Skip to content

Al-Qur'an Surat Fussilat Ayat 34

Fussilat Ayat ke-34 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ ( فصّلت : ٣٤)

walā
وَلَا
And not
dan tidaklah
tastawī
تَسْتَوِى
are equal
sama
l-ḥasanatu
ٱلْحَسَنَةُ
the good (deed)
kebaikan
walā
وَلَا
and
dan tidaklah
l-sayi-atu
ٱلسَّيِّئَةُۚ
the evil (deed)
kejahatan
id'faʿ
ٱدْفَعْ
Repel
tolaklah
bi-allatī
بِٱلَّتِى
by (that) which
dengan yang
hiya
هِىَ
[it]
ia (cara)
aḥsanu
أَحْسَنُ
(is) better;
lebih baik
fa-idhā
فَإِذَا
then behold!
maka tiba-tiba
alladhī
ٱلَّذِى
One who
orang yang
baynaka
بَيْنَكَ
between you
diantaramu
wabaynahu
وَبَيْنَهُۥ
and between him
dan antara dia
ʿadāwatun
عَدَٰوَةٌ
(was) enmity
permusuhan
ka-annahu
كَأَنَّهُۥ
as if he
seakan-akan
waliyyun
وَلِىٌّ
(was) a friend
penolong
ḥamīmun
حَمِيمٌ
intimate
teman

Transliterasi Latin:

Wa lā tastawil-ḥasanatu wa las-sayyi`ah, idfa' billatī hiya aḥsanu fa iżallażī bainaka wa bainahụ 'adāwatung ka`annahụ waliyyun ḥamīm (QS. 41:34)

English Sahih:

And not equal are the good deed and the bad. Repel [evil] by that [deed] which is better; and thereupon, the one whom between you and him is enmity [will become] as though he was a devoted friend. (QS. [41]Fussilat verse 34)

Arti / Terjemahan:

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. Fussilat ayat 34)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Orang seperti itulah orang yang terbaik. Dan dengan demikian tidaklah sama antara kebaikan dan pelaku kebaikan itu dengan kejahatan dan pelaku kejahatan itu. Oleh sebab itu, tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, dalam arti sebaik-baiknya. Jika itu yang dilakukan sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan berubah sikapnya kepadamu menjadi seperti teman yang setia.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan bahwa kebaikan yang diridai Allah dan diberi pahala itu tidak sama dengan keburukan yang dibenci-Nya dan orang yang melakukannya pasti diazab.
Ayat ini dapat ditafsirkan dengan pernyataan bahwa tidak sama dakwah orang yang menyeru kepada Allah dan mengikuti Islam, dengan perbuatan mencela orang-orang yang melaksanakan dakwah itu.
Sikap orang kafir yang mencela para dai diterangkan dalam firman Allah:

¦ Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya¦ (Fushshilat/41: 5)

Dan firman Allah:

Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka)." (Fushshilat/41: 26)

Dengan ayat ini, seakan-akan Allah menyatakan kepada Rasulullah saw bahwa jika ia mengerjakan kebaikan, maka akan memperoleh ganjaran kebaikan berupa penghargaan selama hidup di dunia dan pahala yang besar di akhirat nanti. Sedang orang-orang kafir yang mengerjakan kejahatan itu akan memperoleh penghinaan di dunia, dan di akhirat mereka akan memperoleh azab yang pedih. Rasulullah juga dilarang untuk membalas kejahatan mereka dengan kejahatan. Jika ia membalas kejahatan dengan kejahatan tentu mereka akan memperoleh kerugian yang berlipat ganda. Oleh karena itu, Rasulullah diperintahkan untuk membalas kejahatan mereka dengan kebaikan.
Kemudian Allah menerangkan cara membalas kejahatan orang-orang kafir itu dengan kebaikan dengan memerintahkan kepada Rasulullah agar membalas kebodohan dan kejahatan orang-orang kafir dengan cara yang paling baik, membalas perbuatan buruk mereka dengan perbuatan baik, memaafkan kesalahan mereka, dan menghadapi kemarahan mereka dengan kesabaran. Jika Nabi berbuat demikian, lambat laun mereka akan menilai sendiri perbuatan mereka, dan menimbulkan malu kepada mereka karena tindakan-tindakan mereka itu.
Allah menerangkan hasil yang akan diperoleh orang-orang yang beriman jika membalas perbuatan buruk orang-orang kafir dengan perbuatan baik. Allah mengatakan jika orang-orang beriman berhasil berbuat demikian, tentu permusuhan orang-orang kafir kepada mereka akan berubah menjadi persahabatan, kebencian akan berubah menjadi kecintaan.
Ibnu 'Abbas berkata bahwa pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada manusia agar berlaku sabar ketika marah, penyantun terhadap orang yang bodoh, dan memaafkan kesalahan orang. Jika seseorang mengerjakan yang demikian, Allah akan memelihara mereka dari setan, dan musuh-musuh mereka akan tunduk dan patuh kepada mereka.
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki mencela Qunbur, budak 'Ali bin Abi thalib, yang telah dimerdekakannya. 'Ali lalu memanggilnya dan berkata, Wahai Qunbur, tinggalkanlah orang yang mencelamu itu, biarkanlah ia, semoga Tuhan Yang Maha Penyayang meridai, dan setan menjadi marah."
Menurut Muqatil., ayat ini turun berhubungan dengan Abu Sufyan. Dia adalah salah seorang musuh Rasulullah yang paling besar. Akan tetapi karena kesabaran dan sikap Nabi yang baik kepadanya, Abu Sufyan menjadi sahabat Nabi yang akrab, dengan mengadakan hubungan perbesanan (mushaharah).

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan) dalam tingkatan rinciannya, karena sebagian daripada keduanya berada di atas sebagian yang lain. (Tolaklah) kejahatan itu (dengan cara) yakni dengan perbuatan (yang lebih baik) seperti marah, imbangilah dengan sabar, bodoh imbangilah dengan santunan, dan perbuatan jahat imbangilah dengan lapang dada atau pemaaf (maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang setia) maka jadilah yang dulunya musuhmu kini menjadi teman sejawat dalam hal saling kasih mengasihi, jika kamu mempunyai sikap seperti tersebut. Lafal Al Ladzii Mubtada, dan Ka-annahu adalah Khabarnya, lafal Idzaa menjadi Zharaf bagi makna Tasybih.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. (Fushshilat: 34)

Yakni alangkah besarnya perbedaan di antara keduanya.

Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. (Fushshilat: 34)

Maksudnya, barang siapa yang berbuat jahat terhadap dirimu, tolaklah kejahatan itu darimu dengan cara berbuat baik kepada pelakunya. Seperti yang dikatakan oleh Umar r.a., "Hukuman yang setimpal bagi orang yang durhaka kepada Allah karena menyakitimu ialah dengan cara kamu berbuat taat kepada Allah dalam menghadapinya."

Firman Allah Swt.:

maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (Fushshilat: 34)

Yang dimaksud dengan hamim ialah teman setia. Yakni jika engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu, maka kebaikan yang kamu ulurkan kepadanya akan melunakkan hatinya dan berbalik menyukai dan menyenangimu, hingga seakan-akan dia menjadi teman yang dekat denganmu dan akan tertanamlah di dalam hatinya rasa kasihan kepadamu dan ingin berbuat baik kepadamu.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sifat yang baik tidak sama dengan sifat yang buruk. Balaslah perlakuan tidak baik yang datang dari pihak lawan dengan perlakuaan yang lebih baik. Perlakuaan seperti itu akan membuat orang yang bermusuhan denganmu seolah-olah menjadi seorang teman yang tulus.