Skip to content

Al-Qur'an Surat As-Saffat Ayat 11

As-Saffat Ayat ke-11 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَاسْتَفْتِهِمْ اَهُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمْ مَّنْ خَلَقْنَا ۗاِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّنْ طِيْنٍ لَّازِبٍ ( الصّٰۤفّٰت : ١١)

fa-is'taftihim
فَٱسْتَفْتِهِمْ
Then ask them
maka tanyakanlah kepada mereka
ahum
أَهُمْ
"Are they
apakah mereka
ashaddu
أَشَدُّ
a stronger
sangat/lebih (kukuh)
khalqan
خَلْقًا
creation
ciptaan/kejadian
am
أَم
or
atau
man
مَّنْ
(those) whom
siapa (makhluk)
khalaqnā
خَلَقْنَآۚ
We have created?"
telah Kami ciptakan
innā
إِنَّا
Indeed We
sesungguhnya Kami
khalaqnāhum
خَلَقْنَٰهُم
created them
Kami menciptakan mereka
min
مِّن
from
dari
ṭīnin
طِينٍ
a clay
tanah
lāzibin
لَّازِبٍۭ
sticky
tanah liat

Transliterasi Latin:

Fastaftihim a hum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzib (QS. 37:11)

English Sahih:

Then inquire of them, [O Muhammad], "Are they a stronger [or more difficult] creation or those [others] We have created?" Indeed, We created them [i.e., men] from sticky clay. (QS. [37]As-Saffat verse 11)

Arti / Terjemahan:

Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (QS. As-Saffat ayat 11)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Usai menjelaskan bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam raya, Allah beralih membuktikan kuasa-Nya dalam menciptakan manusia. Wahai Nabi Muhammad, maka tanyakanlah kepada mereka yang musyrik, “Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu yakni malaikat, langit, dan bumi seisinya?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan Nabi Adam, yaitu nenek moyang mereka dari tanah liat.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah memerintahkan Nabi Muhammad menanyakan kepada orang-orang yang mengingkari adanya kebangkitan dari kubur tentang mana yang lebih sukar antara menjadikan manusia termasuk orang-orang yang ingkar tadi dengan menjadikan malaikat, langit, bumi, dan segala isinya, yang wujudnya lebih besar dan lebih beraneka ragam.
Allah memerintahkan rasul-Nya supaya mengajukan pertanyaan kepada mereka, dimaksudkan sebagai celaan terhadap sikap keras kepala mereka. Sebenarnya, mereka sendiri mengakui bahwa penciptaan langit, bumi, dan segala isinya yang besar itu lebih sukar dari menciptakan manusia. Maka bagaimana mereka dapat mengingkari kebangkitan itu, padahal mereka menyaksikan suatu yang lebih sukar dari apa yang mereka ingkari itu.
Firman Allah:

Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui. (Yasin/36: 81)

Dalam ayat lain Allah berfirman:

Sungguh, penciptaan langit dan bumi itu lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (al-Mu'min/40: 57)
Untuk menjelaskan perbandingan ini Allah memberikan tambahan penjelasan dengan menyebutkan kejadian nenek moyang mereka, yaitu Adam dari tanah liat. Proses kejadian Adam itu menunjukkan kepada mereka tentang kesederhanaan penciptaannya jika dibandingkan dengan penciptaan alam semesta yang mahabesar ini. Bilamana Allah kuasa menciptakan alam ini, tentulah lebih kuasa lagi menghidupkan kembali anak cucu Adam pada hari Kiamat.
Rasulullah kemudian diperingatkan Allah agar jangan terlalu mengharapkan berimannya mereka yang keras kepala. Tidak ada manfaat bagi mereka segala keterangan dan peringatan itu karena mereka tidak tertarik. Bahkan orang-orang kafir itu memperolok-olokkan Rasul, sehingga Rasulullah sendiri merasa heran.
Sesungguhnya hati mereka telah tertutup, dan jiwa mereka tidak dapat menjangkau keyakinan yang seperti itu. Mereka tidak mampu lagi melihat keterangan-keterangan dan tanda-tanda yang dapat menunjukkan kebangkitan dari kubur. Bahkan kesombongan dan pembangkangan mereka telah sampai ke puncaknya. Mereka memperolok-olokkan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Muhammad saw, dan meremehkan kesungguhan beliau supaya mereka meyakini hari kebangkitan itu.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka tanyakanlah kepada mereka) kepada orang-orang kafir Mekah, kalimat ayat ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni mengandung nada menetapkan atau celaan, ("Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah yang telah Kami ciptakan itu?") yakni para malaikat, langit, bumi dan semua apa yang ada di antara keduanya. Didatangkannya lafal Man mengandung pengertian memprioritaskan makhluk yang berakal. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka) asal mereka, yaitu Nabi Adam (dan tanah liat) tanah yang melekat di tangan bilamana dipegang. Maksudnya, kejadian mereka adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu janganlah mereka bersikap takabur dan sombong, yakni mengingkari Nabi saw. dan Alquran, yang hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman, "Tanyakanlah kepada orang-orang yang ingkar kepada hari berbangkit itu, manakah yang lebih kuat kejadiannya, apakah diri mereka ataukah langit dan bumi beserta segala sesuatu yang ada pada keduanya, termasuk para malaikat, setan-setan, dan makhluk-makhluk yang besar-besar?"

Ibnu Mas'ud r.a. membacanya dengan bacaan am man adadna, karena sesungguhnya mereka mengakui bahwa semuanya itu lebih kuat dan lebih kokoh kejadiannya dari pada diri mereka. Apabila kenyataannya memang demikian, lalu mengapa mereka mengingkari adanya hari berbangkit? Padahal mereka menyaksikan hal-hal lainnya yang lebih besar daripada apa yang diingkari oleh mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar, daripada penciptaan manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Mu-min: 57)

Allah Swt. menjelaskan bahwa mereka diciptakan dari sesuatu yang lemah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari tanah liat. (Ash Shaaffat:11)

Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, dan Ad-Dahhak mengatakan, bahwa lazib ialah tanah liat yang bermutu baik yang sebagiannya dapat disatukan dengan sebagian yang lain.

Ibnu Abbas r.a. dan, Ikrimah mengatakan bahwa lazib adalah tanah liat yang bermutu baik lagi licin.

Qatadah mengatakan bahwa lazib ialah tanah liat yang menempef di tangan bila dipegang.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Maka tanyakanlah, hai Muhammad, orang-orang yang mengingkari kebangkitan dan menafikan terjadinya, apakah mereka yang lebih sulit kejadiannya ataukah ciptaan Kami yang berupa langit, bumi, planet-planet dan sebagainya. Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah yang menempel satu dengan lainnya. Lalu mengapa mereka menafikan kemungkinan mereka dibangkitkan kembali?