Al-Qur'an Surat Al-Mujadalah Ayat 18
Al-Mujadalah Ayat ke-18 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيَحْلِفُوْنَ لَهٗ كَمَا يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ عَلٰى شَيْءٍۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ ( المجادلة : ١٨)
- yawma
- يَوْمَ
- (On the) Day
- hari
- yabʿathuhumu
- يَبْعَثُهُمُ
- Allah will raise them
- membangkitkan mereka
- l-lahu
- ٱللَّهُ
- Allah will raise them
- Allah
- jamīʿan
- جَمِيعًا
- all
- semuanya
- fayaḥlifūna
- فَيَحْلِفُونَ
- then they will swear
- lalu mereka bersumpah
- lahu
- لَهُۥ
- to Him
- kepada-Nya
- kamā
- كَمَا
- as
- sebagaimana
- yaḥlifūna
- يَحْلِفُونَ
- they swear
- mereka bersumpah
- lakum
- لَكُمْۖ
- to you
- bagi kalian
- wayaḥsabūna
- وَيَحْسَبُونَ
- And they think
- dan mereka mengira
- annahum
- أَنَّهُمْ
- that they
- bahwasanya mereka
- ʿalā
- عَلَىٰ
- (are) on
- atas
- shayin
- شَىْءٍۚ
- something
- sesuatu
- alā
- أَلَآ
- No doubt!
- ketahuilah
- innahum
- إِنَّهُمْ
- Indeed, they
- sesungguhnya mereka
- humu
- هُمُ
- [they]
- mereka
- l-kādhibūna
- ٱلْكَٰذِبُونَ
- (are) the liars
- orang-orang pendusta
Transliterasi Latin:
Yauma yab'aṡuhumullāhu jamī'an fa yaḥlifụna lahụ kamā yaḥlifụna lakum wa yaḥsabụna annahum 'alā syaī`, alā innahum humul-kāżibụn(QS. 58:18)
English Sahih:
On the Day Allah will resurrect them all, and they will swear to Him as they swear to you and think that they are [standing] on something. Unquestionably, it is they who are the liars. (QS. [58]Al-Mujadila verse 18)
Arti / Terjemahan:
(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (QS. Al-Mujadalah ayat 18)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada hari Kiamat nanti, ketika mereka semua, orang-orang munafik, dibangkitkan Allah dari alam kubur menuju mahsyar, lalu mereka bersumpah kepada-Nya bahwa mereka orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan orang-orang kafir, sebagaimana mereka bersumpah kepadamu di dunia bahwa mereka orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal sumpah mereka itu atas kebohongan, yakni bersumpah beriman, padahal sejatinya tidak beriman; dan mereka menyangka bahwa mereka dengan bersumpah palsu itu akan memperoleh sesuatu manfaat, dikeluarkan dari neraka.Ketahuilah, bahwa mereka orang-orang pendusta baik di dunia di hadapan Rasulullah maupun di akhirat di hadapan Allah.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Orang-orang yang menyatakan bahwa harta dan anak-anak mereka dapat dipergunakan untuk menghindarkan diri dari azab Allah di akhirat, mereka juga berdusta di hadapan Allah ketika hari perhitungan nanti. Mereka bersumpah bahwa mereka benar-benar termasuk orang-orang beriman, sebagaimana mereka telah bersumpah sewaktu mereka hidup di dunia, seakan-akan mereka dapat mengelabui Allah dengan pengakuan tersebut. Mereka mengira bahwa dengan berdusta seperti itu, mereka akan dapat menghindarkan diri dari azab yang akan ditimpakan kepada mereka.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa watak dan sifat seorang manusia selama hidup di dunia akan diperlihatkan Allah di akhirat. Jika watak, sifat, dan tabiat mereka baik selama hidup di dunia, maka hal itu akan tampak baik di akhirat. Sebaliknya jika watak, sifat, dan tabiat mereka jelek selama hidup di dunia, hal itu akan tampak jelek di akhirat. Di dunia mereka masih dapat mengelabui mata manusia, sedangkan di akhirat, mereka langsung berhadapan dengan Allah yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.
