Al-Qur'an Surat Muhammad Ayat 20
Muhammad Ayat ke-20 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْلَا نُزِّلَتْ سُوْرَةٌ ۚفَاِذَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَّذُكِرَ فِيْهَا الْقِتَالُ ۙرَاَيْتَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ يَّنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِۗ فَاَوْلٰى لَهُمْۚ ( محمّد : ٢٠)
- wayaqūlu
- وَيَقُولُ
- And say
- dan berkata
- alladhīna
- ٱلَّذِينَ
- those who
- orang-orang yang
- āmanū
- ءَامَنُوا۟
- believe
- beriman
- lawlā
- لَوْلَا
- "Why not
- mengapa tidak
- nuzzilat
- نُزِّلَتْ
- has been revealed
- diturunkan
- sūratun
- سُورَةٌۖ
- a Surah?"
- suatu surat
- fa-idhā
- فَإِذَآ
- But when
- maka apabila
- unzilat
- أُنزِلَتْ
- is revealed
- diturunkan
- sūratun
- سُورَةٌ
- a Surah
- suatu surat
- muḥ'kamatun
- مُّحْكَمَةٌ
- precise
- jelas maksudnya
- wadhukira
- وَذُكِرَ
- and is mentioned
- dan disebutkan
- fīhā
- فِيهَا
- in it
- didalamnya
- l-qitālu
- ٱلْقِتَالُۙ
- the fighting
- perang
- ra-ayta
- رَأَيْتَ
- you see
- kamu lihat
- alladhīna
- ٱلَّذِينَ
- those who
- orang-orang yang
- fī
- فِى
- in
- didalam
- qulūbihim
- قُلُوبِهِم
- their hearts
- hati mereka
- maraḍun
- مَّرَضٌ
- (is) a disease
- penyakit
- yanẓurūna
- يَنظُرُونَ
- looking
- mereka memandang
- ilayka
- إِلَيْكَ
- at you
- kepadamu
- naẓara
- نَظَرَ
- a look
- pandangan
- l-maghshiyi
- ٱلْمَغْشِىِّ
- (of) one fainting
- pingsan
- ʿalayhi
- عَلَيْهِ
- (of) one fainting
- atasnya
- mina
- مِنَ
- from
- dari
- l-mawti
- ٱلْمَوْتِۖ
- the death
- kematian
- fa-awlā
- فَأَوْلَىٰ
- But more appropriate
- maka lebih utama
- lahum
- لَهُمْ
- for them
- bagi mereka
Transliterasi Latin:
Wa yaqụlullażīna āmanụ lau lā nuzzilat sụrah, fa iżā unzilat sụratum muḥkamatuw wa żukira fīhal-qitālu ra`aitallażīna fī qulụbihim maraḍuy yanẓurụna ilaika naẓaral-magsyiyyi 'alaihi minal-maụt, fa aulā lahum(QS. 47:20)
English Sahih:
Those who believe say, "Why has a Surah not been sent down?" But when a precise Surah is revealed and battle is mentioned therein, you see those in whose hearts is disease [i.e., hypocrisy] looking at you with a look of one overcome by death. And more appropriate for them [would have been] (QS. [47]Muhammad verse 20)
Arti / Terjemahan:
Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka. (QS. Muhammad ayat 20)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat-ayat yang lalu disebutkan sikap orang munafik, orang kafir dan orang beriman ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an tentang akidah, seperti keimanan kepada kesesaan Allah, kebangkitan dan sebagainya. Pada ayat berikut disebutkan sikap mereka pada waktu mendengar ayat-ayat Allah tentang perintah berjihad di jalan Allah. Orang-orang beriman selalu menungu-nunggu perintah berjihad, bahkan mereka ingin perintah itu dinyatakan dengan tegas. Dan orang-orang yang beriman berkata, “Mengapa tidak ada suatu surah yang kandungannya berisi tentang perintah jihad yang diturunkan agar kami mengamalkan dan mengikuti perintahnya?” Sedangkan bagi orang-orang munafik, bila diturunkan ayat yang mewajibkan mereka berjihad, mereka bersikap ingkar dan penuh rasa takut. Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut perintah perang, engkau wahai Nabi Muhammad, melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit kemunafikan atau lemah imannya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan sehingga matanya terbelalak karena takut mati menimpa mereka. Tetapi itu lebih pantas bagi mereka. (Catatan : Sebagian ulama memaknai “fa awla lahum” dengan “maka kecelakaanlah bagi mereka”. Ayat ini seakan-akan menyatakan orang yang demikian lebih baik mati daripada hidup tidak taat kepada perintah agama).
