Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Nisa' Ayat 117

An-Nisa' Ayat ke-117 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنْ يَّدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اِنَاثًاۚ وَاِنْ يَّدْعُوْنَ اِلَّا شَيْطٰنًا مَّرِيْدًاۙ ( النساۤء : ١١٧)

in
إِن
Not
tidak
yadʿūna
يَدْعُونَ
they invoke
mereka sembah
min
مِن
from
dari
dūnihi
دُونِهِۦٓ
besides Him
Dia/Allah
illā
إِلَّآ
but
kecuali
ināthan
إِنَٰثًا
female (deities)
berhala
wa-in
وَإِن
and not
dan tidak
yadʿūna
يَدْعُونَ
they invoke
mereka sembah
illā
إِلَّا
except
kecuali
shayṭānan
شَيْطَٰنًا
Shaitaan
syaitan
marīdan
مَّرِيدًا
rebellious
yang durhaka

Transliterasi Latin:

Iy yad'ụna min dụnihī illā ināṡā, wa iy yad'ụna illā syaiṭānam marīdā (QS. 4:117)

English Sahih:

They call upon instead of Him none but female [deities], and they [actually] call upon none but a rebellious Satan, (QS. [4]An-Nisa verse 117)

Arti / Terjemahan:

Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, (QS. An-Nisa' ayat 117)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat yang lalu menjelaskan dosa perbuatan syirik dan kesesatan yang sangat jauh yang dialami oleh mereka musyrik, sedangkan pada ayat ini Allah menjelaskan beberapa bentuk perbuatan syirik itu. Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inas, yaitu berhala-berhala, yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Berhala-berhala itu disebut inas, yang berasal dari kata anasa yang serupa dengan huruf-huruf yang membentuk kata wasana, karena mengandung makna kelemahan, keterpisahan, banyak, dan karena diyakini bahwa berhala-berhala itu adalah anak-anak perempuan. Dan oleh sebab itu, mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, karena setanlah yang membawa dan mengantarkan mereka untuk melakukan perbuatan syirik itu.  

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Telah menjadi adat kebiasaan orang Arab jahiliah menyeru, menyembah dan memohon pertolongan kepada patung-patung yang mereka buat sendiri. Mereka mempercayainya sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan mereka namai dengan nama-nama perempuan (inatsan), seperti al-Lata, al-'Uzza dan Manat. Berhala atau patung-patung itu mereka beri hiasan dan pakaian seperti perempuan. Setiap kabilah atau suku mempunyai berhala sendiri yang mereka beri nama dengan nama-nama perempuan.
Sebagian ahli tafsir mengartikan inatsan dengan "orang yang telah mati", karena orang yang telah mati itu lemah dan tidak berdaya. Orang-orang Arab jahiliah mengagungkan dan memuja nenek moyang mereka yang mati. Mereka mempercayai bahwa orang yang telah mati itu dapat dijadikan perantara untuk menyampaikan hajat atau keinginan kepada kekuatan gaib yang tidak mereka ketahui keadaan dan ujudnya. Kepercayaan yang seperti ini secara tidak sadar banyak dianut oleh Ahli Kitab dan sebagian kaum Muslimin pada masa kini.
Kepercayaan menyembah berhala, menyembah benda, memuja dan menyembah orang yang telah mati itu adalah kepercayaan yang timbul karena mengikuti hawa nafsu dan karena mengikuti tipu daya setan yang durhaka yang selalu berusaha untuk menyesatkan anak cucu Adam dari jalan yang lurus, sebagaimana mereka dahulu telah mengikrarkannya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Tidaklah) apa (yang mereka seru) atau yang disembah oleh orang-orang musyrik (selain daripada-Nya) maksudnya selain dari Allah swt. (hanyalah berhala-berhala) yakni berhala-berhala betina seperti Lata, Uzza dan Manat (dan tidaklah) apa (yang mereka seru) yang mereka sembah dengan beribadah kepadanya itu (kecuali setan yang durhaka) disebabkan ketaatan mereka dalam hal beribadah kepada setan atau iblis itu.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Al-Fadhl ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Waqid, dari Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b sehubungan dengan makna ayat ini:

Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah jin perempuan.
Ubay ibnu Ka'b mengatakan bahwa setiap berhala ada jin perempuannya.

Telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salamah Al-Bahili, dari Abdul Aziz ibnu Muhammad, dari Hisyam (yakni Ibnu Urwah), dari ayahnya, dari Siti Aisyah sehubungan dengan firman-Nya:

Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala.

Siti Aisyah mengatakan, yang dimaksud dengan inasan ialah berhala.

Telah diriwayatkan dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman, Urwah ibnuz Zubair, Mujahid, Abu Malik, As-Saddi, dan Muqatil hal yang semisal.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ad-Dahhak sehubungan dengan ayat ini, bahwa orang-orang musyrik mengatakan, "Para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. Sesungguhnya kami menyembah mereka hanyalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melalui mereka."

Ad-Dahhak mengatakan pula, bahwa lalu mereka menjadikannya sebagai sesembahan-sesembahan mereka, dan membuat patung-patung mereka dalam bentuk perempuan, lalu mereka menghiasinya dan memberinya kalung, kemudian mereka berkata, "Berhala-berhala ini mirip dengan anak-anak perempuan Allah yang kita sembah-sembah," maksud mereka adalah para malaikat.

Tafsir ini mirip dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:

Maka apakah kalian patut (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza (sebagai anak perempuan Allah)? (An Najm:19)

Sama maknanya dengan yang terkandung di dalam firman-Nya:

Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. (Az Zukhruf:19)

Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. (As-Saffat: 158), hingga akhir ayat berikutnya.

Ali ibnu Abu Talhah dan Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:

Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala.
Yang dimaksud dengan inasan ialah benda-benda mati.

Firman Allah Swt.:

Yang mereka sembah itu tiada lain hanyalah setan yang durhaka.

Setanlah yang menganjurkan mereka berbuat demikian, dan setanlah yang menghiasinya dan menjadikannya baik di mata mereka, padahal kenyataannya mereka hanyalah menyembah iblis. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian, hai Bani Adam, supaya kalian tidak menyembah setan? (Yaa Siin:60), hingga akhir ayat.

Allah Swt. berfirman menceritakan perihal para malaikat, bahwa di hari kiamat mereka akan membicarakan orang-orang musyrik yang mengaku telah menyembah mereka ketika di dunia, yaitu:

bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. (Saba': 41)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Tanda kesesatan paling jelas yang membuat seorang musyrik jauh dari kebenaran adalah bahwa ia beribadah kepada sesuatu yang tidak dapat mendengar dan melihat, serta tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat. Tanda lain adalah menamakan tuhan-tuhan palsu dengan nama perempuan seperti Lâta, 'Uzzâ, Manâh dan sebagainya. Dengan ibadah seperti itu, ia berarti telah mengikuti jejak langkah setan.