Al-Qur'an Surat As-Saffat Ayat 85
As-Saffat Ayat ke-85 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَاذَا تَعْبُدُوْنَ ۚ ( الصّٰۤفّٰت : ٨٥)
- idh
- إِذْ
- When
- ketika
- qāla
- قَالَ
- he said
- dia berkata
- li-abīhi
- لِأَبِيهِ
- to his father
- kepada bapaknya
- waqawmihi
- وَقَوْمِهِۦ
- and his people
- dan kaumnya
- mādhā
- مَاذَا
- "What is it
- apakah
- taʿbudūna
- تَعْبُدُونَ
- you worship?
- kamu sembah
Transliterasi Latin:
Iż qāla li`abīhi wa qaumihī māżā ta'budụn(QS. 37:85)
English Sahih:
[And] when he said to his father and his people, "What do you worship? (QS. [37]As-Saffat verse 85)
Arti / Terjemahan:
(Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah itu? (QS. As-Saffat ayat 85)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Ingatlah ketika dia dengan maksud mengingatkan berkata kepada ayah dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah itu?
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Kemudian Allah mengingatkan kita tentang kisah Nabi Ibrahim ketika dia dengan jiwanya yang bersih dan tulus ikhlas berkata kepada orang tuanya dan kaumnya mengapa mereka menyembah patung-patung. Seharusnya hal itu tidak patut terjadi jika mereka mau berpikir tentang patung-patung sembahan yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudarat kepada mereka:
Firman Allah:
(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun? Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. (Maryam/19: 42-43)
Nabi Ibrahim dengan tegas menyatakan kepada mereka bahwa tidaklah benar sikap mereka yang menghendaki selain Allah untuk disembah dengan alasan-alasan yang tidak benar. Untuk menyembah Tuhan yang gaib diperlukan petunjuk kalau tidak penyembahan itu tentulah didasarkan atas khayalan-khayalan dan selera pikiran masing-masing orang. Hal demikian ini akan menimbulkan banyaknya bentuk penyembahan kepada Tuhan sesuai dengan konsepsi masing-masing orang tentang Tuhan.
Pada zaman Jahiliah, tiap-tiap kabilah Arab mempunyai berhala dan patung sendiri-sendiri sesuai dengan pikirannya masing-masing. Demikian juga zaman Nabi Ibrahim terdapat banyak patung sembahan mereka sebagai hasil imajinasi kaumnya pada waktu itu. Nabi Ibrahim yang diberi Allah ilmu pengetahuan yang tidak diberikan kepada kaumnya, tentulah beliau berusaha untuk mengubah keadaan demikian. Lalu beliau mengemukakan berbagai pertanyaan kepada kaumnya sehingga terpaksa mereka berpikir tentang diri mereka masing-masing apa dasar anggapan mereka tidak menyembah Tuhan Pencipta dan Penguasa semesta alam, bahkan sebaliknya mereka mempersekutukan-Nya dengan patung-patung dan berhala-berhala. Sebenarnya mereka tidak dapat mengemukakan alasan untuk menolak menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Ingatlah ketika ia berkata) sedangkan ia dalam keadaan demikian, yakni bersih dari keraguan terhadap Rabbnya (kepada bapaknya dan kaumnya) dengan nada yang mencela. ("Apakah) yang (kalian sembah itu?)
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
(ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Apakah yang kamu sembah itu?” (Ash-Shaffat: 85)
Nabi Ibrahim a.s. memprotes penyembahan mereka kepada berhala dan tandingan-tandingan Allah yang mereka ada-adakan itu.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dan ketika dia mengingkari penyembahan berhala yang dilakukan oleh bapak dan kaumnya dengan mengatakan, "Berhala-berhala apa yang kalian sembah ini?