Al-Qur'an Surat Al-Qamar Ayat 25
Al-Qamar Ayat ke-25 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
ءَاُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْۢ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ اَشِرٌ ( القمر : ٢٥)
- a-ul'qiya
- أَءُلْقِىَ
- Has been sent
- apakah diturunkan
- l-dhik'ru
- ٱلذِّكْرُ
- the Reminder
- peringatan
- ʿalayhi
- عَلَيْهِ
- to him
- atasnya/kepadanya
- min
- مِنۢ
- from
- dari
- bayninā
- بَيْنِنَا
- among us?
- antara kita
- bal
- بَلْ
- Nay
- tetapi/bahkan
- huwa
- هُوَ
- he
- dia
- kadhābun
- كَذَّابٌ
- (is) a liar
- pendusta
- ashirun
- أَشِرٌ
- insolent"
- sombong
Transliterasi Latin:
A ulqiyaż-żikru 'alaihi mim baininā bal huwa każżābun asyir(QS. 54:25)
English Sahih:
Has the message been sent down upon him from among us? Rather, he is an insolent liar." (QS. [54]Al-Qamar verse 25)
Arti / Terjemahan:
Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. (QS. Al-Qamar ayat 25)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Apakah wahyu itu justru diturunkan kepadanya, bukan kepada orang lain di antara kita yang lebih istimewa dan berpengaruh? Pastilah dia seorang pendusta besar lagi sombong.”
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Selanjutnya mereka berdalih bahwa tidak mungkin wahyu itu diturunkan kepada seseorang yaitu Nabi Saleh sedang ia manusia biasa. Mengapa wahyu tidak diturunkan kepada pemimpin mereka yang berkuasa, disegani, berharta, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam pandangan mereka Nabi Saleh bohong dan hanya menyombongkan diri. (
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Apakah diturunkan) boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (wahyu itu) peringatan itu (kepadanya di antara kita) maksudnya, tidak pantas wahyu diturunkan kepadanya. (Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta) di dalam pengakuannya itu yang menyatakan bahwa hal tersebut telah diwahyukan kepadanya (lagi sombong") congkak dan takabur. Lalu Allah berfirman,
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Bagian ini menceritakan tentang kaum Samud, bahwa mereka mendustakan rasul-Nya, yaitu Nabi Saleh.
Maka mereka berkata, "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila.” (Al-Qamar: 24)
Mereka mengatakan bahwa kita benar-benar akan kecewa dan merugi jika kita serahkan kepemimpinan kita kepada seseorang dari kita dalam hal ini. Kemudian mereka merasa heran terhadap wahyu yang hanya diturunkan kepada Saleh saja, sedangkan mereka tidak. Selanjutnya mereka menuduhnya sebagai seorang pendusta, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar: 25)
Yakni orang yang telah melampaui batas dalam kedustaannya. Maka Allah Swt. menjawab mereka melalui firman-Nya:
Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (Al-Qamar: 26)
Ini mengandung ancaman yang keras dan pasti ditujukan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka. (Al-Qamar: 27)
Yaitu sebagai ujian bagi mereka. Allah Swt. telah mengeluarkan bagi mereka seekor unta betina yang besar berikut anak-anaknya dari sebuah batu yang amat besar, sesuai dengan apa yang diminta oleh mereka, agar hal itu dijadikan sebagai tanda yang membenarkan kerasulan Nabi Saleh a.s. dalam menyampaikan risalah-Nya kepada mereka. Kemudian Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-Nya Saleh:
maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. (Al-Qamar: 27)
Artinya, tunggulah apa yang akan dilakukan oleh mereka dan akibat dari apa yang dilakukan oleh mereka, karena sesungguhnya pada akhirnya kesudahan yang baik hanyalah bagimu dan juga pertolongan Allah bagimu di dunia dan akhirat.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya, sementara di antara kita ada yang lebih pantas daripada dirinya? Sebenarnya ia hanyalah seorang yang banyak berbohong dan mengingkari nikmat."