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan setulus hati pasti bersedia mengorbankan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka menunggu-nunggu turunnya wahyu Allah, terutama wahyu yang berhubungan dengan perintah jihad. Akan tetapi, perintah perang itu pada dasarnya bukan untuk menyerang, melainkan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, seperti yang terjadi dengan Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandak, dan lain-lain. Mereka berkata, "Mengapa Allah tidak menurunkan kepada kita ayat-ayat yang tegas dan jelas maksudnya yang di dalamnya disebutkan bahwa berperang membela agama Allah itu adalah suatu perintah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap orang beriman." Sebaliknya orang-orang munafik bersikap lain. Bila diturunkan ayat yang tegas dan jelas maknanya yang berisi perintah jihad, melihat kepada Nabi dengan pandangan keingkaran dan ketakutan. Hati mereka kecut, tubuh mereka gemetar mendengarnya, dan mereka bungkam, seperti orang yang sedang menghadapi saat kematian.
Dalam ayat lain, Allah berfirman:
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, "Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat!" Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?" Katakanlah, "Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizalimi sedikit pun." (an-Nisa'/4: 77)
Dari jawaban dan sikap orang munafik, tergambar apa yang tersirat dalam hati mereka. Orang yang demikian lebih baik mati daripada hidup mengekang diri dari perintah-perintah agama. Seseorang hidup untuk menjadi hamba Allah yang taat kepada-Nya, ingin mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Orang munafik tidak melaksanakan ketaatan itu. Mereka seakan-akan tidak memikirkan kebahagiaan hidup sesudah mati. Oleh karena itu, tidak ada arti hidup bagi mereka selain untuk melipat-gandakan perbuatan dosa yang menyebabkan mereka di azab di akhirat. Jika mereka mati waktu itu juga, azab mereka tidak akan bertambah di akhirat nanti.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan orang-orang yang beriman berkata) dalam rangka meminta berjihad, ("Mengapa tidak) atau kenapa tidak (diturunkan suatu surah?") yang di dalamnya disebutkan masalah jihad. (Maka apabila diturunkan suatu surah yang muhkam) tiada suatu ayat pun darinya yang dimansukh (dan disebutkan di dalamnya perintah perang) anjuran untuk berperang bagi kalian (kalian lihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit) berupa keragu-raguan dalam memeluk agamamu, mereka adalah orang-orang munafik (melihat kepadamu dengan pandangan seperti orang yang pingsan) tidak sadarkan diri (karena takut mati) khawatir akan mati dan benci kepadanya; maksudnya mereka takut menghadapi peperangan dan sangat benci kepadanya. (Maka hal yang lebih utama bagi mereka) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada, sedangkan Khabarnya ialah:
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal orang-orang mukmin, bahwa mereka mengharapkan agar jihad disyariatkan atas diri mereka. Tetapi setelah jihad difardukan oleh Allah Swt. dan Allah memerintahkannya, tiba-tiba sebagian besar dari mereka menolaknya, ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, "Tahanlah tanganmu (dari perang), dirikanlah salat, dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh) seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun. (An-Nisa: 77)
Dan Allah Swt. berfirman dalam ayat ini:
Dan orang-orang yang beriman berkata, "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?” (Muhammad: 20)
Yakni yang mengandung hukum perang. Dan dalam firman berikutnya disebutkan:
Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. (Muhammad: 20)
Yaitu karena kaget, takut, dan kecut hatinya dalam menghadapi peperangan dengan musuh.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Orang-orang Mukmin berkata, "Mengapa tidak turun surat yang mengajak kami untuk berperang?" Tetapi, ketika turun surat yang memerintahkan perang, kamu akan melihat orang yang di dalam hatinya terdapat sifat munafik memandangmu seperti pandangan orang pingsan karena benci dan takut mati. Dari itu, taat kepada Allah dan mengatakan apa yang dibenarkan agama adalah lebih baik bagi mereka jika diwajibkan kepada mereka berjihad. Dan seandainya mereka beriman dan taat kepada Allah, hal itu tentu lebih baik bagi mereka daripada bersikap munafik. Maka apakah ada di antara kalian, wahai orang-orang munafik, jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan dengan kerabat kalian?