Al-Qur'an Surat Al-Jasiyah Ayat 8
Al-Jasiyah Ayat ke-8 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
يَّسْمَعُ اٰيٰتِ اللّٰهِ تُتْلٰى عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَاَنْ لَّمْ يَسْمَعْهَاۚ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ ( الجاثية : ٨)
- yasmaʿu
- يَسْمَعُ
- Who hears
- dia mendengar
- āyāti
- ءَايَٰتِ
- (the) Verses
- ayat-ayat
- l-lahi
- ٱللَّهِ
- (of) Allah
- Allah
- tut'lā
- تُتْلَىٰ
- recited
- dibacakan
- ʿalayhi
- عَلَيْهِ
- to him
- atasnya
- thumma
- ثُمَّ
- then
- kemudian
- yuṣirru
- يُصِرُّ
- persists
- dia tetap
- mus'takbiran
- مُسْتَكْبِرًا
- arrogantly
- menyombongkan diri
- ka-an
- كَأَن
- as if
- seakan-akan
- lam
- لَّمْ
- not
- tidak
- yasmaʿhā
- يَسْمَعْهَاۖ
- he heard them
- dia mendengar
- fabashir'hu
- فَبَشِّرْهُ
- So give him tidings
- maka beri kabar gembira
- biʿadhābin
- بِعَذَابٍ
- (of) a punishment
- dengan azab
- alīmin
- أَلِيمٍ
- painful
- pedih
Transliterasi Latin:
Yasma'u āyātillāhi tutlā 'alaihi ṡumma yuṣirru mustakbirang ka`al lam yasma'hā, fa basysyir-hu bi'ażābin alīm(QS. 45:8)
English Sahih:
Who hears the verses of Allah recited to him, then persists arrogantly as if he had not heard them. So give him tidings of a painful punishment. (QS. [45]Al-Jathiyah verse 8)
Arti / Terjemahan:
Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri khabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (QS. Al-Jasiyah ayat 8)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
yaitu orang yang selalu mendengar ayat-ayat Allah dengan begitu jelas ketika di bacakan kepadanya dengan lisan, namun tetap saja dia tidak mempercayainya, bahkan kemudian dia tetap mengingkarinya sambil menyombongkan diri seakan-akan dia tidak pernah mendengarnya. Karena sikap dan tindakannya yang demikian itulah, maka wahai Nabi Muhammad, peringatkanlah dia dengan azab yang pedih akibat perbuatan buruknya
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Kemudian Allah mengancam kaum musyrikin yang selalu mengingkari kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an dengan ancaman yang sangat mengerikan. Mereka tetap mendustakan kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an, padahal di dalamnya terdapat keterangan tentang dalil-dalil dan bukti-bukti keesaan dan kekuasaan-Nya yang cukup jelas. Bukti dan keterangan itu telah mereka dengar sendiri. Menurut ukuran yang wajar, tentu mereka telah memahaminya. Akan tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya. Itulah sebabnya mereka disebut dalam ayat ini orang-orang yang banyak berdusta dan banyak melakukan perbuatan dosa.
Selanjutnya diterangkan bahwa keadaan orang-orang musyrik sebelum dan sesudah mendengar ayat-ayat Al-Qur'an tetap sama, tidak ada perubahan dalam sikap dan perilaku mereka, bahkan mereka bertambah ingkar dan menyombongkan diri. Itulah sebabnya dalam ayat ini mereka dikatakan seolah-olah tidak pernah mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang disampaikan kepada mereka.
Dalam ayat yang lain, diterangkan bahwa mereka sendiri mengakui tidak pernah merasa mendengar Al-Qur'an yang disampaikan kepada mereka. Allah berfirman:
Dan mereka berkata, "Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesungguhnya kami akan melakukan (sesuai kehendak kami)." (Fussilat/41: 5)
Dalam ayat lain:
Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur'an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. (Fussilat/41: 44)
Pada akhir ayat ini, Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya menyampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh azab yang pedih di neraka nanti. Dalam ayat ini disebutkan bahwa memberitakan adanya azab yang pedih merupakan suatu berita gembira, bukan suatu berita duka. Ungkapan ini sengaja dibuat demikian untuk membalas sikap mereka yang memperolok-olokkan ayat-ayat Al-Qur'an yang disampaikan kepadanya dan untuk menunjukkan bahwa sikap mereka itu merupakan sikap yang sudah melampaui batas. Karena itu, yang dimaksud dengan kabar gembira di sini ialah lawan daripada kabar gembira itu, yaitu kabar sedih sebagai penghinaan kepada mereka.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dia mendengar ayat-ayat Allah) yakni Alquran (dibacakan kepadanya kemudian dia tetap) atas kekafirannya (menyombongkan diri) takabur tidak mau beriman (seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih) azab yang menyakitkan.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya, kemudian dia tetap. (Al-Jatsiyah: 8)
dalam kekafirannya, keingkaran, dan kesombongannya.
seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (Al-Jatsiyah: 8)
Maksudnya, dia pura-pura tidak mendengarnya. Maka beritakanlah kepada orang yang bersikap demikian bahwa di sisi Allah kelak di hari kiamat dia akan mendapat azab yang pedih lagi sangat menyakitkan.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Orang yang mengada-ada itu sebenarnya mendengar ayat-ayat Allah yang berbicara tentang kebenaran ketika dibacakan kepadanya. Tetapi kemudian ia tetap bersikap ingkar, menyombongkan diri dan tidak beriman. Ia seolah-olah seperti orang yang tidak pernah mendengar ayat-ayat itu. Oleh karena itu, wahai Muhammad, sampaikanlah "berita gembira"--sebagai penghinaan--bahwa orang itu akan memperoleh azab yang pedih akibat perbuatannya yang memang mengantarkannya kepada siksa itu.