Al-Qur'an Surat At-Tur Ayat 20
At-Tur Ayat ke-20 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
مُتَّكِـِٕيْنَ عَلٰى سُرُرٍ مَّصْفُوْفَةٍۚ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍ ( الطور : ٢٠)
- muttakiīna
- مُتَّكِـِٔينَ
- Reclining
- mereka bersandar
- ʿalā
- عَلَىٰ
- on
- atas
- sururin
- سُرُرٍ
- thrones
- dipan
- maṣfūfatin
- مَّصْفُوفَةٍۖ
- lined up
- berbaris/teratur
- wazawwajnāhum
- وَزَوَّجْنَٰهُم
- and We will marry them
- dan Kami jodohkan mereka
- biḥūrin
- بِحُورٍ
- to fair ones
- jelita/bidadari
- ʿīnin
- عِينٍ
- with large eyes
- mata
Transliterasi Latin:
Muttaki`īna 'alā sururim maṣfụfah, wa zawwajnāhum biḥụrin 'īn(QS. 52:20)
English Sahih:
They will be reclining on thrones lined up, and We will marry them to fair women with large, [beautiful] eyes. (QS. [52]At-Tur verse 20)
Arti / Terjemahan:
Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS. At-Tur ayat 20)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Saat menikmati anugerah Allah itu, mereka duduk dengan nyaman sambil bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dengan indah dan rapi. Kami anugerahi mereka berbagai kenikmatan yang sempurna dan Kami berikan pula kepada mereka pasangan berupa bidadari yang bermata indah.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Kemudian Allah menyebutkan apa yang mereka nikmati misalnya kasur-kasurnya (dipan-dipannya). Mereka duduk di sofa yang berjajar dengan santai tanpa suatu apapun yang membebani hati mereka. Tidak ada satu masalah pun yang mesti mereka hadapi waktu itu, sebab barang siapa yang duduk, sedangkan ia menghadapi suatu masalah atau di bebani pikiran oleh suatu masalah berarti pikiran dan hatinya tidak tenteram. Pada ayat ini dipergunakan kata-kata yajlis (duduk) bukan kata-kata yattaki'u (duduk santai). Dengan maksud untuk menjelaskan keadaan duduk seseorang yang diliputi kepuasan dan ketenteraman. Maka keadaan di surga itu menunjukkan suatu keadaan yang tenang, tanpa kesusahan, tanpa beban dan tanpa masalah. Dalam ayat yang sama artinya dikatakan:
Duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (al-hijr/15: 47)
Duduk santai sekadar ungkapan sebagai salah satu contoh tentang kebebasan yang sebenarnya di dalam surga sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad saw: "Seseorang di dalam surga duduk santai selama 40 (empat puluh) tahun tidak berpindah dan tidak membosankannya, datang kepadanya (tanpa diusahakan) apa-apa yang diingini oleh dirinya dan disenangi oleh matanya." (Riwayat Ibnu Abi hatim) Kemudian diterangkan bahwa mereka di sana menikmati pasangan-pasangan mereka. Allah telah memberi mereka istri-istri yang cantik yang bermata jeli.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Mereka bertelekan) menjadi Hal dari Dhamir yang terkandung di dalam firman-Nya, "Fii jannaatin" (di atas dipan-dipan berderetan) sebagian dari dipan-dipan itu letaknya berdampingan dengan yang lainnya (dan Kami kawinkan mereka) di'athafkan kepada lafal jannaatin, yakni Kami buat mereka senang dan tenang (dengan bidadari-bidadari) yang jeli matanya lagi sangat cantik.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan. (Ath-Thur: 20)
As'-Sauri telah meriwayatkan dari Husain, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah dipan-dipan yang mempunyai kelambu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr; ia pernah mendengar Al-Haisam ibnu Malik At-Ta-i yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya seorang (ahli surga) benar-benar bersandar pada dipan sandarannya selama empat puluh tahun tanpa beranjak darinya dan tanpa merasa bosan, sedangkan ia menerima apa yang diingini oleh dirinya dan yang dipandang sedap oleh matanya.
Telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hudbah ibnu Khalid, dari Sulaiman ibnul Mugirah, dari Sabit yang mengatakan bahwa telah diceritakan kepada kami bahwa seseorang (dari ahli surga) benar-benar bersandar di dalam surga selama tujuh puluh tahun, sedangkan di dekatnya terdapat istri-istrinya dan para pelayannya, serta segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya berupa kehormatan dan kenikmatan. Dan apabila matanya melirik, maka ia menjumpai istri-istri yang disediakan untuknya yang sebelum itu dia tidak pernah melihat mereka, lalu mereka berkata: "Sekarang telah tiba saatnya bagimu memberikan bagian kepada kami."
Firman Allah Swt.:
berderet-deretan. (Ath-Thur: 20)
Yakni wajah sebagian dari mereka berhadapan dengan wajah sebagian yang lainnya, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 44)
Adapun firman Allah Swt.:
dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (Ath-Thur: 20)
Yaitu Kami berikan kepada mereka pendamping-pendamping yang saleh sebagai istri-istri mereka yang cantik-cantik dari bidadari yang bermata jeli.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan Kami kawinkan mereka. (Ath-Thur: 20) Yakni Kami nikahkan mereka dengan bidadari yang bermata jeli.
Mengenai sifat dan gambaran mereka (bidadari-bidadari) telah disebutkan di banyak tempat sehingga tidak perlu diulangi lagi.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Mereka duduk bertelekan di atas dipan-dipan yang tersusun rapi. Dan mereka Kami kawinkan dengan bidadari-bidadari yang putih dan bermata lebar dan jeli.