Skip to content

Al-Qur'an Surat Qaf Ayat 16

Qaf Ayat ke-16 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ ( ق : ١٦)

walaqad
وَلَقَدْ
And certainly
dan sesungguhnya
khalaqnā
خَلَقْنَا
We created
Kami telah menciptakan
l-insāna
ٱلْإِنسَٰنَ
man
manusia
wanaʿlamu
وَنَعْلَمُ
and We know
dan Kami mengetahui
مَا
what
apa yang
tuwaswisu
تُوَسْوِسُ
whispers
membisik-bisikkan
bihi
بِهِۦ
to him
dengannya
nafsuhu
نَفْسُهُۥۖ
his soul
jiwanya/hatinya
wanaḥnu
وَنَحْنُ
and We
dan Kami
aqrabu
أَقْرَبُ
(are) nearer
lebih dekat
ilayhi
إِلَيْهِ
to him
kepadanya
min
مِنْ
than
dari
ḥabli
حَبْلِ
(his) jugular vein
tali/urat
l-warīdi
ٱلْوَرِيدِ
(his) jugular vein
urat leher

Transliterasi Latin:

Wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd (QS. 50:16)

English Sahih:

And We have already created man and know what his soul whispers to him, and We are closer to him than [his] jugular vein. (QS. [50]Qaf verse 16)

Arti / Terjemahan:

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (QS. Qaf ayat 16)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Dan sungguh, Kami, yakni Allah dengan kuasa-Nya bersama ibu bapak yang dijadikannya sebagai perantara telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yakni Allah Maha Mengetahui keadaan manusia walau yang paling tersembunyi sekali pun.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dan berkuasa penuh untuk menghidupkannya kembali pada hari Kiamat dan Ia tahu pula apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan. Bisikan hati ini (dalam bahasa Arab) dinamakan hadisun nafsi. Bisikan hati tidak dimintai pertanggungjawaban kecuali jika dikatakan atau dilakukan. Allah swt lebih dekat kepada manusia dari urat lehernya sendiri. Ibnu Mardawaih telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Sa'id bahwa Nabi saw bersabda: Allah dekat kepada manusia (putra Adam) dalam empat keadaan; Ia lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Ia seolah-olah dinding antara manusia dengan hatinya. Ia memegang setiap binatang pada ubun-ubunnya, dan Ia bersama dengan manusia dimana saja ia berada. (Riwayat Ibnu Mardawaih)
(

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sedangkan Kami mengetahui) lafal Na'lamu ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dan sebelumnya diperkirakan adanya lafal Nahnu (apa) huruf Maa di sini adalah Mashdariyah (yang dibisikkan) dibicarakan (oleh dia) yakni oleh manusia, huruf Ba di sini adalah Zaidah, atau untuk Ta'diyah (dalam hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya) maksudnya ilmu Kami (daripada urat lehernya) Idhafah di sini mengandung makna Bayan atau untuk menjelaskan, dan pengertian yang dimaksud dari lafal Al-Wariid adalah dua urat vital yang terdapat pada bagian belakang leher.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan tentang kekuasaan-Nya atas manusia, bahwa Dialah yang menciptakannya, dan pengetahuan-Nya meliputi semua urusannya. Hingga Allah Swt. mengetahui apa yang dibisikkan oleh hati manusia kebaikan dan keburukannya. Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Sesungguhnya Allah Swt. memaafkan terhadap umatku apa yang dibisikkan oleh hatinya selama dia tidak mengucapkannya atau mengerjakannya.

Firman Allah Swt.:

dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Qaf: 16)

Yakni malaikat-malaikat Allah Swt. lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Dan menurut pendapat ulama yang menakwilkannya dengan pengertian ilmu Allah, sesungguhnya yang dimaksud hanyalah untuk menghapuskan pengertian dugaan adanya bertempat atau ke­manunggalan, karena kedua sifat tersebut merupakan hal yang mustahil bagi Allah Swt. menurut kesepakatan semua ulama, Mahasuci Allah dari keduanya. Akan tetapi bila ditinjau dari segi teks, ayat tidak menunjukkan ke arah pengertian pengetahuan Allah, karena Allah Swt. tidak mengatakan, "Aku lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." Dan yang Dia katakan hanyalah: dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Qaf: 16)

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt. dalam ayat lain sehubungan dengan orang yang sedang meregang nyawanya:

dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat. (Al-Waqi'ah: 85)

Yaitu malaikat-malaikat-Nya. Dan sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 9)

Para malaikatlah yang turun membawa wahyu Al-Qur'an dengan seizin Allah Swt. Demikian pula para malaikatlah yang lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya berkat kekuasaan Allah Swt. yang diberikan kepada mereka untuk hal tersebut. Maka malaikat itu mempunyai jalan masuk ke dalam manusia sebagaimana setan pun mempunyai jalan masuk ke dalam manusia melalui aliran darahnya, seperti yang telah diberitakan oleh Nabi Saw. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

(yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya (Qaf: 17)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Aku bersumpah, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dan Kami selalu mengetahui apa yang dibisikkan oleh hati mereka. Kami--dengan pengetahuan Kami terhadap semua keadaan manusia--lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya sendiri yang paling dekat dengannya.