Skip to content

Al-Qur'an Surat Yasin Ayat 41

Yasin Ayat ke-41 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ ( يٰسۤ : ٤١)

waāyatun
وَءَايَةٌ
And a Sign
dan dan suatu tanda
lahum
لَّهُمْ
for them
bagi mereka
annā
أَنَّا
(is) that
bahwasannya Kami
ḥamalnā
حَمَلْنَا
We carried
Kami bawa/angkut
dhurriyyatahum
ذُرِّيَّتَهُمْ
their offspring
keturunan mereka
فِى
in
dalam
l-ful'ki
ٱلْفُلْكِ
the ship
perahu/bahtera
l-mashḥūni
ٱلْمَشْحُونِ
laden
penuh muatan

Transliterasi Latin:

Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụn (QS. 36:41)

English Sahih:

And a sign for them is that We carried their forefathers in a laden ship. (QS. [36]Ya-Sin verse 41)

Arti / Terjemahan:

Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan. (QS. Yasin ayat 41)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Tidak terbatas pada kejadian-kejadian di alam semesta, kekuasaan Allah juga meliputi fenomena di samudera. Dan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dan segala macam barang keperluan mereka dalam kapal yang penuh muatan, dari satu kota ke kota lain atau dari satu negeri ke negeri lain.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah mengemukakan bahwa kapal yang berlayar di tengah samudera merupakan salah satu bukti kebesaran dan kekuasaan-Nya. Kapal itu mengangkut manusia dan barang-barang keperluannya dari suatu negeri ke negeri yang lain, baik yang berdekatan letaknya maupun yang berjauhan.
Penggunaan alat-alat angkutan laut sebagai salah satu sarana perhubungan yang dimanfaatkan manusia untuk bergerak dan mengangkut barang, telah dikenal sejak zaman dahulu kala, bahkan telah dikenal sejak zaman Nabi Nuh. Orang yang mula-mula membuat kapal adalah Nabi Nuh. Kapal itu dibuat atas perintah dan bimbingan Allah. Hal ini diterangkan dalam firman-Nya:
Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami. (Hud/11: 37)
Perahu, sampan, dan kapal yang berbobot berat, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, kekuatan angin, maupun tenaga mesin dapat meluncur dengan mudah di atas air mengangkut manusia dan barang dari suatu pulau ke pulau yang lain, dari suatu benua ke benua yang lain, tentu terkait dengan suatu kekuatan yang menahan kapal itu, sehingga tidak tenggelam. Hal ini merupakan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah melalui pemberlakuan hukum alam-Nya.
Allah berfirman:
Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. (Luqman/31: 31)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan kekuasaan Kami (adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka) menurut qiraat yang lain lafal Dzurriyyatahum dibaca dalam bentuk jamak sehingga bacaannya menjadi Dzurriyyaatihim, maksudnya ialah kakek moyang mereka (dalam bahtera) yakni perahu Nabi Nuh (yang penuh muatan) dipadati penumpang.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman, bahwa suatu tanda lagi bagi mereka yang menunjukkan kebesaran kekuasaan Allah Swt. ialah Dia telah menundukkan laut agar dapat membawa bahtera, yang antara lain bahkan yang pertama ialah bahteranya Nabi Nuh a.s. Yaitu bahtera yang diselamatkan oleh Allah Swt. dengan membawa Nuh a.s. dan orang-orang yang beriman kepadanya, yang pada masa itu tidak ada seorang pun dari keturunan Bani Adam yang ada di muka bumi ini selamat selain dari mereka sendiri. Karena itulah Allah Swt. berfirman:

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka (Yaa Siin:41)

Yaitu kakek moyang mereka.

dalam bahtera yang penuh muatan. (Yaa Siin:41)

Yakni dalam perahu yang penuh dengan muatan barang-barang dan hewan-hewan yang diperintahkan oleh Allah kepada Nuh untuk mengangkutnya ke dalam perahunya dari tiap-tiap jenis sepasang.

Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa al-masyhun artinya penuh dengan muatan. Hal yang sama dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubah, Asy-Sya’b, Qatadah, dan As-Saddi.

Ad-Dahhak, Qatadah, serta Ibnu Zaid mengata­kan bahwa bahtera yang dimaksud adalah bahteranya Nabi Nuh a.s.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dan bukti lainnya untuk mereka adalah bahwa Kami mengangkut anak keturunan manusia dalam bahtera-bahtera yang dipenuhi oleh barang-barang dan rezeki-rezeki mereka.