Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Ahzab Ayat 35

Al-Ahzab Ayat ke-35 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ( الاحزاب : ٣٥)

inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
l-mus'limīna
ٱلْمُسْلِمِينَ
the Muslim men
laki-laki muslim
wal-mus'limāti
وَٱلْمُسْلِمَٰتِ
and the Muslim women
dan perempuan muslim
wal-mu'minīna
وَٱلْمُؤْمِنِينَ
and the believing men
dan laki-laki mukmin
wal-mu'mināti
وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ
and the believing women
dan perempuan mukmin
wal-qānitīna
وَٱلْقَٰنِتِينَ
and the obedient men
dan laki-laki yang taat
wal-qānitāti
وَٱلْقَٰنِتَٰتِ
and the obedient women
dan perempuan-perempuan yang taat
wal-ṣādiqīna
وَٱلصَّٰدِقِينَ
and the truthful men
orang laki-laki yang benar
wal-ṣādiqāti
وَٱلصَّٰدِقَٰتِ
and the truthful women
dan perempuan yang benar
wal-ṣābirīna
وَٱلصَّٰبِرِينَ
and the patient men
dan laki-laki yang sabar
wal-ṣābirāti
وَٱلصَّٰبِرَٰتِ
and the patient women
dan perempuan-perempuan yang sabar
wal-khāshiʿīna
وَٱلْخَٰشِعِينَ
and the humble men
dan laki-laki yang khusyu'
wal-khāshiʿāti
وَٱلْخَٰشِعَٰتِ
and the humble women
dan perempuan yang khusyu'
wal-mutaṣadiqīna
وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ
and the men who give charity
dan laki-laki yang sedekah
wal-mutaṣadiqāti
وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ
and the women who give charity
dan perempuan-perempuan yang sedekah
wal-ṣāimīna
وَٱلصَّٰٓئِمِينَ
and the men who fast
dan laki-laki yang berpuasa
wal-ṣāimāti
وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ
and the women who fast
dan perempuan-perempuan yang berpuasa
wal-ḥāfiẓīna
وَٱلْحَٰفِظِينَ
and the men who guard
dan laki-laki yang memelihara
furūjahum
فُرُوجَهُمْ
their chastity
kehormatan mereka
wal-ḥāfiẓāti
وَٱلْحَٰفِظَٰتِ
and the women who guard (it)
dan perempuan-perempuan yang memelihara
wal-dhākirīna
وَٱلذَّٰكِرِينَ
and the men who remember
dan laki-laki yang mengingat
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
kathīran
كَثِيرًا
much
banyak
wal-dhākirāti
وَٱلذَّٰكِرَٰتِ
and the women who remember
dan perempuan-perempuan yang mengingat
aʿadda
أَعَدَّ
Allah has prepared
telah menyediakan
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah has prepared
Allah
lahum
لَهُم
for them
bagi mereka
maghfiratan
مَّغْفِرَةً
forgiveness
ampunan
wa-ajran
وَأَجْرًا
and a reward
dan pahala
ʿaẓīman
عَظِيمًا
great
yang besar

Transliterasi Latin:

Innal-muslimīna wal-muslimāti wal-mu`minīna wal-mu`mināti wal-qānitīna wal-qānitāti waṣ-ṣādiqīna waṣ-ṣādiqāti waṣ-ṣābirīna waṣ-ṣābirāti wal-khāsyi'īna wal-khāsyi'āti wal-mutaṣaddiqīna wal-mutaṣaddiqāti waṣ-ṣā`imīna waṣ-ṣā`imāti wal-ḥāfiẓīna furụjahum wal-ḥāfiẓāti waż-żākirīnallāha kaṡīraw waż-żākirāti a'addallāhu lahum magfirataw wa ajran 'aẓīmā (QS. 33:35)

English Sahih:

