Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Ahqaf Ayat 10

Al-Ahqaf Ayat ke-10 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ وَكَفَرْتُمْ بِهٖ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى مِثْلِهٖ فَاٰمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ ( الاحقاف : ١٠)

qul
قُلْ
Say
katakanlah
ara-aytum
أَرَءَيْتُمْ
"Do you see
apakah kamu lihat
in
إِن
if
jika
kāna
كَانَ
it is
adalah ia
min
مِنْ
from Allah
dari
ʿindi
عِندِ
from Allah
sisi
l-lahi
ٱللَّهِ
from Allah
Allah
wakafartum
وَكَفَرْتُم
and you disbelieve
dan kamu mengingkari
bihi
بِهِۦ
in it
padanya
washahida
وَشَهِدَ
and testifies
dan menyaksikan
shāhidun
شَاهِدٌ
a witness
seorang saksi
min
مِّنۢ
from
dari
banī
بَنِىٓ
(the) Children of Israel
Bani
is'rāīla
إِسْرَٰٓءِيلَ
(the) Children of Israel
Israil
ʿalā
عَلَىٰ
to
atas
mith'lihi
مِثْلِهِۦ
(the) like thereof
perumpamaannya
faāmana
فَـَٔامَنَ
then he believed
lalu dia beriman
wa-is'takbartum
وَٱسْتَكْبَرْتُمْۖ
while you are arrogant?"
dan kamu menyombongkan diri
inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
لَا
(does) not
tidak
yahdī
يَهْدِى
guide
memberi petunjuk
l-qawma
ٱلْقَوْمَ
the people
kaum
l-ẓālimīna
ٱلظَّٰلِمِينَ
the wrongdoers
orang-orang yang zalim

Transliterasi Latin:

Qul ara`aitum ing kāna min 'indillāhi wa kafartum bihī wa syahida syāhidum mim banī isrā`īla 'alā miṡlihī fa āmana wastakbartum, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn (QS. 46:10)

English Sahih:

Say, "Have you considered: if it [i.e., the Quran] was from Allah, and you disbelieved in it while a witness from the Children of Israel has testified to something similar and believed while you were arrogant...?" Indeed, Allah does not guide the wrongdoing people. (QS. [46]Al-Ahqaf verse 10)

Arti / Terjemahan:

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. Al-Ahqaf ayat 10)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

“Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya Al-Qur’an yang kusampaikan kepadamu ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya dengan menuduh bahwa aku telah mengada-adakannya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui kebenaran yang serupa dengan yang disebut dalam Al-Qur’an, yakni wahyu Allah yang disebut dalam kitab Taurat dan kitab-kitab sebelumnya yang mengajarkan tentang tauhid, hari akhir dan ajaran-ajaran lainnya yang serupa dengan ajaran Al-Qur’an lalu dia beriman kepada apa yang tertulis di dalamnya, sedangkan kamu menyombongkan diri, tidak percaya kepada ajaran serupa itu yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur’an. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim, disebabkan keengganan mereka untuk menerima petunjuk-Nya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah memerintahkan kepada rasul-Nya agar menanyakan kepada orang-orang musyrik bagaimana pendapat mereka seandainya terbukti bahwa Al-Qur'an itu benar-benar dari Allah. Dengan kenyataan bahwa tidak seorang pun dapat menandinginya, terbukti bahwa Al-Qur'an itu bukan sihir dan bukan pula diada-adakan, sebagaimana yang mereka tuduhkan. Namun demikian, mereka tetap mendustakan dan mengingkarinya, sedangkan ada di antara Bani Israil yang lebih tahu dan berpengalaman serta lebih pintar daripada mereka, tetapi tetap mengakui kebenarannya. Apakah yang akan diperbuat Tuhan terhadap mereka? Bukankah Tuhan akan mengazab mereka karena keingkaran dan kesombongan itu. Dia tidak akan memberi petunjuk kepada mereka sehingga mereka semua menjadi orang yang paling sesat di dunia ini.
Yang dimaksud dengan seorang saksi yang berasal dari Bani Israil ialah 'Abdullah bin Salam, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidhi, Ibnu Jarir, dan Ibnu Mardawaih dari 'Abdullah bin Salam sendiri. Ia menyatakan:
"Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an tentang diriku. Diturunkan tentang diriku ayat : wa syahida syahidun min Bani Israil 'ala mitslihi, dan ayat: Qul kafa billahi syahidan baini wa bainakum wa man 'indahu 'ilmul kitab." (Riwayat at-Tirmidhi)

