Skip to content

Al-Qur'an Surat Gafir Ayat 84

Gafir Ayat ke-84 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَلَمَّا رَاَوْا بَأْسَنَاۗ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهٖ مُشْرِكِيْنَ ( غافر : ٨٤)

falammā
فَلَمَّا
So when
maka tatkala
ra-aw
رَأَوْا۟
they saw
mereka melihat
basanā
بَأْسَنَا
Our punishment
azab Kami
qālū
قَالُوٓا۟
they said
mereka berkata
āmannā
ءَامَنَّا
"We believe
kami beriman
bil-lahi
بِٱللَّهِ
in Allah
kepada Allah
waḥdahu
وَحْدَهُۥ
Alone
sendiri-Nya
wakafarnā
وَكَفَرْنَا
and we disbelieve
dan kami ingkar
bimā
بِمَا
in what
dengan apa
kunnā
كُنَّا
we used (to)
adalah kami
bihi
بِهِۦ
with Him
dengan-Nya
mush'rikīna
مُشْرِكِينَ
associate"
orang-orang yang mempersekutukan

Transliterasi Latin:

Fa lammā ra`au ba`sanā, qālū āmannā billāhi waḥdahụ wa kafarnā bimā kunnā bihī musyrikīn (QS. 40:84)

English Sahih:

And when they saw Our punishment, they said, "We believe in Allah alone and disbelieve in that which we used to associate with Him." (QS. [40]Ghafir verse 84)

Arti / Terjemahan:

Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah". (QS. Gafir ayat 84)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka ketika mereka umat terdahulu itu melihat betapa berat dan mengerikan azab Kami itu, mereka pun berkata dengan nada bermohon, ‘Kami hanya beriman kepada Allah Yang Maha Esa saja, dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang dahulu kami sembah dan yang telah kami persekutukan dengan Allah.’

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan watak dan kepercayaan manusia yang sebenarnya kepada Allah. Manusia pada dasarnya mempercayai bahwa Tuhan itu adalah Esa, Dialah Yang Mahakuasa dan yang memberikan nikmat kepada hamba-hamba-Nya. Kepercayaan itu dapat tertutupi oleh keadaan yang memengaruhi kehidupan manusia. Jika sedang berkuasa, kaya, dan dikuasai oleh hawa nafsunya, mereka lupa kepada Allah, bahkan mencari tuhan-tuhan yang lain yang akan disembah, sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya. Jika mereka ditimpa bahaya, malapetaka, kesedihan, dan sebagainya, mereka kembali ingat dan menghambakan diri kepada Tuhan yang menciptakannya. Di saat itu pula mereka mengingkari tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.
Banyak contoh dan perumpamaan yang dikemukakan Allah dalam ayat-ayat-Nya sehubungan dengan hal ini. Banyak pula orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang demikian, seperti Fir'aun, Karun, dan sebagainya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka tatkala mereka melihat azab Kami) yakni betapa kerasnya azab Kami (mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sesembahan-sesembahan yang telah kami mempersekutukannya dengan Allah.")

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Maka tatkala mereka melihat azab Kami. (Al-Mu’min: 84)

Yaitu di saat mereka menyaksikan terjadinya azab atas diri mereka dengan mata kepala mereka sendiri.

mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah.” (Al-Mu’min: 84)

Pada saat itulah mereka mengesakan Allah Swt. dan kafir kepada berhala-berhala, tetapi hal itu terjadinya sesudah nasi menjadi bubur dan tiada gunanya lagi alasan dan permintaan maaf. Seperti yang dikatakan oleh Fir'aun pada saat ia ditenggelamkan, yaitu:

Saya percaya bahwa tiada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (Yunus: 90)

Maka dijawab oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:

Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus: 91)

Yakni Allah tidak menerima imannya karena dia telah dikutuk oleh Musa a.s. saat Musa a.s. memohon kepada Allah Swt., dan permohonannya diperkenankan, yaitu:

dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. (Yunus: 88)

Hal yang sama dikatakan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya dalam surat ini, yaitu:

Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. (Al-Mu’min: 85)

Demikianlah hukum Allah terhadap orang yang bertobat kepada-Nya di saat ia menyaksikan azab. Yaitu bahwa Allah tidak mau menerima tobatnya. Karena itulah disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:

Sesungguhnya Allah Swt. senantiasa menerima tobat hamba-(Nya) selama dia belum sekarat.

Yakni apabila ia sekarat dan rohnya sampai di tenggorokan dan malaikat maut telah dilihatnya, maka pintu tobat sudah tertutup baginya saat itu.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ketika melihat kejamnya azab Kami, mereka mengatakan, "Kami beriman hanya kepada Allah dan ingkar kepada tuhan-tuhan yang menyebabkan kami musyrik."