Skip to content

Al-Qur'an Surat Yasin Ayat 56

Yasin Ayat ke-56 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ ( يٰسۤ : ٥٦)

hum
هُمْ
They
mereka
wa-azwājuhum
وَأَزْوَٰجُهُمْ
and their spouses
dan isteri-isteri mereka
فِى
in
dalam
ẓilālin
ظِلَٰلٍ
shades
tempat yang teduh
ʿalā
عَلَى
on
di atas
l-arāiki
ٱلْأَرَآئِكِ
[the] couches
tempat duduk/pelamin
muttakiūna
مُتَّكِـُٔونَ
reclining
mereka bersandar

Transliterasi Latin:

Hum wa azwājuhum fī ẓilālin 'alal-arā`iki muttaki`ụn (QS. 36:56)

English Sahih:

They and their spouses – in shade, reclining on adorned couches. (QS. [36]Ya-Sin verse 56)

Arti / Terjemahan:

Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. (QS. Yasin ayat 56)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Orang-orang beriman itu bersenang-senang di surga. Mereka dan pasangan-pasangannya di surga berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan sambil berbincang dan menikmati berbagai rezeki dari Allah.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Di dalam surga orang-orang yang beriman dan istri-istri mereka berada dalam taman-taman yang indah dengan pohon yang rindang, duduk di atas sofa dan tempat-tempat tidur, berbincang-bincang sambil menikmati berbagai macam rezeki yang mereka peroleh dari Tuhan mereka.
Dari perkataan "hum wa azwajuhum" (mereka dan pasangan mereka) dapat dipahami bahwa orang-orang yang beriman akan tinggal bersama pasangan mereka dengan bahagia dan damai dalam surga dan memperoleh nikmat yang berbagai macam bentuk yang tiada taranya. Ada yang dalam bentuk langsung mereka nikmati, seperti memperoleh tempat yang nyaman dan indah, serta merasakan makanan yang lezat dan sebagainya. Ada pula dalam bentuk pemenuhan keinginan dan cita-cita mereka sebagai anggota atau kepala keluarga. Selama hidup di dunia mereka mencita-citakan keluarga yang berbahagia, mempunyai istri yang cantik dan setia. Keinginan-keinginan mereka yang seperti itu dipenuhi Allah dalam surga nanti.
Bahkan pada ayat yang lain diterangkan bahwa anak cucu mereka yang beriman ditinggikan Allah derajatnya seperti derajat bapak dan ibu mereka. Mereka dikumpulkan dengan orang tua mereka di dalam surga, tanpa membeda-bedakan pemberian nikmat kepada masing-masing anggota keluarga itu. Allah berfirman:

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (ath-thur/52: 21)

Dari ayat ini dipahami pula agar setiap mukmin selalu berusaha untuk menjadikan suami, istri, anak-anak dan keluarga mereka, menjadi orang-orang beriman yang baik, agar cita-cita mereka untuk dapat saling berhubungan dengan keluarga mereka dikabulkan Allah di akhirat.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Mereka) lafal Hum menjadi Mubtada (dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh) lafal Zhilaalun ini adalah bentuk jamak dari lafal Zhillun atau Zhillatun; menjadi Khabar Mubtada; arti Zhillun adalah tidak terkena panas matahari maksudnya teduh. (Di atas dipan-dipan) lafal Araa-iki adalah bentuk jamak dari lafal Ariikah, adalah ranjang atau permadani yang tebal (mereka bersandaran) bertelekan di atas dipan-dipan; lafal ayat ini menjadi Khabar kedua dan menjadi tempat berta'alluqnya Alal Araaa-iki.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Mereka dan istri-istri mereka. (Yaa Siin:56)

Yaitu bersama permaisuri-permaisurinya, menurut Mujahid.

berada dalam tempat yang teduh. (Yaa Siin:56)

Maksudnya, berada di dalam naungan pepohonan surga.

bertelekan di atas dipan-dipan. (Yaa Siin:56)

Ibnu Abbas Mujahid, Ikrimah, Muhammad ibnu Ka'b, Al-Hasan, Qatadah As-Saddi, dan Khasif mengatakan makna ara-ik ialah ranjang-ranjang yang berkelambu.

Menurut hemat kami, perumpamaannya di dunia ini sama dengan pelaminan-pelaminan yang dihiasi dengan aneka ragam kain kelambu. Hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui:

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka beserta istri-istri mereka berada dalam keteduhan yang menyenangkan sambil bertelekan di atas dipan-dipan yang penuh hiasan.