Pernyataan 'Abdullah bin Salam ini dikuatkan oleh hadis Rasulullah saw:
Dari Sa'ad bin Abi Waqqas, ia berkata, "Aku belum pernah mendengar Rasulullah saw mengatakan kepada seorang yang ada di muka bumi bahwa ia termasuk ahli surga, kecuali kepada 'Abdullah bin Salam; dan berhubungan dengan dirinya turun ayat: "Wa syahida syahidun min bani Isra'ila 'ala mitslihi." (Riwayat al-Bukhari)

'Abdullah bin Salam adalah seorang Yahudi penduduk kota Medinah. Ia mempelajari dan memahami dengan baik isi Taurat yang menyebutkan akan datang nanti nabi dan rasul terakhir yang berasal dari Nabi Ibrahim, dan dari jalur Nabi Ismail, di Jazirah Arab, yang membawa Al-Qur'an sebagai kitab yang diturunkan Allah kepadanya. Setelah Rasulullah saw hijrah ke Medinah, 'Abdullah memperhatikan sifat-sifat Rasulullah dan ajaran yang disampaikannya berupa ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepadanya.
Ia mengamati sikap Rasulullah terhadap sesama manusia dan sikap para pengikutnya yang telah mendalami agama baru itu. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa Rasulullah dan ajaran agama yang dibawanya itu mempunyai ciri yang sama dengan yang diisyaratkan Taurat yang telah dipelajari dan diamalkannya. Demikian pula sifat-sifat para pengikut agama baru itu. Oleh karena itu, ia menyatakan diri masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah saw.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang benar-benar mengikuti dan meyakini Taurat dan Injil, pasti akan sampai kepada kesimpulan bahwa Al-Qur'an itu benar-benar dari Allah dan Muhammad saw itu benar-benar utusan-Nya sebagaimana yang telah dilakukan oleh 'Abdullah bin Salam.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa orang-orang musyrik sebenarnya adalah orang-orang yang sombong dan mengingkari ayat-ayat Allah. Oleh karena itu, mereka telah menganiaya diri sendiri. Akibat sikap dan tindakan seperti itu, Allah tidak lagi memberikan petunjuk kepada mereka. Hal ini sesuai dengan sunatullah bahwa Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada setiap orang zalim. Mereka mendapat kemurkaan Allah di dunia dan di akhirat.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku) ceritakanlah kepadaku, bagaimana pendapat kalian (jika ia) yakni jika Alquran itu (datang dari sisi Allah padahal kalian mengingkarinya) lafal Wakafartum Bihi merupakan jumlah Haliyah (dan seorang saksi dari Bani Israel mengakui kebenaran) yaitu Abdullah bin Salam (yang serupa dengan yang tersebut dalam Alquran) bahwasanya Alquran itu datang dari sisi Allah (lalu dia beriman) yakni saksi tersebut beriman kepada Alquran (sedangkan kalian menyombongkan diri) tidak mau beriman kepada Alquran. Sedangkan Jawab Syaratnya ialah 'Bukankah kalau demikian kalian adalah orang-orang yang lalim', hal ini disimpulkan dari pengertian ayat selanjutnya, ('Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.")

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman:

Katakanlah. (Al-Ahqaf: 10)

hai Muhammad, kepada orang-orang musyrik yang mengingkari Al-Qur’an.

Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur’an ini datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkari­nya. (Al-Ahqaf: 10)

Yakin menurut dugaan kalian apakah yang akan dilakukan Allah terhadap diri kalian jika memang Al-Kitab yang aku datangkan kepada kalian ini benar-benar telah diturunkan oleh-Nya kepadaku agar aku menyampaikannya kepada kalian, padahal kalian mengingkari dan mendustakannya.

dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an. (Al-Ahqaf: 10)

Yaitu aitu kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi sebelumku telah membenarkan dan mengakui keabsahan dari Al-Qur'an Kitab-kitab terdahulu itu telah memberitakan tentangnya, sebagaimana yang diberitakan oleh Al-Qur'an ini.

Firman Allah Swt.:

lalu dia beriman. (Al-Ahqaf: 10)

Maksudnya, orang dari kalangan Bani Israil yang menyaksikan kebenaran Al-Qur'an ini karena dia mengetahui hakikat dan Al-Qur’an.

sedangkan kamu menyombongkan diri. (Al-Ahqaf: 10)

Yakni kamu dan para pengikutmu bersikap angkuh terhadapnya. Masruq mengatakan bahwa lalu berimanlah orang yang menjadi saksi ini kepada nabi dan kitab-Nya, sedangkan kalian kafir kepada nabi kalian dan juga kepada kitab kalian.

Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Ahqaf: 10)

Kata asy-syahid ini adalah isim jinsi yang pengertiannya bersifat menyeluruh mencakup Abdullah ibnu Salam dan lain-lainnya yang beriman. Ayat ini adalah Makkiyyah, diturunkan sebelum masuk Islamnya Abdullah ibnu Salam r.a. Dan pengertiannya sama dengan firman Allah Swt.:

Dan apabila dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata "Kami beriman kepadanya; sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan (nya)." (Al-Qashash: 53)

Dan firman Allah Swt.:

Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila dibacakan Al-Qur’an kepada mereka mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud dan mereka berkata, "Mahasuci Tuhan kami; sesungguhnya janji tuhan kami pasti dipenuhi.” (Al-Isra: 107-108)

Masruq dan Asy-Sya'bi mengatakan bahwa orang yang dimaksud bukanlah Abdullah ibnu Salam karena ayat ini Makkiyah, sedangkan masuk Islamnya Abdullah ibnu Salam r.a. adalah di Madinah.

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan atsar ini dari keduanya, dan Ibnu Jarir memilih pendapat ini.

Malik telah meriwayatkan dari Abun Nadr, dari Amir ibnu Sa'd dari ayahnya yang mengatakan, "Aku belum pernah mendengar Rasulullah Saw. berkata kepada seseorang yang berjalan di muka bumi bahwa sesungguhnya dia termasuk ahli surga kecuali kepada Abdullah ibnu Salam r.a.

Sa'd mengatakan bahwa berkenaan dengan Abdullah ibnu Salam diturunkan ayat berikut, yaitu firman-Nya: dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur’an. (Al-Ahqaf: 10)

Imam Bukhari dan Imam Muslim serta Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui, hadis Malik dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Ad-Dahhak, Qatadah Ikrimah Yusuf ibnu Abdullah ibnu Salam, Hilak ibnu Yusaf, As-Saddi As-Sauri' Malik ibnu Anas, dan Ibnu Zaid; mereka semuanya mengatakan bahwa sesungguhnya yang dimaksud dalam ayat adalah Abdullah ibnu Salam.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Katakan, "Jelaskanlah kepadaku jika al-Qur'ân itu datang dari sisi Allah lalu kalian ingkari, sedangkan seseorang dari Banû Isrâ'îl bersaksi dan mengakui adanya kitab suci yang diturunkan oleh Allah. Orang itu beriman, tetapi kalian menyombongkan diri. Bukankah, dengan begitu, kalian menjadi orang yang paling sesat dan paling zalim terhadap diri sendiri. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang menzalimi diri sendiri dan menentang kebenaran.