Al-Qur'an Surat Sad Ayat 63
Sad Ayat ke-63 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَتَّخَذْنٰهُمْ سِخْرِيًّا اَمْ زَاغَتْ عَنْهُمُ الْاَبْصَارُ ( ص : ٦٣)
- attakhadhnāhum
- أَتَّخَذْنَٰهُمْ
- Did we take them
- apakah kami menjadikan mereka
- sikh'riyyan
- سِخْرِيًّا
- (in) ridicule
- ejekan/olok-olokan
- am
- أَمْ
- or
- atau
- zāghat
- زَاغَتْ
- has turned away
- suram/tidak melihat
- ʿanhumu
- عَنْهُمُ
- from them
- dari mereka
- l-abṣāru
- ٱلْأَبْصَٰرُ
- the vision?"
- penglihatan
Transliterasi Latin:
Attakhażnāhum sikhriyyan am zāgat 'an-humul-abṣār(QS. 38:63)
English Sahih:
Is it [because] we took them in ridicule, or has [our] vision turned away from them?" (QS. [38]Sad verse 63)
Arti / Terjemahan:
Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena mata kami tidak melihat mereka?" (QS. Sad ayat 63)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dahulu kami menjadikan mereka olok-olokan; apakah karena mereka tidak pantas menerima hinaan itu sehingga tidak masuk neraka bersama kami, ataukah karena penglihatan kami yang tidak melihat mereka di tempat ini lantaran mereka telah masuk lebih dulu?”
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Selanjutnya mereka saling bertanya sesama mereka, "Apakah karena telah kita ejek dan perolok-olokkan sewaktu di dunia, sehingga mereka tidak masuk neraka ini, sedang mereka adalah orang-orang yang tidak pantas diejek dan diperolok-olokkan. Atau mereka sebenarnya telah masuk bersama-sama kita ke dalam neraka, tetapi kita tidak melihat mereka." Demikianlah keadaan orang-orang kafir di dalam neraka, mereka saling salah menyalahkan, saling tuduh-menuduh, bahkan mereka saling bertengkar antara yang satu dengan yang lain.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan) lafal Sukhriyyan dapat pula dibaca Sikhriyyan, yakni kami dahulu sewaktu di dunia menghina mereka. Huruf Ya pada lafal Sukhriyyan adalah Nasab; maksudnya apakah mereka tidak ada (ataukah karena tidak melihat) yakni terhalang (mata kami dari melihat mereka) sehingga mata kami tidak dapat melihat mereka. Yang mereka maksud adalah kaum muslimin yang miskin, seperti Ammar, Bilal, Shuhaib, dan Salman.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina). Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan? (Shad: 62-63)
Yakni semasa berada di dunia.
ataukah karena mata kami tidak melihat mereka? (Shad: 63)
Mereka bertanya kepada diri sendiri tentang hal yang mereka anggap mustahil; mereka mengatakan atau barangkali orang-orang mukmin itu ada bersama kami di neraka Jahanam, tetapi kami tidak melihat mereka di sini. Maka pada saat itu mereka baru mengetahui bahwa orang-orang mukmin berada di atas kedudukan yang tinggi, sebagaimana yang disebutkan kisahnya oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan), "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?” Mereka (penduduk neraka) menjawab.”Betul.” Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu.”Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.” (Al-A'raf: 44)
sampai dengan firman-Nya:
(Kepada orang-orang mukmin itu dikatakan), "Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati.” (Al-A'raf: 49)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Bagaimana mereka tidak masuk neraka, sementara ketika di dunia mereka telah kami jadikan bahan olok-olokan. Ataukah mereka telah masuk ke neraka tetapi pandangan kami yang terhalang sehingga tidak melihat mereka."