Al-Qur'an Surat Qaf Ayat 40
Qaf Ayat ke-40 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاَدْبَارَ السُّجُوْدِ ( ق : ٤٠)
- wamina
- وَمِنَ
- And of
- dan dari
- al-layli
- ٱلَّيْلِ
- the night
- malam
- fasabbiḥ'hu
- فَسَبِّحْهُ
- glorify Him
- maka bertasbihlah kepada-Nya
- wa-adbāra
- وَأَدْبَٰرَ
- and after
- dan di belakang(sesudah)
- l-sujūdi
- ٱلسُّجُودِ
- the prostration
- sujud
Transliterasi Latin:
Wa minal-laili fa sabbiḥ-hu wa adbāras-sujụd(QS. 50:40)
English Sahih:
And [in part] of the night exalt Him and after prostration [i.e., prayer]. (QS. [50]Qaf verse 40)
Arti / Terjemahan:
Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang. (QS. Qaf ayat 40)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan bertasbihlah kepada-Nya pada malam hari, yakni salat Magrib dan Isya dan setiap selesai salat, yakni bertasbihlah setiap selesai mengerjakan salat.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini memerintahkan kepada nabi-Nya, supaya bertasbih kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai salat, Ibnu 'Abbas menafsirkan ayat ini dan berkata bahwa salat sebelum terbit matahari ialah salat Subuh, dan sebelum terbenam matahari mencakup salat ¨uhur dan Asar, salat di malam hari mencakup salat Magrib dan Isya, dan setiap selesai salat mencakup salat ba'diyah. Dalam hadis riwayat al-Bukhari dari Ibnu 'Abbas, dijelaskan bahwa Nabi saw diperintahkan untuk bertasbih setelah selesai salat apa saja. Dan dalam hadis riwayat Muslim, diterangkan bilangan tasbih (Subhanallah) sebanyak 33 kali, tahmid (al-hamdulillah) 33 kali, dan takbir (Allahu Akbar) 33 kali, dan digenapkan 100 kali dengan bacaan "La ilaha illallah wahdahu la syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumitu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir". Semua itu dibaca tiap-tiap selesai salat. (
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan bertasbihlah kamu di malam hari) artinya lakukanlah kedua salat pada waktu permulaan malam hari (dan setiap selesai salat) kalau dibaca Adbaar berarti bentuk jamak dari lafal Duburun, sedangkan kalau dibaca Idbaar berarti Mashdar dari lafal Adbara. Artinya, lakukanlah salat tambahan yang disunahkan setiap selesai menjalankan salat fardu. Menurut suatu pendapat makna yang dimaksud adalah hakikat dari ucapan tasbih seraya memuji Allah yang dilakukan pada waktu-waktu tersebut.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya. (Qaf: 40)
Maksudnya, kerjakanlah salat karena Allah. Semakna dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
Dan pada sebagian malam hari salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79)
Adapun firman Allah Swt.:
dan setiap selesai salat. (Qaf: 40)
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, dari ibnu Abbas r.a., bahwa yang dimaksud adalah membaca tasbih sesudah salat.
Hal ini diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan di dalam kitab Sahihain, dari Abu Hurairah r.a. yang telah menceritakan bahwa kaum fakir muhajirin datang kepada Rasulullah Saw.. lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, orang-orang yang berharta telah pergi dengan memborong derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi." Maka Nabi Saw. balik bertanya, "Apa yang kalian maksudkan?" Mereka mengatakan, "Orang-orang yang hartawan itu salat seperti kami salat, mereka puasa seperti kami puasa; tetapi mereka dapat bersedekah, sedangkan kami tidak dapat bersedekah; dan mereka dapat memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak." Maka Rasulullah Saw. bersabda:
Maukah kuajarkan kepada kalian suatu amalan yang apabila kalian mengerjakannya, niscaya kalian dapat mendahului orang-orang yang sesudah kalian, dan tiada seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang mengerjakan hal yang semisal dengan apa yang kalian kerjakan? Yaitu kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setiap selesai dari salat sebanyak tiga puluh tiga kali (masing-masingnya). Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, saudara-saudara kami yang hartawan telah mendengar apa yang kami amalkan, maka mereka mengerjakan hal yang semisal dengan amal kami." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Itu adalah karunia Allah, yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa yang dimaksud oleh firman Allah Swt.: dan setiap selesai salat. (Qaf: 40) ialah dua rakaat yang dikerjakan sesudah salat Magrib.
Hal ini telah diriwayatkan dari Umar, Ali, dan putranya (yaitu Al-Hasan, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, dan Abu Umamah), semoga Allah melimpahkan ridaNya kepada mereka. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Asy-Sya'bi, An-Nakha'i, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki' dan Abdur Rahman, dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Asim ibnu Damrah, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. selalu mengerjakan salat dua rakaat setiap usai dari salat fardunya kecuali sesudah salat Subuh dan salat Asar.
Abdur Rahman mengatakan bahwa hal itu dilakukannya setiap kali selesai dari salat fardunya (yakni tanpa kecuali).
Imam Abu Daud dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama, dalam riwayat Imam Nasai ditambahkan Mutarrif dari Abu Ishaq, tetapi sanadnya sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Ishaq Al-Hamdani, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari rasyidin ibnu Kuraih, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa ia pernah menginap di rumah Rasulullah Saw. Maka ia melihat beliau Saw. salat dua rakaat ringan sebelum salat Subuh, lalu keluar menuju ke tempat salat berjamaah dan bersabda: Hai Ibnu Abbas, dua rakaat sebelum salat fajar adalah sesudah bintang-bintang tenggelam. Dan dua rakaat sesudah 'Magrib adalah sesudah salat (fardu magrib).
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Hisyam Ar-Rifa'i, dari Muhammad ibnu Fudail dengan sanad yang sama, lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, kami tidak mengenalnya kecuali melalui jalur ini.
Menurut hadis Ibnu Abbas r.a., yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, ia menginap di rumah bibinya Siti Maimunah Ummul Mu’minin r.a. dan pada malam itu ia salat bersama Nabi Saw. sebanyak tiga belas rakaat.
Hadis yang sama disebutkan pula di lain kitab Sahihain. Adapun mengenai tambahan ini, maka predikatnya adalah garib, tidak dikenal hanya melalui jalur ini, dan lagi Rasyidin ibnu Kuraib (salah seorang perawinya) berpredikat daif barangkali hadis yang menyebutkan dua rakaat sebelum salat Subuh tadi termasuk perkataan Ibnu Abbas r.a. dan mauquf 'hanya sampai pada dia. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Jika hal itu telah jelas, maka bersabarlah, wahai Rasul, terhadap kepalsuan dan kebohongan yang diucapkan oleh orang-orang yang mendustakan di sekitar risalahmu. Sucikanlah Pencipta dan Pemeliharamu dari setiap kekurangan dengan memuji-Nya di setiap pagi dan petang. Sebab nilai ibadah pada saat-saat tersebut amat besar. Bertasbihlah juga kepada-Nya di sebagian malam dan setelah salat.