Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Waqi'ah Ayat 27

Al-Waqi'ah Ayat ke-27 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاَصْحٰبُ الْيَمِينِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ ( الواقعة : ٢٧)

wa-aṣḥābu
وَأَصْحَٰبُ
And (the) companions
dan kaum/golongan
l-yamīni
ٱلْيَمِينِ
(of) the right
kanan
مَآ
what
apa/siapa
aṣḥābu
أَصْحَٰبُ
(are the) companions
kaum/golongan
l-yamīni
ٱلْيَمِينِ
(of) the right?
kanan

Transliterasi Latin:

Wa aṣ-ḥābul-yamīni mā aṣ-ḥābul-yamīn (QS. 56:27)

English Sahih:

The companions of the right – what are the companions of the right? (QS. [56]Al-Waqi'ah verse 27)

Arti / Terjemahan:

Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. (QS. Al-Waqi'ah ayat 27)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Usai menguraikan nikmat bagi orang beriman, pada ayat-ayat ini Allah menjelaskan siapakah golongan kanan itu. Dan sebagian manusia termasuk golongan kanan, yaitu mereka yang beriman dan menaati ajaran Allah. Alangkah bahagianya mereka yang termasuk golongan kanan itu. Mereka pasti akan mendapat balasan surga yang penuh kenikmatan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini diterangkan mengenai kedudukan golongan kanan, ialah suatu golongan yang mempunyai pangkat yang tinggi dan kedudukan yang mulia. Sudah menjadi kebiasaan dalam bahasa Arab dan juga dalam bahasa Indonesia, dalam menjelaskan sesuatu yang penting, biasa diulangi sebutannya dengan tanda tanya. Maka karena demikian pentingnya kedudukan golongan kanan, dalam ayat ini Allah menegaskan, "Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan tersebut." Sesudah itu baru diiringi penjelasan yang lebih terperinci mengenai kenikmatan dan kebahagiaan dari golongan kanan tersebut.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Setelah Allah Swt. sebutkan perihal orang-orang yang terdahulu dan pahala yang mereka terima, yaitu orang-orang yang didekatkan kepada-Nya. berikutnya Allah Swt. menyebutkan perihal Ashabul yamin (golongan kanan), mereka adalah orang-orang yang berbakti (takwa). Menurut Maimun ibnu Mahra'n, kedudukan golongan kanan berada di bawah kedudukan orang-orang yang didekatkan kepada-Nya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. (Al-Waqi'ah:27)

Maksudnya, siapakah golongan kanan itu dan keadaan mereka, serta bagaimanakah tempat kembali mereka? Kemudian ditafsirkan oleh firman selanjutnya:

Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri. (Al-Waqi'ah: 28)

Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, Abul Ahwas, Qisainah ibnu Zuhair, As-Safar ibnu Qais. Al-Hasan, Qatadah, Abdullah ibnu Kasir, As-Saddi, dan Abu Hirzah serta lain-lainnya mengatakan bahwa pohon tersebut tidak ada durinya. Dan menurut Ibnu Abbas adalah pohon bidara yang dipenuhi dengan buahnya, ini menurut riwayat Ikrimah dan Mujahid. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Qatadah, bahwa kami selalu membicarakannya, bahwa pohon bidara tersebut rindang buahnya dan tidak berduri (berbeda dengan pohon bidara yang ada di bumi).

Makna lahiriahnya menunjukkan bahwa kalau pohon bidara di dunia penuh dengan duri dan sedikit buahnya, tetapi di akhirat sebaliknya, tidak berduri dan banyak buahnya yang membuat pohonnya terasa berat dengan buah-buah yang dikeluarkannya.

Al-Hafiz Abu Bakar alias Ahmad ibnu Salman An-Najjar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr, dari Sulaim ibnu Amir yang mengatakan bahwa dahulu para sahabat Rasulullah Saw. mengatakan, "Sesungguhnya Allah benar-benar memberikan manfaat kepada kita dengan kebiasaan orang-orang badui dan permasalahannya." Pada suatu hari datanglah seorang Arab Badui, lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, Allah Swt. telah menyebutkan bahwa di dalam surga terdapat sebuah pohon, yang dapat menyakiti pemiliknya." Maka Rasulullah Saw. balik bertanya, "Pohon apakah yang dimaksud?" Orang Badui menjawab, "Pohon bidara, sesungguhnya pohon bidara itu banyak durinya lagi menyakitkan." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Bukankah Allah Swt. telah berfirman, "Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri" (Al-Waqi'ah: 28). Allah telah melenyapkan semua durinya dan menggantikan setiap durinya dengan buah, maka sesungguhnya pohon bidara surga itu menghasilkan banyak buah; tiap buah darinya menghasilkan tujuh puluh dua rasa buah yang tiada suatu rasa pun yang mirip dengan yang lainnya.

Jalur lain.

Abu Bakar ibnu Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Musaffa, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Mubarak, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Hamzah, telah menceritakan kepadaku Saur ibnu Yazid, telah mencerita­kan kepadaku Habib ibnu Ubaid, dari Atabah ibnu Abdus Salma yang menceritakan bahwa ketika ia sedang duduk bersama Rasulullah Saw., tiba-tiba datanglah seorang Badui, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, aku pernah mendengar engkau menceritakan tentang surga, bahwa di dalamnya terdapat suatu pohon yang sepengetahuanku pohon itu paling banyak durinya," maksudnya pohon bidara. Maka Rasulullah Saw. menjawab: Sesungguhnya Allah telah menggantikan tiap duri itu dengan buah seperti pelir kambing gunung yang gemuk, pada tiap buah terdapat tujuh puluh macam rasa yang satu sama lainnya tidak serupa (tidak sama rasanya).

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mengenai golongan kanan, tidak ada seorang pun yang tahu ganjaran golongan kanan.