. Dia berfirman:
Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa. (an-Nisa'/4: 107)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang suka berbuat kejam dan tidak mempunyai sifat belas kasihan. Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, sifat kejam dan tidak mempunyai rasa belas kasihan berlawanan dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sebab agama Islam tersiar dengan cepat di Jazirah Arab ialah karena sikap Nabi Muhammad yang lemah-lembut. Seandainya ia bersikap kasar dan kejam, niscaya orang akan menghindarinya. Allah berfirman:
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (Ali 'Imran/3: 159)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang tidak diketahui asal-usulnya, yaitu:
1.Orang-orang yang tidak diketahui keadaannya, dari mana asalnya, apa pekerjaannya, bagaimana budi pekertinya, dan sebagainya.
2.Orang yang tidak diketahui asal usulnya dan tidak jelas maksud dan tujuannya serta apa motif yang ada di balik ajakannya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Yang banyak mencela) atau sering mengumpat (yang kian ke mari menghambur fitnah) yakni berjalan ke sana dan ke mari di antara orang-orang dengan maksud merusak mereka, yakni menghasut mereka.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
yang banyak mencela. (Al-Qalam: 11)
Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, artinya suka mengumpat.
yang kian kemari menghambur fitnah. (Al-Qalam: 11)
Yakni orang yang berjalan di antara manusia kian kemari menghambur fitnah dan mengadu domba di antara mereka, dan menebarkan hasutan di antara orang-orang yang sedang bersitegang (bermusuhan). Perbuatan ini dinamakan dengan sebutan al-haliqah, yakni yang mencukur habis amal kebaikan. Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Mujahid, dari Tawus, dari Ibnu Abbas yang mengatakan:
bahwa Rasulullah Saw. melewati dua buah kuburan, lalu bersabda: Sesungguhnya penghuni kedua kuburan ini benar-benar sedang diazab, dan keduanya diazab bukanlah karena mengerjakan dosa besar. Salah seorangnya mempunyai kebiasaan tidak pernah bersuci sehabis buang air kecilnya, sedangkan yang lainnya mempunyai kebiasaan berjalan kian kemari menghambur hasutan (mengadu domba).
Jamaah selain keduanya telah mengetengahkan hadis ini dalam kitabnya masing-masing melalui berbagai jalur dari Mujahid dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepacia kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Hammam, bahwa Huzaifah pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mengadu domba.
Jamaah telah meriwayatkannya di dalam kitab masing-masing kecuali Ibnu Majah melalui berbagai jalur dari Ibrahim dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Mansur, dari Ibrahim, dari Hammam, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mangadu domba.
Juga telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Ahwal, dari AL-A’masy, telah menceritakan kepadaku Ibrahim enam puluh tahun yang silam, dari Hammam ibnul Haris yang mengatakan bahwa seorang lelaki berlalu di hadapan Huzaifah, lalu dikatakan kepada Huzaifah bahwa sesungguhnya lelaki ini suka melaporkan pembicaraan kepada para amir (penguasa). Maka Huzaifah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda; Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mangadu domba (menghasut).
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hisyam, telah menceritakan kepada kami Mahdi, dari Wasil Al-Ahdab, dari Abu Wa'il yang mengatakan bahwa disampaikan kepada Huzaifah perihal seorang lelaki yang suka mengadu domba. Maka Huzaifah mengatakan, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mangadu domba.
Dan Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Ibnu Khaisam, dari Syahr ibnu Abu Hausyab, dari Asma binti Yazid ibnus Sakan, bahwa Nabi Saw. bersabda, "Maukah aku beritakan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari kalian?" Mereka menjawab, "Tentu kami mau, ya Rasulullah." Rasulullah Saw. bersabda: (Yaitu) orang-orang yang apabila terselip rasa ria, maka ia segera ingat kepada Allah Swt. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: Maukah aku beri tahukan kalian tentang orang yang paling buruk di antara kalian. (Yaitu) orang-orang yang suka berjalan kian kemari menghambur hasutan (mengadu domba) dan yang membuat kerusakan di antara orang-orang yang menjalin kasih sayang lagi selalu mengharapkan terjadinya masalah di kalangan orang-orang yang tidak berdosa.
Ibnu Majah meriwayatkannya dari Suwaid ibnu Sa'id, dari Yahya ibnu Sulaim, dari Ibnu Khaisam dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad telah mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ibnu Abu Husain, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Abdur Rahman ibnu Ganam yang menyampaikannya kepada Nabi Saw.: Hamba-hamba Allah yang pilihan ialah orang-orang yang apabila dalam hatinya terselip rasa ria, maka ia segera ingat kepada Allah. Dan hamba-hamba Allah yang paling buruk ialah orang-orang yang berjalan ke sana kemari menebar hasutan (mengadu domba), yang memecah belah di antara orang-orang yang menjalin kasih sayang lagi selalu menginginkan terjadinya kesulitan di kalangan orang-orang yang tidak berdosa.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela, suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui batas lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang tercela itu.