Indeed, the Muslim men and Muslim women, the believing men and believing women, the obedient men and obedient women, the truthful men and truthful women, the patient men and patient women, the humble men and humble women, the charitable men and charitable women, the fasting men and fasting women, the men who guard their private parts and the women who do so, and the men who remember Allah often and the women who do so – for them Allah has prepared forgiveness and a great reward. (QS. [33]Al-Ahzab verse 35)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab ayat 35)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah menjanjikan ampunan dan balasan kebaikan kepada para istri Nabi selama mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Janji demikian juga diberikan kepada siapa pun, laki-laki maupun perempuan, yang beriman dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim yang taat dan patuh kepada Allah, laki-laki dan perempuan mukmin dengan iman yang sungguh-sungguh, laki-laki dan perempuan yang tetap mantap dan ikhlas dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar dalam ucapan dan perbuatannya, laki-laki dan perempuan yang sabar dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah serta sabar dalam menghadapi segala cobaan, laki-laki dan perempuan yang khusyuk dalam salat, laki-laki dan perempuan yang sering bersedekah untuk memperoleh rida Allah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa wajib maupun sunah, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya dari hal-hal yang Allah haramkan (Lihat juga: al-Mu’minùn/23: 5–7), laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah; Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan atas dosa mereka, dan pahala yang besar berupa surga. Mereka kekal di dalamnya. Ayat ini menjelaskan kesetaraan laki-laki dan perempuan di hadapan Allah dalam hal mendapat balasan amal perbuatan sesuai apa yang masing-masing individu kerjakan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini Allah menjelaskan sifat-sifat hamba-Nya yang akan diampuni segala dosa dan kesalahannya serta dimasukkan ke dalam surga. Sifat-sifat mereka ada sepuluh macam:
1.Taat dan tunduk kepada hukum Islam, baik ucapan maupun perbuatan.
2.Membenarkan dan memercayai ajaran Allah dan rasul-Nya.
3.Selalu melaksanakan perintah-perintah agama dengan penuh kekhusyukan dan ketenangan.
4.Selalu benar dalam ucapan dan perbuatan, sebagai tanda keimanan yang sempurna. Dalam sebuah hadis yang sahih disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Peganglah kebenaran, bahwa kebenaran itu membawa pada kebajikan, dan kebajikan akan membawa masuk surga, dan jauhilah dusta, sebab dusta itu membawa pada kedurhakaan dan kedurhakaan itu membawa ke neraka."
5.Sabar menghadapi kesulitan dan penderitaan dalam melaksanakan perintah Allah serta menahan syahwat dan hawa nafsu.
6.Khusyuk dan tawaduk kepada Allah, baik jasmani maupun rohani, dalam melaksanakan semua tugas dan kewajiban dan keikhlasan semata-mata untuk mencari keridaan Allah.
7.Bersedekah dengan harta dan memberi bantuan kepada mereka yang serba kekurangan dan tidak mempunyai penghasilan.
8.Berpuasa yang dapat membantu menundukkan syahwat dan hawa nafsu, sebagaimana tercantum di dalam sabda Rasulullah saw "Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk kawin silakan kawin, karena perkawinan itu lebih dapat menahan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu, supaya berpuasa, karena berpuasa itu dapat membendung syahwatnya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud)

9.Menjaga kemaluan dan kehormatan dari segala perbuatan yang haram dan keji, sesuai dengan firman Allah:
Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (al-Mu'minun/23: 5-7)

10.Selalu ingat kepada Allah dengan lidah dan hati, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Mujahid yang menyatakan bahwa seseorang itu belum disebut banyak mengingat Allah kecuali bila sudah dapat mengingat-Nya sambil berdiri, duduk, dan berbaring. Abu Sa'id al-Khudri telah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah bersabda:
"Apabila seorang suami membangunkan seorang istrinya di malam hari lalu mereka salat Tahajud dua rakaat , maka mereka berdua pada malam tersebut termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah." (Riwayat Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah)

