Skip to content

Al-Qur'an Surat Gafir Ayat 82

Gafir Ayat ke-82 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ كَانُوْٓا اَكْثَرَ مِنْهُمْ وَاَشَدَّ قُوَّةً وَّاٰثَارًا فِى الْاَرْضِ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ( غافر : ٨٢)

afalam
أَفَلَمْ
Do they not
apakah maka tidak
yasīrū
يَسِيرُوا۟
travel
mereka berjalan
فِى
through
di muka
l-arḍi
ٱلْأَرْضِ
the land
bumi
fayanẓurū
فَيَنظُرُوا۟
and see
lalu mereka memperhatikan
kayfa
كَيْفَ
how
bagaimana
kāna
كَانَ
was
adalah
ʿāqibatu
عَٰقِبَةُ
(the) end
akibat
alladhīna
ٱلَّذِينَ
(of) those who
orang-orang yang
min
مِن
(were) before them?
dari
qablihim
قَبْلِهِمْۚ
(were) before them?
sebelum mereka
kānū
كَانُوٓا۟
They were
adalah mereka
akthara
أَكْثَرَ
more numerous
lebih banyak
min'hum
مِنْهُمْ
than them
daripada mereka
wa-ashadda
وَأَشَدَّ
and mightier
dan lebih hebat
quwwatan
قُوَّةً
(in) strength
kekuatan
waāthāran
وَءَاثَارًا
and impressions
dan bekas-bekas
فِى
in
di muka
l-arḍi
ٱلْأَرْضِ
the land
bumi
famā
فَمَآ
but not
maka tidak
aghnā
أَغْنَىٰ
availed
berguna
ʿanhum
عَنْهُم
them
bagi mereka
مَّا
what
apa
kānū
كَانُوا۟
they used (to)
yang adalah mereka
yaksibūna
يَكْسِبُونَ
earn
mereka usahakan

Transliterasi Latin:

A fa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna 'āqibatullażīna ming qablihim, kānū akṡara min-hum wa asyadda quwwataw wa āṡāran fil-arḍi fa mā agnā 'an-hum mā kānụ yaksibụn (QS. 40:82)

English Sahih:

Have they not traveled through the land and observed how was the end of those before them? They were more numerous than themselves and greater in strength and in impression on the land, but they were not availed by what they used to earn. (QS. [40]Ghafir verse 82)

Arti / Terjemahan:

Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. (QS. Gafir ayat 82)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Adalah benar bahwa tanda-tanda kebesaran Allah itu terdapat dalam fenomena alam yang terkembang. Namun demikian, tanda-tanda kebesaran Allah itu juga ada dalam sejarah peradaban umat manusia. Ayat-ayat berikut mengajak manusia untuk mengembara di permukaan bumi menyaksikan jejak sejarah dari umat terdahulu yang berpaling dari jalan kebenaran. Allah berfirman, “Maka apakah mereka orang-orang musyrik Mekah dan generasi mana saja yang membaca firman Allah ini, tidak mengadakan perjalanan dan mengembara di bumi, lalu mereka memperhatikan dengan mata kepala dan mata hati, bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu yang hidup sebelum mereka. Mereka umat terdahulu itu lebih banyak hasil pembangunannya dan juga lebih hebat kekuatannya serta lebih banyak peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi. Maka, ketahuilah bahwa seluruh apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka sedikit pun dari kehancuran yang menimpa mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Melalui ayat ini, Allah mempertanyakan apakah orang-orang musyrik Mekah, yang mengingkari ayat-ayat Allah yang disampaikan kepada mereka, tidak pernah berjalan dan bepergian ke negeri-negeri lain? Sebenarnya mereka adalah para perantau dan para musafir yang telah pergi ke berbagai negeri dalam melakukan perdagangan. Mereka pergi ke Yaman, Arab Selatan, dan Syria pada setiap musim dan waktu, sesuai dengan bentuk perdagangan waktu itu. Dalam perjalanan mereka melalui negeri-negeri yang pernah didiami oleh umat-umat dahulu, seperti negeri kaum 'Ad, Samud, penduduk Aikah, Mesir, Babilonia, dan sebagainya.
Dari bekas-bekas reruntuhan yang mereka lihat di negeri itu, dan cerita yang mereka terima dari leluhurnya, mereka mengetahui bahwa di negeri-negeri itu pernah ada umat-umat yang gagah perkasa, berkebudayaan tinggi, dan telah menaklukkan negeri-negeri sekitarnya. Mereka memahat gunung untuk rumah-rumah mereka, membuat piramida-piramida yang kokoh, dan sebagainya. Akan tetapi, karena keingkaran kepada rasul-rasul Allah yang diutus, maka mereka pun ditimpa azab Allah. Di saat itu, tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah. Orang-orang musyrik Mekah, yang belum dapat menandingi hasil yang pernah dicapai oleh umat-umat dahulu itu, akan mengalami nasib seperti mereka jika tetap mengingkari kerasulan Muhammad saw. Tidak seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah itu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan -lebih banyak- bekas-bekas mereka di muka bumi) seperti gedung-gedung dan bangunan-bangunan lainnya sebagai peninggalan mereka (maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan tentang umat-umat terdahulu yang mendustakan rasul-Nya, dan apa yang telah menimpa mereka berupa azab yang keras, padahal mereka adalah orang-orang yang kuat dan berpengaruh di muka bumi dan mempunyai harta benda yang banyak serta kekayaan yang berlimpah. Akan tetapi, semuanya itu tidak memberikan manfaat barang sedikit pun kepada mereka dan tidak dapat menolak dari mereka barang sedikit pun dari perintah (azab) Allah.

Demikian itu karena ketika datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan, bukti-bukti yang jelas, serta hujah-hujah yang pasti, mereka tidak mengindahkan seruan para rasul itu dan tidak mau menerimanya, bahkan mereka merasa cukup dengan pengetahuan yang ada pada mereka dengan anggapan bahwa itu lebih baik daripada apa yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka.

Mujahid mengatakan bahwa umat-umat terdahulu itu mengatakan, "Kami lebih mengetahui daripada mereka (para rasul itu), bahwa kami tidak akan dibangkitkan dan tidak akan diazab."

As-Saddi mengatakan bahwa mereka merasa senang dengan pengetahuan yang mereka miliki, padahal sikap mereka itu jahil (bodoh), maka ditimpalah mereka oleh azab Allah yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Apakah mereka hanya duduk berpangku tangan dan tidak berjalan di atas bumi agar bisa melihat bagaimana kehancuran merupakan akibat dari perbuatan bangsa-bangsa sebelum mereka? Mereka berjumlah lebih besar, lebih kuat, dan lebih luas pengaruhnya di bumi. Kendati begitu, azab Allah tidak bisa dihalangi oleh harta, kekuatan, atau kekuasaan mereka.