Al-Qur'an Surat As-Saffat Ayat 53
As-Saffat Ayat ke-53 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَدِيْنُوْنَ ( الصّٰۤفّٰت : ٥٣)
- a-idhā
- أَءِذَا
- Is (it) when
- apakah bila
- mit'nā
- مِتْنَا
- we have died
- kita telah mati
- wakunnā
- وَكُنَّا
- and become
- dan adalah kita
- turāban
- تُرَابًا
- dust
- debu/tanah
- waʿiẓāman
- وَعِظَٰمًا
- and bones
- dan tulang belulang
- a-innā
- أَءِنَّا
- will we
- apakah sesungguhnya kita
- lamadīnūna
- لَمَدِينُونَ
- surely be brought to Judgment?"
- sungguh diberi pembalasan
Transliterasi Latin:
A iżā mitnā wa kunnā turābaw wa 'iẓāman a innā lamadīnụn(QS. 37:53)
English Sahih:
That when we have died and become dust and bones, we will indeed be recompensed?'" (QS. [37]As-Saffat verse 53)
Arti / Terjemahan:
Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?" (QS. As-Saffat ayat 53)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar akan dibangkitkan dari kubur untuk diberi pembalasan atas perbuatan kita?”
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini dijelaskan isi percakapan antara ahli surga. Seorang di antara mereka menceritakan kepada teman-temannya bahwa sewaktu hidup di dunia dia mempunyai seorang teman yang menanyakan kepadanya dengan nada mencemooh tentang keyakinannya akan hari kebangkitan dan hari Kiamat. Temannya itu sangat mengingkari akan terjadinya hari kebangkitan dari kubur. Dengan penuh keheranan dan keingkaran, temannya di dunia itu mengatakan bahwa tidaklah mungkin dan sangat tidak masuk akal bilamana manusia yang sudah menjadi tanah dan tulang-belulang akan dihidupkan kembali dari dalam kubur. Lalu setelah itu diadakan perhitungan terhadap amal perbuatannya semasa hidup di dunia.
Menurut keyakinan orang kafir itu tidak ada lagi perhitungan antara kejahatan dan kebaikan, dan antara kufur dan iman. Semua perbuatan manusia sudah selesai diperhitungkan di dunia. Namun demikian, Allah menegaskan adanya perhitungan terakhir dengan firman-Nya:
Dan tidak sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidak (sama) pula orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan orang-orang yang berbuat kejahatan. Hanya sedikit sekali yang kamu ambil pelajaran. Sesungguhnya hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (al-Mu'min/40: 58-59)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Apakah apabila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya kita) kedua huruf Hamzah pada ketiga tempat yang disebutkan di atas, yaitu A-innaka, A-idzaa dan A-innaa boleh dibaca Tahqiq dan boleh pula dibaca Tas-hil (benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan?') maksudnya akan dibalas dan dihisab? Ia ternyata ingkar kepada hal tersebut.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Mujahid dan As-Saddi mengatakan, "Benar-benar akan dihisab."
Ibnu Abbas r.a. dan Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan, "Benar-benar akan mendapat pembalasan dari amal perbuatan kita.''
Kedua makna tersebut sahih.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Apakah, setelah kita binasa dan menjadi debu dan tulang belulang, kita akan hidup lagi untuk diperhitungkan dan dibalas segala amal perbuatan kita?"