Al-Qur'an Surat As-Saffat Ayat 101
As-Saffat Ayat ke-101 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ ( الصّٰۤفّٰت : ١٠١)
- fabasharnāhu
- فَبَشَّرْنَٰهُ
- So We gave him the glad tidings
- maka Kami beri kabar gembira kepadanya
- bighulāmin
- بِغُلَٰمٍ
- of a boy
- dengan seorang anak
- ḥalīmin
- حَلِيمٍ
- forbearing
- penyantun/berbudi
Transliterasi Latin:
Fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīm(QS. 37:101)
English Sahih:
So We gave him good tidings of a forbearing boy. (QS. [37]As-Saffat verse 101)
Arti / Terjemahan:
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS. As-Saffat ayat 101)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Kami kabulkan doa Nabi Ibrahim tersebut, maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar, cerdas, dan santun. Dialah Ismail.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini mengisahkan bahwa Nabi Ibrahim dalam perantauan memohon kepada Tuhan agar dianugerahi seorang anak yang saleh dan taat serta dapat menolongnya dalam menyampaikan dakwah dan mendampinginya dalam perjalanan dan menjadi kawan dalam kesepian.
Kehadiran anak itu sebagai pengganti dari keluarga dan kaumnya yang ditinggalkannya. Permohonan Nabi Ibrahim ini diperkenankan oleh Allah. Kepadanya disampaikan berita gembira bahwa Allah akan menganugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki yang punya sifat sangat sabar.
Sifat sabar itu muncul pada waktu balig. Karena pada masa kanak-kanak sedikit sekali didapati sifat-sifat seperti sabar, tabah, dan lapang dada. Anak remaja itu ialah Ismail, anak laki-laki pertama dari Ibrahim, ibunya bernama Hajar istri kedua dari Ibrahim. Putra kedua ialah Ishak, lahir kemudian sesudah Ismail dari istri pertama Ibrahim yaitu Sarah.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar) yakni yang banyak memiliki kesabaran.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. berfirman:
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (Ash Shaaffat:101)
Anak ini adalah Nabi Ismail a.s., karena sesungguhnya dia adalah anak pertamanya yang sebelum kelahirannya, dia telah mendapat berita gembira mengenainya. Dia lebih tua daripada Nabi Ishaq, menurut kesepakatan kaum muslim dan kaum Ahli Kitab, bahkan di dalam nas kitab-kitab mereka disebutkan bahwa ketika Ibrahim a.s. mempunyai anak Ismail, ia berusia delapan puluh enam tahun. Dan ketika beliau mempunyai anak Ishaq, usia beliau sembilan puluh sembilan tahun.
Menurut mereka (Ahli Kitab), Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah Swt. untuk menyembelih anak tunggalnya itu, dan dalam salinan kitab yang lain disebutkan anak pertamanya. Akan tetapi, mereka mengubahnya dan membuat-buat kedustaan dalam keterangan ini, lalu mengganti dengan Ishaq. Padahal hal tersebut bertentangan dengan nas kitab asli mereka. Sesungguhnya mereka menyusupkan penggantian dengan memasukkan Ishaq sebagai ganti Ismail karena bapak moyang mereka adalah Ishaq, sedangkan Ismail adalah bapak moyang bangsa Arab.
Orang-orang Ahli Kitab dengki dan iri hati kepada bangsa Arab, karena itu mereka menambah-nambahinya dan menyelewengkan arti anak tunggal dengan pengertian 'anak yang ada di sisimu,' karena Ismail telah dibawa pergi oleh Ibrahim bersama ibunya ke Mekah. Takwil seperti ini merupakan takwil yang menyimpang dan batil, karena sesungguhnya pengertian anak tunggal itu adalah anak yang semata wayang bagi Ibrahim (saat itu). Lagi pula anak pertama merupakan anak yang paling disayang lebih dari anak yang lahir sesudahnya, maka perintah untuk menyembelihnya merupakan ujian dan cobaan yang sangat berat.
Sejumlah ahlul 'ilmi mengatakan bahwa anak yang disembelih itu adalah Ishaq, menurut apa yang telah diriwayatkan dari segolongan ulama Salaf, sehingga ada yang menukilnya dari sebagian sahabat. Tetapi hal tersebut bukan bersumber dari Kitabullah, bukan pula dari sunnah. Dan saya dapat memastikan bahwa hal tersebut tidaklah diterima, melainkan dari ulama Ahli Kitab, lalu diterima oleh orang muslim tanpa alasan yang kuat. Yang jelas Kitabullah ini merupakan saksi yang menunjukkan kepada kita bahwa putra yang disembelih itu adalah Isma'il. Karena sesungguhnya Al-Qur'an telah menyebutkan berita gembira bagi Ibrahim akan kelahiran seorangputra yang penyabar dan menyebutkan pula bahwa putranya itulah Az-Zabih (yang disembelih).
Setelah itu disebutkan oleh firman-Nya:
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. (Ash Shaaffat:112)
Malaikat ketika menyampaikan berita gembira akan kelahiran Ishaq kepada Ibrahim mengatakan:
Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim (Al-Hijr:53)
Dan firman Allah Swt.:
maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub. (Huud:71)
Yakni dilahirkan bagi Ishaq di masa keduanya (Ibrahim dan istrinya) seorang putra yang diberi nama Ya'qub. Dengan demikian, Nabi Ibrahim beroleh keturunan dan cucu.
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa tidaklah mungkin Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih Ishaq semasa kecilnya, karena Allah Swt. telah menjanjikan kepada keduanya bahwa kelak Ishaq akan melahirkan keturunannya. Maka mana mungkin sesudah semuanya itu Ishaq diperintahkan agar di sembelih saat ia masih kecil.
Dan lagi Ismail di sini mendapat julukan sebagai orang yang amat sabar, maka predikat inilah yang lebih pantas untuk kedudukan ini (sebagai anak yang rela disembelih).
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Kemudian malaikat memberinya kabar gembira berupa anak yang cerdas dan sabar.