Dalam hadis yang lain dari Sahal bin Mu'az al-Juhani dari ayahnya diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw:
"Pejuang-pejuang manakah yang paling besar pahalanya wahai Rasulullah?" Nabi saw menjawab, "Yang paling banyak ingatnya kepada Allah. Lalu ia bertanya lagi," Cara orang yang berpuasa manakah yang paling besar pahalanya?" Nabi saw menjawab, "Yang paling banyak ingat kepada Allah." Kemudian dia menyebutkan pula orang yang salat, berzakat, naik haji dan bersedekah, dan pada kesemuanya itu Nabi saw mengatakan, "Mereka yang paling banyak ingatnya kepada Allah." Abu Bakar lalu berkata kepada Umar, "Orang yang banyak ingatnya kepada Allah telah membawa semua kebajikan." Dan Nabi saw menambahkan, "Memang demikianlah." (Riwayat Ahmad)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya) (laki-laki dan perempuan yang benar) dalam keimanannya (laki-laki dan perempuan yang sabar) di dalam menjalankan ketaatan (laki-laki yang khusyuk) yang merendahkan diri (dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya) dari hal-hal yang diharamkan (laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan) dari perbuatan-perbuatan maksiat yang pernah mereka lakukan (dan pahala yang besar) bagi amal ketaatan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid ibnu Ziyad, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Hakim, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Syaibah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ummu Salamah r.a. (istri Nabi Saw.) menceritakan hadis berikut. Ummu Salamah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi Saw., "Mengapa kami kaum wanita tidak pernah disebut-sebut di dalam Al-Qur'an sebagaimana kaum pria disebut-sebut di dalamnya?" Ummu Salamah mengatakan bahwa ia tidak mendapat jawaban apa pun dari beliau Saw. terkecuali melalui seruannya di atas mimbar. Pada suatu hari saat aku sedang menyisir rambut, lalu aku gelungkan rambutku dan keluar dari kamar pribadiku, kemudian kutempelkan telingaku ke bilik. Tiba-tiba kudengar Rasulullah Saw. membacakan ayat berikut di atas mimbarnya, seraya bersabda: Hai manusia, sesungguhnya Allah telah menurunkan firman-Nya yang mengatakan, "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, " hingga akhir ayat.

Jalur lain.

Imam Nasai telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hatim, telah menceritakan kepada kami Suwaid, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Syarik, dari Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, dari Ummu Salamah r.a. yang menceritakan bahwa ia pernah berkata kepada Nabi Saw., "Ya Nabi Allah, mengapa saya selalu mendengar hanya laki-laki saja yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, sedangkan kaum wanita tidak pernah disebut-sebut?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin. (Al Ahzab:35), hingga akhir ayat.

Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui Abu Kuraib, dari Abu Mu'awaiyah, dari Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, bahwa Yahya ibnu Abdur Rahman ibnu Hatib pernah menceritakan sebuah hadis kepadanya dari Ummu Salamah r.a. yang telah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, mengapa kaum pria selalu disebut-sebut dalam segala sesuatu, sedangkan kami kaum wanita tidak?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim. (Al Ahzab:35), hingga akhir ayat.

Jalur lain.

Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Ibnu Abu Najih, dari Mujahid yang mengatakan bahwa Ummu Salamah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, mengapa kaum pria selalu disebut-sebut, sedangkan kaum wanita tidak?" Maka Allah menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim. (Al Ahzab:35), hingga akhir ayat.

Hadis lain.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Sinan ibnu Muzahir Al-Umari, telah menceritakan kepada kami Abu Kadinah Yahya ibnul Muhallab, dari Qabus ibnu Abu Zabyan, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa kaum wanita pernah bertanya kepada Nabi Saw., "Mengapa lelaki mukmin selalu disebut-sebut, sedangkan wanita mukmin tidak pernah disebut-sebut?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim. (Al Ahzab:35), hingga akhir ayat.

