Skip to content

Al-Qur'an Surat Ar-Rahman Ayat 25

Ar-Rahman Ayat ke-25 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ࣖ ( الرحمن : ٢٥)

fabi-ayyi
فَبِأَىِّ
So which
maka yang mana
ālāi
ءَالَآءِ
(of the) favors
ni'mat
rabbikumā
رَبِّكُمَا
(of) your Lord
Tuhanmu berdua
tukadhibāni
تُكَذِّبَانِ
will you both deny?
kamu berdua dustakan

Transliterasi Latin:

Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān (QS. 55:25)

English Sahih:

So which of the favors of your Lord would you deny? (QS. [55]Ar-Rahman verse 25)

Arti / Terjemahan:

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman ayat 25)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka, wahai manusia dan jin, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menantang jin dan mansuia agar menerangkan nikmat yang mereka dustakan sebagai berikut: Siapakah yang menciptakan bahan-bahan pembuatan bahtera itu? Atau bagaimanakah membuatnya? Apakah mereka kira bahwa iman kepada Allah sudah cukup dengan hanya bersyukur atas nikmatnikmat yang telah diberikan-Nya kepada mereka? Apakah matahari, bulan dan bintang, pohon-pohonan, tumbuh-tumbuhan, dan bijibijian, sungai-sungai dan lautan-lautan, mutiara dan marjan dijadikan-Nya untuk orang-orang yang tidak berakal? Atau dijadikanNya bagi orang-orang yang pandai bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya? Dan bagaimanakah mereka akan bersyukur kepada-Nya bila mereka tidak mengetahuinya?

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya. (Ar-Rahman: 24)

Yakni kapal-kapal yang berlayar.

di lautan lepas. (Ar-Rahman: 24)

Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan munsya-at ialah kapal yang mempunyai layar yang tinggi (yakni berbadan besar dan lebar), sedangkan kapal yang tidak demikian keadaannya bukan dinamakan munsya-at. Qatadah mengatakan bahwa munsya-at artinya yang diciptakan, sedangkan selainnya mengatakan perahu tradisional.

laksana gunung-gunung. (Ar-Rahman: 24)

Yaitu seperti gunung-gunung pemandangannya karena besar dan tingginya, dan karena apa yang dimuatnya berupa barang-barang dagangan dan barang-barang kebutuhan yang diekspor dan diimpor dari suatu kawasan ke kawasan yang lain untuk keperluan manusia. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 25)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Al-Aizar ibnu Suwaid, dari Umrah ibnu Suwaid yang mengatakan bahwa ia pernah bersama Ali ibnu Abu Talib r.a. di tepi Sungai Furat, tiba-tiba datanglah sebuah perahu yang tinggi layarnya, lalu Ali duduk di atas permadani yang dihamparkan untuknya. Kemudian ia mengatakan bahwa Allah Swt. telah berfirman: Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung. (Ar-Rahman: 24) Tuhan Yang telah menciptakannyalah yang membuatnya dapat berlayar di lautan ciptaan-Nya. Aku tidak membunuh Usman dan tidak pula bersekongkol untuk membunuhnya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Lalu, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?