Skip to content

Al-Qur'an Surat Sad Ayat 32

Sad Ayat ke-32 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَقَالَ اِنِّيْٓ اَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّيْۚ حَتّٰى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِۗ ( ص : ٣٢)

faqāla
فَقَالَ
And he said
maka dia berkata
innī
إِنِّىٓ
"Indeed I
sesungguhnya aku
aḥbabtu
أَحْبَبْتُ
[I] preferred
aku menyukai
ḥubba
حُبَّ
(the) love
kesenangan
l-khayri
ٱلْخَيْرِ
(of) the good
yang baik
ʿan
عَن
for
dari
dhik'ri
ذِكْرِ
(the) remembrance
ingat
rabbī
رَبِّى
(of) my Lord"
Tuhanku
ḥattā
حَتَّىٰ
Until
sehingga
tawārat
تَوَارَتْ
they were hidden
tersembunyi/tertutup
bil-ḥijābi
بِٱلْحِجَابِ
in the veil;
dengan tabir/dinding

Transliterasi Latin:

Fa qāla innī aḥbabtu ḥubbal-khairi 'an żikri rabbī, ḥattā tawārat bil-ḥijāb (QS. 38:32)

English Sahih:

And he said, "Indeed, I gave preference to the love of good [things] over the remembrance of my Lord until it [i.e., the sun] disappeared into the curtain [of darkness]." (QS. [38]Sad verse 32)

Arti / Terjemahan:

Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan". (QS. Sad ayat 32)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

maka ketika itu dia berkata, “Sesungguhnya aku menyukai segala sesuatu yang baik, yaitu kuda dan harta kekayaan, yang membuat aku selalu ingat akan kebesaran Tuhanku.” Nabi Sulaiman menyaksikan dan mengawasi pertunjukan itu sampai matahari terbenam.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kemudian Allah menjelaskan keadaan Sulaiman pada saat menyaksikan latihan kuda itu. Ia mengatakan bahwa ia menyukai kuda karena sangat berguna untuk digunakan sebagai alat menegakkan kebenaran dan membela agama Allah. Kesenangannya melatih kuda itu sedemikian dalamnya, sehingga tiap sore hari ia mengunjungi tempat latihan kuda hingga matahari terbenam di ufuk langit bagian barat yaitu hingga cahaya matahari mulai sirna, dan gelapnya malam menghalangi pemandangannya untuk menyaksikan latihan itu. Pada saat-saat itulah terjadi pergolakan dalam dirinya, kepentingan manakah yang harus didahulukan di antara kedua kepentingan. Kepentingan pertama ialah kesadaran jiwanya untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan kepentingan kedua ialah melatih kuda untuk kepentingan menegakkan kebenaran dan membela kalimat tauhid. Dalam keadaan seperti itu, ia menyadari bahwa apabila ia menyaksikan latihan berkuda itu hingga larut malam, berarti ia mengabaikan ibadah yang harus ia lakukan.
Pada ayat ini tidak dijelaskan secara terperinci apakah kesenangan Sulaiman memeriksa latihan kuda itu menyebabkan ia kehilangan waktu untuk melakukan ibadah atau tidak. Begitu pula tidak diterangkan mana yang didahulukan oleh Sulaiman, memeriksa latihan kuda atau melaksanakan ibadah. Namun yang dapat dipahami dari ayat tersebut ialah pada saat dia asyik menyaksikan latihan kuda, terbetiklah dalam hatinya kesadaran beribadah kepada Allah, apabila keasyikannya itu dituruti, niscaya berlarut-larut hingga kehilangan kesempatan untuk bermunajat dengan Allah. Maka pengertian yang patut diambil dari ayat ini ialah, pergolakan yang terjadi pada diri Sulaiman itu ialah penyesalan karena tidak melakukan ibadah kepada Allah pada awal waktunya, karena sibuk menyaksikan latihan kuda. Kemudian ia sadar dan melaksanakannya di akhir waktu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka ia berkata, "Sesungguhnya aku menyukai) artinya, mempunyai maksud (bersenang-senang terhadap barang yang baik) yakni kuda (hingga aku lupa untuk berzikir kepada Rabbku) lupa melakukan salat asar (sehingga tertutuplah) matahari (dari pandangan mata.") artinya sehingga matahari itu tenggelam dan tidak kelihatan lagi.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Ia berkata.”Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.” (Shaad:32)

Ulama Salaf dan ulama tafsir yang bukan hanya seorang telah menceritakan bahwa Sulaiman disibukkan oleh penampilan kuda-kuda itu hingga terlewatkan darinya salat Asar. Tetapi yang pasti Nabi Sulaiman tidak meninggalkannya dengan sengaja, melainkan lupa, seperti kesibukan yang pernah dialami oleh Nabi Saw. pada hari penggalian parit hingga salat Asar terlewatkan olehnya dan baru mengerjakannya sesudah mentari tenggelam.

Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan melalui jalur yang cukup banyak, antara lain dari Jabir r.a.

Jabir menceritakan bahwa Umar r.a. datang di hari penggalian parit sesudah matahari tenggelam, maka ia mencaci maki orang-orang kafir Quraisy dan berkata, "Wahai Rasulullah, belum lagi aku mengerjakan salat Asar, matahari telah tenggelam." Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Allah, aku belum mengerjakannya." Maka kami berangkat menuju Bat-han dan Nabi Saw. melakukan wudu untuk salatnya, lalu kami pun berwudu. Maka beliau Saw. mengerjakan salat Asar setelah matahari tenggelam, sesudahnya beliau langsung mengerjakan salat Magrib.

Barangkali menurut syariat Nabi Sulaiman diperbolehkan mengakhirkan salat (dari waktunya) karena uzur perang (persiapan untuk perang), dan lagi kuda di masanya dimaksudkan untuk sarana berperang.

Sejumlah ulama menyatakan bahwa pada mulanya hal tersebut diisyaratkan, kemudian di-mansukh dengan disyariatkannya salat khauf.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kemudian ia berkata, "Aku sungguh sangat menyenangi kuda karena ia merupakan sarana terbaik untuk berjihad di jalan Allah. Kesenanganku itu timbul karena ingat kepada Tuhan." Ia masih terus sibuk dengan pertunjukan sampai kuda-kuda itu lenyap dari pandangannya.