Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Nisa' Ayat 37

An-Nisa' Ayat ke-37 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًاۚ ( النساۤء : ٣٧)

alladhīna
ٱلَّذِينَ
Those who
orang-orang yang
yabkhalūna
يَبْخَلُونَ
are stingy
(mereka) kikir
wayamurūna
وَيَأْمُرُونَ
and order
dan (mereka) menyuruh
l-nāsa
ٱلنَّاسَ
the people
manusia/orang lain
bil-bukh'li
بِٱلْبُخْلِ
[of] stinginess
dengan berbuat kikir
wayaktumūna
وَيَكْتُمُونَ
and hide
dan mereka menyembunyikan
مَآ
what
apa (karunia)
ātāhumu
ءَاتَىٰهُمُ
(has) given them
memberikan kepada mereka
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
Allah
min
مِن
of
dari
faḍlihi
فَضْلِهِۦۗ
His Bounty
karuniaNya
wa-aʿtadnā
وَأَعْتَدْنَا
and We (have) prepared
dan Kami sediakan
lil'kāfirīna
لِلْكَٰفِرِينَ
for the disbelievers
untuk orang-orang kafir
ʿadhāban
عَذَابًا
a punishment
siksa
muhīnan
مُّهِينًا
humiliating
menghinakan

Transliterasi Latin:

Allażīna yabkhalụna wa ya`murụnan-nāsa bil-bukhli wa yaktumụna mā ātāhumullāhu min faḍlih, wa a'tadnā lil-kāfirīna 'ażābam muhīnā (QS. 4:37)

English Sahih:

Who are stingy and enjoin upon [other] people stinginess and conceal what Allah has given them of His bounty – and We have prepared for the disbelievers a humiliating punishment – (QS. [4]An-Nisa verse 37)

Arti / Terjemahan:

(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa' ayat 37)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat yang lalu ditutup dengan ungkapan ketidaksenangan Allah kepada orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Mereka itu adalah orang yang kikir, dan juga menyuruh orang lain agar berbuat kikir dengan cara menghalangi orang lain berinfak dengan ucapan, dan memberi contoh berinfak dengan jumlah yang sangat ke-cil, dan juga secara terus menerus menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya dengan tidak mau menginfakkannya. Untuk itu, Kami telah menyediakan hukuman untuk orang-orang kafir dalam bentuk azab yang menghinakan atas kesombongan mereka itu.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Siapakah orang yang sombong dan takabur itu dan bagaimana perbuatannya? Mereka adalah orang-orang yang bakhil, tidak mau berbuat kebaikan sebagaimana yang telah diperintahkan Allah. Mereka tidak mau memberikan pertolongan dengan harta, tenaga dan pikiran untuk kemaslahatan sesama manusia. Di samping bakhil mereka mempengaruhi orang lain untuk berlaku bakhil, agar orang lain tidak mengeluarkan hartanya untuk menolong orang yang perlu ditolong. Di dalam hati mereka tersimpan sifat loba dan tamak kepada harta benda. Biar orang lain hidup melarat dan sengsara, asal mereka dapat hidup senang dan bermegah-megah. Mereka menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Mereka berpura-pura seperti orang yang selalu dalam kesempitan dan kekurangan. Mereka yang seperti itu termasuk manusia yang tidak bersyukur kepada Allah, mereka adalah orang yang kafir atas nikmat Allah. Bagi orang kafir, Allah menyediakan siksa yang menghinakan, baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Orang-orang yang) menjadi mubtada (kikir) mengeluarkan apa yang wajib mereka keluarkan (dan menyuruh manusia supaya kikir pula) dengannya (serta menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka) berupa ilmu maupun harta, dan mereka ini ialah orang-orang Yahudi sedangkan yang menjadi khabar mubtadanya ialah: bagi mereka ancaman dahsyat (dan Kami sediakan bagi orang-orang yang kafir) terhadap hal itu dan hal-hal lainnya (siksa yang menghinakan).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman mencela orang-orang yang kikir dengan harta benda mereka, tidak mau menginfakkannya untuk keperluan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah, seperti berbakti kepada kedua orang tua, berbuat kebajikan kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh dan teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang mereka miliki. Mereka tidak mau membayar hak Allah yang ada pada harta mereka, bahkan mereka menganjurkan orang lain untuk bersikap kikir. Rasulullah Saw. telah bersabda:

Penyakit manakah yang lebih parah dari penyakit kikir?

Dalam kesempatan yang lain Rasulullah Saw. bersabda pula:

Hati-hatilah kalian terhadap sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Sifat kikir memerintahkan kepada mereka untuk memutuskan hubungan silaturahmi, lalu mereka memutuskannya. Dan sifat kikir memerintahkan kepada mereka untuk berbuat maksiat, lalu mereka mengerjakannya.

Firman Allah Swt.:

dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka.

Orang yang kikir adalah orang yang ingkar kepada nikmat Allah, nikmat Allah tidak tampak pada dirinya, tidak kelihatan pada makanan, pakaian, tidak pula pada pemberian dan sumbangan. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. (Al-Adiyat: 6-7)

Yakni menyaksikan keadaan dan sepak terjangnya sendiri yang ingkar itu.

dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. (Al-Adiyat: 8)

Sedangkan dalam surat An-Nisa ini disebutkan:

dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. (An Nisaa:37)

Karena itulah dalam firman selanjutnya Allah Swt. mengancam mereka:

Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (An Nisaa:37)

Al-Kufru artinya menutupi dan menyembunyikan, orang yang kikir menutupi nikmat Allah yang diberikan kepadanya, lalu ia sembunyikan dan ia ingkari, maka dia kafir terhadap nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Di dalam sebuah hadis disebutkan:

Sesungguhnya Allah apabila memberikan suatu nikmat kepada seorang hamba, Dia suka bila si hamba menampakkan pengaruh dari nikmat itu pada dirinya.

Dalam doa Nabawi disebutkan:

Dan jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri nikmat-Mu, memuji-Mu karenanya, menerimanya, dan sempurnakanlah nikmat-Mu kepada kami.

Sebagian ulama Salaf menginterpretasikan makna ayat ini ditujukan kepada kekikiran orang-orang Yahudi, karena mereka telah mengetahui perihal sifat Nabi Muhammad Saw. melalui kitab-kitab yang ada di tangan mereka, tetapi mereka menyembunyikannya. Untuk itulah disebutkan di dalam firman-Nya:

Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq, dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas. Pendapat ini dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Tidak diragukan memang ayat ini mengandung pengertian tersebut. Tetapi makna lahiriah ayat menunjukkan sifat kikir dalam masalah harta benda, sekalipun kikir dalam masalah ilmu termasuk pula ke dalam maknanya dengan pengertian yang prioritas.

Konteks ayat ini berkaitan dengan memberi nafkah kepada kaum kerabat dan orang-orang lemah (miskin).

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka adalah orang-orang yang, di samping sombong dan membanggakan diri, kikir dengan hartanya, menjauhi sesama manusia, dan mengajak orang lain untuk berbuat kikir seperti mereka. Mereka menganggap kecil karunia yang telah diberikan Allah kepadanya, suatu anggapan yang tidak ada manfaatnya sama sekali bagi mereka dan juga bagi orang lain. Bagi orang-orang yang mengingkari nikmat seperti mereka, Kami sediakan siksa yang menyakitkan dan merendahkan.