Telah menceritakan pula kepada kami Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa'id, dari Qatadah yang menceritakan bahwa kaum wanita masuk menemui istri-istri Nabi Saw. Maka mereka berkata, "Sesungguhnya Allah telah menyebutkan kalian istri-istri Nabi Saw. di dalam Al-Qur'an, sedangkan kami tidak pernah disebut-sebut, apakah memang pada kami tidak ada sesuatu yang patut untuk disebut-sebut?" Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim. (Al Ahzab:35), hingga akhir ayat.

Adapun firman Allah Swt.:

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin. (Al Ahzab:35)

Ayat ini menunjukkan pengertian bahwa iman itu lain dengan Islam, sebab iman pengertiannya lebih khusus daripada Islam, karena ada firman Allah Swt. yang menyebutkan:

Orang-orang Arab Badui itu berkata, "Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), "Kalian belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah Islam (tunduk),' karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian.” (Al Hujuraat:14)

Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan melalui salah satu hadisnya yang mengatakan:

Tidaklah seseorang berbuat zina, saat melakukannya dia sedang dalam keadaan beriman.

Seorang pezina saat sedang mengerjakan zina, iman dicabut dari dalam hatinya, tetapi hal ini tidak memastikannya sebagai seorang yang kafir, menurut kesepakatan ulama. Dan ini menunjukkan bahwa pengertian iman lebih khusus daripada Islam, seperti yang telah kami tetapkan pada permulaan syarah kitab Imam Bukhari.

Firman Swt. Swt.:

Laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya. (Al Ahzab:35)

Al-qunut artinya ketaatan yang mapan, seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

(Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? (Az Zumar:9)

Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya tunduk hanya kepada-Nya. (Ar Ruum:26)

Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. (Ali Imran:43)

Dan firman Allah Swt.:

Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk (penuh ketaatan). (Al- Baqarah: 238)

Kesimpulannya ialah sesudah Islam terdapat tingkatan yang lebih tinggi daripadanya, yaitu iman, kemudian baru qunut yang timbul dari manifestasi keduanya.

laki-laki dan perempuan yang benar. (Al Ahzab:35)

Ini menyangkut pembicaraan (perkataan), karena sesungguhnya benar atau jujur merupakan pekerti yang terpuji. Sebab itulah sebagian para sahabat di masa lalu, baik di masa Islam maupun di masa Jahiliah, belum pernah sekalipun melakukan perkataan dusta.

Benar dalam berkata merupakan pertanda iman pelakunya, sebagaimana dusta merupakan pertanda kemunafikan pelakunya. Barang siapa yang berkata benar, niscaya selamat. Berpegang teguhlah kalian kepada kebenaran, karena sesungguhnya kebenaran itu menuntun pelakunya kepada .perbuatan kebajikan, dan perbuatan kebajikan itu menuntun pelakunya kepada surga. Hati-hatilah kalian terhadap kedustaan, karena sesungguhnya dusta itu menuntun pelakunya kepada kedurhakaan, dan sesungguhnya kedurhakaan itu menuntun pelakunya kepada neraka. Seseorang yang terus-menerus berkata benar dan selalu memihak kepada kebenaran, pada akhirnya ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang benar (siddiq). Dan seseorang yang terus-menerus berdusta dan selalu memihak kepada kedustaan, pada akhirnya ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. Demikianlah kata hadis, dan hadis-hadis lainnya yang menunjukkan makna yang sama cukup banyak.

laki-laki dan perempuan yang sabar. (Al Ahzab:35)

Ini merupakan watak bagi orang-orang yang berhati teguh dan kuat, yaitu sifat sabar dalam menghadapi segala macam musibah dengan penuh kesadaran bahwa apa yang telah ditakdirkan pasti terjadi, lalu ia menanggungnya dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati. Kesabaran yang sesungguhnya itu hanyalah terletak pada pertama kali tertimpa musibah, kemudian sesudah itu lebih mudah menghadapinya. Sabar dalam menghadapi tekanan musibah di permulaannya menunjukkan kesabaran dan keteguhan hati watak orang yang bersangkutan.

laki-laki dan perempuan yang khusyuk. (Al Ahzab:35)

Khusyuk artinya mencakup pengertian tenang, tumaninah, hati-hati, anggun, rendah diri, tahan uji, takut kepada Allah Swt., serta merasa selalu berada di dalam pengawasan Allah Swt. Sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:

Sembahlah Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu.

