Skip to content

Al-Qur'an Surat At-Tagabun Ayat 11

At-Tagabun Ayat ke-11 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗوَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ( التغابن : ١١)

مَآ
Not
tidak
aṣāba
أَصَابَ
strikes
menimpa
min
مِن
any
dari
muṣībatin
مُّصِيبَةٍ
disaster
musibah
illā
إِلَّا
except
kecuali
bi-idh'ni
بِإِذْنِ
by (the) permission
dengan izin
l-lahi
ٱللَّهِۗ
(of) Allah
Allah
waman
وَمَن
And whoever
dan barangsiapa
yu'min
يُؤْمِنۢ
believes
beriman
bil-lahi
بِٱللَّهِ
in Allah
kepada Allah
yahdi
يَهْدِ
He guides
Dia memberi petunjuk
qalbahu
قَلْبَهُۥۚ
his heart
hatinya
wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
bikulli
بِكُلِّ
of every
dengan segala
shayin
شَىْءٍ
thing
sesuatu
ʿalīmun
عَلِيمٌ
(is) All-Knowing
Maha Mengetahui

Transliterasi Latin:

Mā aṣāba mim muṣībatin illā bi`iżnillāh, wa may yu`mim billāhi yahdi qalbah, wallāhu bikulli syai`in 'alīm (QS. 64:11)

English Sahih:

No disaster strikes except by permission of Allah. And whoever believes in Allah – He will guide his heart. And Allah is Knowing of all things. (QS. [64]At-Taghabun verse 11)

Arti / Terjemahan:

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Tagabun ayat 11)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah tidak hanya menciptakan makhluk, tetapi juga mengatur seluruh makhluk. Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa seseorang dalam kehidupan ini, kecuali dengan izin Allah, karena Allah mengetahui dan mengatur kehidupan ini; dan barang siapa beriman kepada Allah dengan istikamah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya dengan memantapkan imannya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi di jagat raya maupun yang terjadi di jagat kecil, sanubari manusia.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah menerangkan bahwa apa yang menimpa manusia, baik yang merupakan kenikmatan dunia maupun yang berupa siksa adalah qadha' dan qadar, sesuai dengan kehendak Allah yang telah ditetapkan di muka bumi. Dalam berusaha keras, manusia hendaknya tidak menyesal dan merasa kecewa apabila menemui hal-hal yang tidak sesuai dengan usaha dan keinginannya. Hal itu di luar kemampuannya, karena ketentuan Allah-lah yang akan berlaku dan menjadi kenyataan. Sebagaimana firman-Nya:

Katakanlah (Muhammad), "Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami." (at-Taubah/9: 51)

Allah memberi petunjuk kepada orang yang beriman untuk melapangkan dadanya, menerima dengan segala senang hati apa yang terjadi pada dirinya, baik sesuai dengan yang diinginkan, maupun yang tidak, karena ia yakin bahwa kesemuanya itu dari Allah. Ibnu Abbas menafsirkan bahwa Allah memberikan kepada orang mukmin dalam hatinya suatu keyakinan. Begitu pula ketika seseorang ditimpa musibah, ia mengatakan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, hal itu karena iman yang menyebabkan sabar dan akhirnya musibah itu ringan baginya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah) atau dengan kepastian-Nya. (Dan barang siapa yang beriman kepada Allah) melalui ucapannya, bahwa musibah itu datang atas kepastian dari-Nya (niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada kalbunya) untuk bersabar di dalam menghadapinya. (Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan kembali apa yang telah Dia ceritakan di dalam surat Al-Hadid, yaitu firman-Nya:

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)

Demikian pula hal yang sama disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. (At-Taghabun: 11)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dengan perintah Allah, yakni dengan kekuasaan dan kehendak-Nya.

Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Taghabun: 11)

Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. (At-Taghabun: 11)

Yakni mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah dan mengatakan:

Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kami dikembalikan. (Al-Baqarah: 156)

Di dalam hadis yang telah disepakati disebutkan sebagai berikut:

Sungguh mengagumkan orang mukmin itu, tiadalah Allah memutus­kan suatu keputusan baginya kecuali adalah kebaikan belaka baginya. Jika ia tertimpa kedukaan, maka ia bersabar, dan bersabar itu adalah baik baginya. Dan jika ia mendapat kesukaan, maka bersyukurlah ia dan bersyukur itu lebih baik baginya. Dan hal itu tidak didapati pada seorang pun kecuali pada diri orang mukmin.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Al-Haris ibnu Yazid, dari Ali ibnu R'abbah; ia pernah mendengar Junadah ibnu Abu Umayyah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ubadah ibnus Samit mengatakan, sesungguhnya pernah ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw., lalu bertanya, "Amal apakah yang paling utama?" Rasulullah Saw. menjawab: Iman kepada Allah, membenarkan-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Lelaki itu bertanya lagi, "Aku bermaksud hal yang lebih ringan daripada semuanya itu, wahai Rasulullah." Rasulullah Saw. menjawab: Janganlah kamu berburuk prasangka kepada Allah terhadap sesuatu yang telah ditetapkan-Nya atas dirimu.

Para pemilik kitab sunan tiada yang mengetengahkannya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Segala bencana yang menimpa manusia terjadi karena ketentuan Allah. Barangsiapa beriman kepada Allah, maka kalbunya akan diberi petunjuk sehingga rela dengan apa yang telah terjadi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.