Dalam ayat-ayat yang lain, Allah menerangkan sikap orang-orang munafik di akhirat, yaitu:
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. (al-Baqarah/2: 11-12)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
Ingatlah (hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu mereka bersumpah kepada-Nya) bahwasanya mereka adalah orang-orang yang beriman (sebagaimana mereka bersumpah kepada kalian; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh sesuatu) manfaat dari sumpah mereka di akhirat itu sebagaimana sumpah mereka di dunia. (Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta).
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah. (Al-Mujadilah: 18)
Yakni Allah menghimpunkan mereka semuanya di hari kiamat tanpa ada seorang pun yang tertinggal.
lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). (Al-Mujadilah: 18)
Mereka bersumpah kepada Allah Swt. bahwasanya diri mereka benar berada pada jalan petunjuk dan istiqamah, sebagaimana sumpah mereka kepada manusia ketika di dunia. Karena sesungguhnya barang siapa yang hidup dengan berpegangan pada sesuatu, maka matinya pun ia berpegang pada sesuatu itu; begitu pula saat ia dibangkitkan. Mereka mengira bahwa hal tersebut dapat memberi manfaat bagi mereka di sisi Allah, sebagaimana dapat memberi manfaat bagi mereka di mata manusia. Mereka hanya berpegang kepada hal-hal yang lahiriah. Karena itulah dafam firman berikutnya disebutkan:
dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). (Al-Mujadilah: 18)
Yakni sumpah mereka yang demikian itu kepada Tuhan mereka dapat memberi suatu manfaat bagi diri mereka. Maka dalam firman berikutnya dugaan mereka itu dibantah oleh firman-Nya:
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (Al-Mujadilah: 18)
Kalimat berita ini menguatkan bahwa mereka benar-benar dusta dalam sumpahnya itu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Nafil, telah menceritakan kepada kami Zuhair, dari Sammak ibnu Harb, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Jubair, bahwa Ibnu Abbas pernah bercerita kepadanya bahwa Nabi Saw. ketika berada di bawah naungan salah satu dari rumahnya, yang saat itu di hadapan beliau Saw. terdapat beberapa orang muslim, sedangkan bayangan rumah telah surut dari mereka, maka Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya akan datang kepada kamu seorang manusia yang melihat dengan kedua mata setan. Maka apabila dia datang kepadamu, janganlah kamu berbicara dengannya. Tidak lama kemudian datanglah seorang lelaki yang bermata biru, lalu Rasulullah Saw. memanggilnya dan mengajaknya bicara seraya bertanya, "Mengapa kamu mencaci aku dan juga si Fulan dan si Fulan," dengan menyebut nama beberapa orang lainnya. Lalu lelaki itu pergi dan memanggil mereka yang disebutkan namanya oleh Nabi Saw., kemudian mereka datang dan bersumpah kepada Nabi Saw. serta meminta maaf kepadanya. Lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (Al-Mujadilah: 18)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui dua jalur dari Sammak dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Muhammad ibnul Musanna, dari Gundar, dari Syu'bah, dari Sammak dengan sanad dan lafaz yang semisal.
Ibnu Jarir telah mengetengahkannya pula melalui hadis Sufyan As-Sauri, dari Sammak dengan lafaz yang semisal, sanadnya jayyid, tetapi mereka (Ahlus Sunan) tidak ada yang mengetengahkannya.
Keadaan mereka sama dengan apa yang diceritakan oleh Allah Swt. mengenai perihal orang-orang musyrik melalui firman-Nya:
Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan, "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.” Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. (Al-An'am: 23-24)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Pada hari ketika Allah membangkitkan mereka semua dari kubur, dan mereka bersumpah bahwa dulu mereka beriman sebagaimana sekarang ini bersumpah di depan kalian. Mereka mengira bahwa, dengan sumpah itu, mereka telah melakukan suatu kelicikan yang menguntungkan mereka. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka adalah golongan yang mencapai puncak kebohongan.