Firman Allah Swt.:

laki-laki dan perempuan yang bersedekah. (Al Ahzab:35)

Sedekah artinya memberikan santunan kepada orang lain yang memerlukan bantuan karena mereka adalah orang-orang yang lemah, tidak mempunyai mata pencaharian, dan tidak pula ada orang yang menjamin mereka. Mereka diberi dari lebihan harta sebagai amal ketaatan kepada Allah Swt. dan berbuat kebajikan kepada semua makhluk-Nya. Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan:


Ada tujuh macam orang yang mendapat naungan dari Allah pada hari tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, antara lain ialah seseorang yang mengeluarkan suatu sedekah secara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya.

Di dalam hadis lain disebutkan:

Sedekah itu dapat menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.

Hadis-hadis lain yang menganjurkan bersedekah cukup banyak dan memerlukan suatu pembahasan yang tersendiri.

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah disebutkan:

Puasa itu adalah zakat badan.

Dengan kata lain, puasa itu membersihkan, menyucikan, dan mensterilkan tubuh dari berbagai macam campuran yang buruk menurut biologis dan hukum syara'. Sa'id ibnu Jubair telah mengatakan bahwa barang siapa yang puasa bulan Ramadhan dan tiga hari setiap bulannya, maka ia termasuk apa yang disebutkan oleh Allah Swt. di dalam firman-Nya: laki-laki dan perempuan yang berpuasa. (Al Ahzab:35)

Puasa juga merupakan sarana yang ampuh untuk meredam nafsu birahi, sebagaimana yang disebutkan oleh sabda Rasulullah Saw. yang mengatakan:

Hai golongan para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menanggung biaya, hendaklah ia kawin, karena sesungguhnya dengan kawin pandangan mata lebih terkendali dan kemaluan lebih terpelihara. Dan barang siapa yang tidak mampu mengadakan biayanya, hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu merupakan peredam baginya.

Karena itulah pada firman selanjutnya disebutkan hal yang berkaitan dengannya, yaitu: laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya. (Al Ahzab:35) Yakni memeliharanya dari hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa, terkecuali terhadap hal-hal yang diperbolehkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (Al-Mu-minun: 5-7)

Adapun firman Allah Swt.:

laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah. (Al Ahzab:35)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jabir, dari Ali ibnul Aqmar, dari Al-Agar Abu Muslim, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila seorang lelaki membangunkan istrinya di malam hari, lalu keduanya melakukan salat dua rakaat, maka keduanya di malam itu termasuk laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah.

Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah telah meriwayat­kannya melalui hadis Al-A'masy, dari Al-Agar Abu Muslim, dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah, dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.

Imam Ahmad mengatakan telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Darij, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang lebih utama derajatnya di sisi Allah kelak pada hari kiamat?" Rasulullah Saw. menjawab: Laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah. Abu Sa'id Al-Khudri r.a. bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apakah juga lebih utama daripada orang yang berjihad di jalan Allah?" Rasulullah Saw. menjawab: Seandainya seorang mujahid memukulkan pedangnya kepada orang-orang kafir dan orang-orang musyrik hingga pedangnya patah dan berlumuran darah, tentulah orang-orang yang banyak menyebut nama Allah lebih utama darinya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Ibrahim, dari Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. dalam perjalanannya menuju ke Mekah sampai di Jamdan. Ketika sampai di Jamdan beliau bersabda, "Ini adalah Jamdan, teruskanlah perjalanan kalian, sesungguhnya orang-orang yang mengesakan Allah telah mendahului." Para sahabat bertanya, "Siapakah yang di maksud dengan orang-orang yang mengesakan Allah?" Rasulullah Saw. menjawab: Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah. Kemudian Nabi Saw. berdoa: Ya Allah, berikanlah ampunan bagi orang-orang yang mencukur rambutnya. Para sahabat berkata, "Doakanlah pula bagi orang-orang yang memotong rambutnya." Rasulullah Saw. berdoa lagi: Ya Allah, berikanlah ampunan bagi orang-orang yang mencukur rambutnya. Mereka berkata pula, "Doakanlah juga bagi orang-orang yang memotong rambutnya." Rasulullah Saw. berdoa lagi: dan juga bagi orang-orang yang memotong rambutnya.

