Al-Qur'an Surat Gafir Ayat 69
Gafir Ayat ke-69 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِ اللّٰهِ ۗاَنّٰى يُصْرَفُوْنَۚ ( غافر : ٦٩)
- alam
- أَلَمْ
- Do not
- tidakkah
- tara
- تَرَ
- you see
- kamu memperhatikan
- ilā
- إِلَى
- [to]
- kepada
- alladhīna
- ٱلَّذِينَ
- those who
- orang-orang yang
- yujādilūna
- يُجَٰدِلُونَ
- dispute
- mereka membantah
- fī
- فِىٓ
- concerning
- pada
- āyāti
- ءَايَٰتِ
- (the) Signs
- ayat-ayat
- l-lahi
- ٱللَّهِ
- (of) Allah?
- Allah
- annā
- أَنَّىٰ
- How
- bagaimana
- yuṣ'rafūna
- يُصْرَفُونَ
- they are turned away?
- mereka dipalingkan
Transliterasi Latin:
A lam tara ilallażīna yujādilụna fī āyātillāh, annā yuṣrafụn(QS. 40:69)
English Sahih:
Do you not consider those who dispute concerning the signs of Allah – how are they averted? (QS. [40]Ghafir verse 69)
Arti / Terjemahan:
Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan? (QS. Gafir ayat 69)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Setelah disimpulkan pada ayat-ayat yang lalu bahwa Allah-lah pe-nguasa alam semesta ini, dan yang berkuasa menghidupkan dan mematikan, maka ayat-ayat berikut kembali menghadapkan perhatian terhadap orang-orang yang mendebat kebenaran wahyu terutama tentang akibat yang akan mereka terima karena perbuatan tersebut. "Apakah kamu, wahai Nabi Muhammad, tidak memperhatikan tentang orang-orang yang selalu membantah dengan batil terhadap semua bukti kebenaran ayat-ayat Allah? Bagaimana jalan pikiran mereka sehingga mereka dapat dipalingkan dari bukti-bukti kebenaran yang sangat jelas dari wahyu itu?”
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad, apakah ia tidak memerhatikan orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah yang menerangkan dan membuktikan keesaan-Nya dan adanya hari kebangkitan. Orang-orang kafir itu membantah tanpa mengemukakan dalil-dalil yang kuat atau yang dapat diterima akal dan pikiran yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa kekafiran dan keingkaran mereka itu tidak beralasan sedikit pun. Jika ada alasan yang mereka kemukakan, maka alasan itu semata-mata hanya karena ingin mengelakkan diri dari seruan Muhammad.
Sikap mereka yang demikian itu adalah sikap yang aneh dan tidak benar. Jika mereka ingin mencari kebenaran dan ingin mengikuti kepercayaan yang benar, amat banyak dalil-dalil yang dapat mereka pelajari dan perhatikan untuk mencapai keinginan mereka itu.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah?) membantah Alquran. (Bagaimanakah) (mereka dapat dipalingkan) dari iman?
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala-ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. (Shad: 69)
Yakni seandainya tidak ada wahyu, maka dari manakah aku dapat mengetahui perselisihan yang terjadi di kalangan mala-ul a'la Yakni tentang Adam a.s. dan membangkangnya iblis tidak mau bersujud kepadanya, juga tentang resolusi iblis yang menentang Tuhannya karena Dia lebih mengutamakan Adam daripada dirinya.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa:
telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Jahdam Al-Yamami, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Zaid ibnu Abu Salam, dari Abu Salam, dari Abdur Rahman ibnu Aisy, dari Malik ibnu Yukhamir, dari Mu'az r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menahan dirinya tidak menemui kami di suatu pagi hari dalam salat Subuh, hingga kami hampir melihat sinar mentari akan terbit. Tiba-tiba Rasulullah Saw. keluar dengan cepat, lalu diiqamahkanlah salat Subuhnya. Beliau mengerjakan salat Subuhnya dengan ringan (cepat). Setelah bersalam, beliau Saw. bersabda, "Tetaplah di tempat." - Kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda: Sesungguhnya tadi malam aku bangun, lalu salat sebagaimana biasanya kulakukan, dan aku mengantuk dalam salatku hingga aku sadar, tiba-tiba aku melihat Tuhanku dengan penampilan yang sangat baik, lalu Dia berfirman, 'Hai Mumammad, tahukah kamu, mengapa mala-ul a'la berbantah-bantahan?” Aku menjawab.”Ya Tuhanku, aku tidak megetahui, " sebanyak tiga kali. Lalu kulihat Dia meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua tulang belikatku, sehingga aku dapat merasakan kesejukan jari-jemari-Nya menembus dadaku. Maka Dia menampakkan kepadaku segala sesuatu sehingga aku mengetahui. Lalu Dia bertanya.”Hai Muhammad, apakah yang diperselisihkan oleh al-mala-ul a'la?” Aku menjawab, "Tentang perbuatan-perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa.” Allah Swt. bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan hal-hal yang menghapuskan dosa itu?” Aku menjawab, "Melangkahkan kaki menuju ke salat berjamaah, duduk di dalam masjid sesudah mengerjakan salat, dan mengerjakan wudu dengan sempurna di saat-saat yang sulit.” Allah Swt. bertanya.”Apakah yang dimaksud dengan amal-amal yang meninggikan derajat itu?" Aku menjawab, "Memberi makan (fakir miskin), bertutur kata dengan lemah lembut, dan mengerjakan salat di saat manusia lelap dalam tidurnya.” Allah Swt. berfirman, "Mintalah.” Aku memohon, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau (agar aku dapat) mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang munkar, dan cinta kepada kaum miskin. Dan aku memohon kepada-Mu, ampunilah bagiku dan berilah aku rahmat. Dan apabila Engkau hendak menimpakan suatu cobaan terhadap suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena cobaan. Dan aku memohon kepada Engkau kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan kepada amal yang mendekatkan diriku kepada kecintaan kepada-Mu.” Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya ini adalah hak, maka hafalkanlah dan amalkanlah.
Ini adalah hadis mimpi yang terkenal, dan orang yang menganggapnya terjadi saat beliau Saw. dalam keadaan terbangun merupakan suatu kekeliruan. Hadis ini ada di dalam kitab-kiab sunan diriwayatkan melalui berbagai jalur. Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui riwayat Jahdam ibnu Abdullah Al-Yamami dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Bantah-bantahan ini bukanlah bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, karena bantah-bantahan ini telah ditafsirkan. Sedangkan mengenai bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an akan ditafsirkan dalam penjelasan berikutnya, yaitu:
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Tidakkah kamu melihat orang-orang yang memperdebatkan bukti-bukti kebesaran Allah yang jelas, bagaimana mereka berpaling dari bukti-bukti itu dan tetap bersikeras untuk berada dalam kesesatan?