Al-Qur'an Surat As-Saffat Ayat 51
As-Saffat Ayat ke-51 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ اِنِّيْ كَانَ لِيْ قَرِيْنٌۙ ( الصّٰۤفّٰت : ٥١)
- qāla
- قَالَ
- Will say
- berkata
- qāilun
- قَآئِلٌ
- a speaker
- seorang yang berkata
- min'hum
- مِّنْهُمْ
- among them
- diantara mereka
- innī
- إِنِّى
- "Indeed I
- sesungguhnya aku
- kāna
- كَانَ
- had
- adalah
- lī
- لِى
- for me
- bagiku (mempunyai)
- qarīnun
- قَرِينٌ
- a companion
- teman
Transliterasi Latin:
Qāla qā`ilum min-hum innī kāna lī qarīn(QS. 37:51)
English Sahih:
A speaker among them will say, "Indeed, I had a companion [on earth]. (QS. [37]As-Saffat verse 51)
Arti / Terjemahan:
Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman, (QS. As-Saffat ayat 51)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku di dunia dahulu pernah mempunyai seorang teman dekat,
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini dijelaskan isi percakapan antara ahli surga. Seorang di antara mereka menceritakan kepada teman-temannya bahwa sewaktu hidup di dunia dia mempunyai seorang teman yang menanyakan kepadanya dengan nada mencemooh tentang keyakinannya akan hari kebangkitan dan hari Kiamat. Temannya itu sangat mengingkari akan terjadinya hari kebangkitan dari kubur. Dengan penuh keheranan dan keingkaran, temannya di dunia itu mengatakan bahwa tidaklah mungkin dan sangat tidak masuk akal bilamana manusia yang sudah menjadi tanah dan tulang-belulang akan dihidupkan kembali dari dalam kubur. Lalu setelah itu diadakan perhitungan terhadap amal perbuatannya semasa hidup di dunia.
Menurut keyakinan orang kafir itu tidak ada lagi perhitungan antara kejahatan dan kebaikan, dan antara kufur dan iman. Semua perbuatan manusia sudah selesai diperhitungkan di dunia. Namun demikian, Allah menegaskan adanya perhitungan terakhir dengan firman-Nya:
Dan tidak sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidak (sama) pula orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan orang-orang yang berbuat kejahatan. Hanya sedikit sekali yang kamu ambil pelajaran. Sesungguhnya hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (al-Mu'min/40: 58-59)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu di dunia mempunyai seorang teman) yakni teman yang ingkar kepada adanya hari berbangkit.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menceritakan perihal ahli surga, bahwa sebagian dari mereka berhadapan dengan sebagian yang lain sambil saling bertanya (bercakap-cakap). Mereka memperbincangkan kehidupan mereka sewaktu di dunia dan penderitaan mereka sewaktu di dunia. Yang demikian itu merupakan salah satu topik pembicaraan mereka di tempat mereka minum-minum dan berkumpul serta bergaul dengan ahli surga lainnya, sambil duduk di atas tahta-tahta kebesaran. Sedangkan para pelayan berada di sekitar mereka menyuguhkan kebaikan yang besar kepada mereka berupa berbagai macam makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga (beritanya), dan belum pernah terdetik di hati seorang manusia pun.
Berkatalah salah seorang di antara mereka, "Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman." (Ash Shaaffat:51)
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan qarin ialah setan.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., bahwa yang dimaksud adalah teman yang musyrik, dia menjadi teman orang mukmin ketika di dunianya.
Tidak ada pertentangan antara pendapat Mujahid dan Ibnu Abbas, karena sesungguhnya setan itu adakalanya dari makhluk jin yang suka menggoda jiwa manusia, adakalanya pula dari kalangan manusia sendiri yang dapat berkomunikasi dengannya. Kedua qarin itu saling bantu.
Allah Swt. berfirman:
sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Al An'am:112)
Masing-masing dari qarin tersebut selalu menggoda, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
dari kejahatan (bisikan) setan yang bisa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari (golongan) jin dan manusia. (An-Nas: 4-6)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Saat itu salah seorang dari mereka berkata, "Dulu aku punya seorang teman yang musyrik. Ia selalu mendebatku dalam masalah agama dan ajaran-ajaran yang dibawa oleh al-Qur'ân."