Ditinjau dari segi jalurnya hadis ini diriwayatkan secara tunggal oleh Imam Ahmad. Imam Muslim telah meriwayatkannya pula, tetapi tanpa lafaz yang terakhir.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hujain ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abu Salamah, dari Ziyad ibnu Abu Ziyad maula Abdullah ibnu Ayyasy ibnu Abu Rabi'ah yang menceritakan, sesungguhnya ia pernah mendapat sebuah hadis yang bersumber dari Mu'az ibnu Jabal r.a. yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tidak ada amal apa pun yang dilakukan oleh anak Adam yang lebih menjaminnya selamat dari azab Allah Swt. selain dari zikrullah. Sahabat Mu'az ibnu Jabal r.a. telah menceritakan pula bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Maukah aku ceritakan kepada kalian amal perbuatan kalian yang paling baik dan paling bersih di sisi Tuhan kalian, dan paling meninggikan derajat kalian serta lebih baik bagi kalian daripada diberi emas dan perak dan lebih baik daripada kalian menjumpai musuh kalian di suatu hari, lalu kalian penggal kepala mereka dan mereka memenggal kepala kalian?" Para sahabat menjawab, "Tentu saja kami mau, wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah Saw. menjawab, "Yaitu banyak menyebut (nama) Allah."

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Zaban ibnu Fayid, dari Sahl ibnu Mu'az ibnu Anas Al-Ju'ani, dari ayahnya yang telah menceritakan hadis berikut, bahwa pernah ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, mujahid yang manakah yang lebih besar pahalanya?" Rasulullah Saw. menjawab: Orang yang paling banyak menyebut (nama) Allah di antara mereka. Lelaki itu bertanya lagi, "Orang-orang yang berpuasa manakah yang paling banyak pahalanya?" Rasulullah Saw. menjawab, "Orang yang paling banyak menyebut nama Allah di antara mereka." Kemudian lelaki itu menanyakan pula tentang salat dan zakat, haji serta sedekah, yang semuanya dijawab oleh Rasulullah Saw. melalui sabdanya: Orang yang paling banyak menyebut (nama) Allah di antara mereka. Maka Abu Bakar r.a. berkata kepada Umar r.a., "Orang-orang yang banyak menyebut nama Allah telah memborong semua kebaikan." Rasulullah Saw. bersabda menegaskan, "Memang benar"

Mengenai hadis-hadis lainnya yang menyangkut masalah ini akan kami kemukakan nanti dalam tafsir firman Allah Swt. yang masih termasuk bagian dari surat ini, yaitu firman-Nya

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Al Ahzab:41-42)

Adapun firman Allah Swt.:

Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka. (Al Ahzab:35)

Ceritakanlah kepada mereka yang telah disebutkan di atas bahwa sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dari-Nya atas semua dosa mereka dan juga pahala yang besar, yaitu surga.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya kaum lelaki dan wanita yang tunduk, percaya pada Allah dan Rasul-Nya, melakukan ketaatan, jujur dalam perkataan, perbuatan dan niat, tabah dalam menghadapi cobaan dalam berjuang di jalan Allah, merendahkan diri, menyedekahkan sebagian harta bagi orang yang membutuhkan, melakukan puasa wajib dan sunnah, menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang, serta berzikir pada Allah dengan hati dan lisan, niscaya Allah akan memberikan pengampunan bagi segala dosa dan pahala yang besar atas perbuatan baik mereka.