Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Jasiyah Ayat 6

Al-Jasiyah Ayat ke-6 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

تِلْكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ نَتْلُوْهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّۚ فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَ اللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ يُؤْمِنُوْنَ ( الجاثية : ٦)

til'ka
تِلْكَ
These
itulah
āyātu
ءَايَٰتُ
(are the) Verses
ayat-ayat
l-lahi
ٱللَّهِ
(of) Allah
Allah
natlūhā
نَتْلُوهَا
We recite them
Kami bacakan
ʿalayka
عَلَيْكَ
to you
atas kamu
bil-ḥaqi
بِٱلْحَقِّۖ
in truth
dengan benar
fabi-ayyi
فَبِأَىِّ
Then in what
maka dengan yang mana
ḥadīthin
حَدِيثٍۭ
statement
perkataan
baʿda
بَعْدَ
after
sesudah
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
Allah
waāyātihi
وَءَايَٰتِهِۦ
and His Verses
dan ayat-ayat-Nya
yu'minūna
يُؤْمِنُونَ
will they believe?
mereka beriman

Transliterasi Latin:

Tilka āyātullāhi natlụhā 'alaika bil-ḥaqq, fa bi`ayyi ḥadīṡim ba'dallāhi wa āyātihī yu`minụn (QS. 45:6)

English Sahih:

These are the verses of Allah which We recite to you in truth. Then in what statement after Allah and His verses will they believe? (QS. [45]Al-Jathiyah verse 6)

Arti / Terjemahan:

Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (QS. Al-Jasiyah ayat 6)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Itulah ayat-ayat Allah yang dihamparkan di alam ini untuk menggambarkan keesaan, kekuasaan, dan kebesaran-Nya yang Kami bacakan melalui malaikat Jibril kepadamu, wahai Nabi Muhammad, dengan sebenarnya untuk engkau sampaikan kepada umatmu; maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah firman Allah dan ayat-ayat-Nya itu? Kalau ayat-ayat Al-Qur’an dan tanda-tanda kekuasaan Allah di muka bumi tidak mereka percayai, maka yang lain pun mereka lebih tidak percaya lagi.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah menyatakan kepada Rasulullah saw, bahwa ayat Al-Qur'an yang dibacakan kepadanya itu adalah ayat-ayat yang mengandung bukti, dan dalil-dalil yang kuat baik dari segi asal Al-Qur'an itu (dari Allah) maupun dari segi isi dan gaya bahasanya. Pernyataan Allah itu telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw kepada kaum musyrik Mekah, tetapi semuanya itu tidak dapat mereka terima, bahkan mereka bertambah ingkar kepada Rasulullah saw.
Pada waktu Al-Qur'an dibacakan kepada orang kafir Mekah, hati mereka mengakui ketinggian isi dan gaya bahasanya. Pengakuan ini langsung diucapkan 'Utbah bin Rabi'ah dan Abu al-Walid, sastrawan kenamaan orang Arab waktu itu. Kepada mereka diperintahkan agar memperhatikan kejadian alam semesta ini, kejadian diri mereka sendiri, air hujan yang turun dari langit yang menyirami bumi sehingga bumi yang tandus menjadi subur, angin yang bertiup, dan sebagainya, semuanya itu dapat dijadikan bukti bahwa Allah adalah Maha Esa, Mahakuasa lagi Mahaperkasa.
Kepada mereka pun telah diutus seorang rasul yang akan menyampaikan agama Allah kepada seluruh manusia. Rasul itu adalah orang yang paling mereka percayai di antara mereka, orang yang mereka segani dan orang yang selalu mereka mintai nasihat dalam menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara mereka. Rasul yang diutus itu dapat pula membuktikan bahwa ia benar-benar Rasul yang diutus Allah kepada manusia, misalnya dengan mengemukakan beberapa mukjizat yang diberikan Allah kepadanya. Sudah banyak bukti yang dikemukakan kepada mereka, tetapi mereka tidak juga beriman. Sebenarnya, bagi orang yang mau menggunakan pikirannya, cukup banyak bukti untuk menjadikan dia seorang yang beriman.
Itulah sebabnya maka Rasulullah saw diperintahkan oleh Allah menanyakan kepada kaum musyrik Mekah tentang keterangan apalagi yang mereka minta yang dapat mengubah hati mereka sehingga menjadi beriman.
Telah lengkap keterangan yang diberikan kepada mereka. Tidak ada lagi dalil-dalil dan bukti-bukti yang lebih kuat daripada yang telah dikemukakan itu. Jika mereka tidak mau juga memahaminya dan tidak mau menerima bukti dan dalil-dalil itu, terserah kepada mereka sendiri. Mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal akibat sikap kepala batu mereka itu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Itulah) yakni tanda-tanda yang telah disebutkan itu (ayat-ayat Allah) maksudnya, hujah-hujah-Nya yang menunjukkan kepada keesaan-Nya (yang Kami membacakannya) yang Kami ceritakan (kepadamu dengan sebenarnya) lafal Bil haqqi ber-ta'aluq kepada lafal Natluuhaa (maka dengan perkataan mana lagi sesudah Allah) sesudah firman-Nya, yang dimaksud adalah Alquran (dan keterangan-keterangan-Nya) atau hujah-hujah-Nya (mereka beriman) orang-orang kafir Mekah itu mereka tidak beriman. Menurut suatu qiraat lafal Yu'minuuna dibaca Tu'minuuna.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

itulah ayat-ayat Allah. (Al-Jatsiyah: 6)

Yakni Al-Qur'an yang di dalamnya mengandung bukti-bukti dan keterangan-keterangan yang jelas.

yang kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya. (Al-Jatsiyah: 6)

Yaitu mengandung perkara yang hak dari Tuhan Yang Maha Hak. Apabila mereka tidak beriman kepadanya dan tidak mau tunduk patuh kepadanya, maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada Al-Qur’an itu?

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Itulah ayat-ayat kawniyyah (kosmis) Allah yang mengandung kebenaran untuk manusia, yang Kami bacakan kepadamu, Muhammad, melalui al-Qur'ân dengan perantaraan malaikat Jibril. Apabila mereka tidak mempercayai ayat-ayat itu, maka perkataan apa lagi setelah firman Allah, yaitu al-Qur'ân, yang akan mereka percaya.