Skip to content

Al-Qur'an Surat As-Sajdah Ayat 7

As-Sajdah Ayat ke-7 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

الَّذِيْٓ اَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهٗ وَبَدَاَ خَلْقَ الْاِنْسَانِ مِنْ طِيْنٍ ( السّجدة : ٧)

alladhī
ٱلَّذِىٓ
The One Who
yang
aḥsana
أَحْسَنَ
made good
Dia membuat bagus
kulla
كُلَّ
every
setiap
shayin
شَىْءٍ
thing
sesuatu
khalaqahu
خَلَقَهُۥۖ
He created
Dia menciptakannya
wabada-a
وَبَدَأَ
and He began
dan Dia memulai
khalqa
خَلْقَ
(the) creation
ciptaan
l-insāni
ٱلْإِنسَٰنِ
(of) man
manusia
min
مِن
from
dari
ṭīnin
طِينٍ
clay
tanah

Transliterasi Latin:

Allażī aḥsana kulla syai`in khalaqahụ wa bada`a khalqal-insāni min ṭīn (QS. 32:7)

English Sahih:

Who perfected everything which He created and began the creation of man from clay. (QS. [32]As-Sajdah verse 7)

Arti / Terjemahan:

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As-Sajdah ayat 7)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Pengatur urusan makhluk, Yang Maha Mengetahui, Mahaperkasa, dan Maha Penyayang itulah Tuhan Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sangat teliti dan Yang memulai penciptaan nenek moyang manusia, yakni Adam, dari tanah.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang menciptakan, mengatur, dan mengurus langit dan bumi serta segala yang ada padanya itu adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui. Dia Maha Mengetahui segala yang gaib, yang tersembunyi dalam hati, yang akan terjadi, dan yang telah terjadi. Dia juga Maha Mengetahui segala yang dapat dilihat dan yang tidak dapat dilihat oleh mata. Dialah Tuhan Yang Mahakuasa, Mahakekal Rahmat-Nya dan Dia pulalah Yang menciptakan seluruh makhluk dengan bentuk yang baik, serasi serta dengan faedah dan kegunaan yang hanya Dia saja yang mengetahuinya.
Jika diperhatikan seluruh makhluk yang ada di alam ini sejak dari yang besar sampai kepada yang sekecil-kecilnya akan timbul dugaan bahwa di antara makhluk itu ada yang besar faedahnya dan ada pula yang dirasa tidak berfaedah atau tidak berguna sama sekali, bahkan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia, seperti ular berbisa, hama-hama penyakit menular, tanaman yang mengandung racun, dan sebagainya. Dugaan ini akan timbul jika masing-masing makhluk itu dilihat secara terpisah, tidak dalam satu kesatuan alam semesta ini.
Jika makhluk-makhluk itu dilihat dalam satu kesatuan alam semesta, dimana antara yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan erat, akan terlihat bahwa semua makhluk itu ada faedah dan kegunaannya dalam menjaga keseimbangan dan kelestarian alam ini. Bahkan terlihat dengan nyata bahwa usaha-usaha sebagian manusia, baik secara sengaja atau tidak, merusak dan membunuh sebagian makhluk hidup, menimbulkan pencemar-an di alam ini, sehingga kelestariannya terganggu. Salah satu contoh ialah dengan adanya obat pembasmi hama, banyak cacing dan bakteri yang musnah. Akibatnya, proses pembusukan sampah menjadi terganggu. Padahal bakteri dan cacing itu dianggap binatang yang tidak ada gunanya sama sekali. Penebangan hutan mengakibatkan tanah menjadi gundul, sehingga banyak terjadi banjir dan tanah longsor di musim hujan, serta kekeringan pada musim kemarau.
Semua itu akibat keserakahan manusia. Hal itu bisa dikategorikan sebagai perbuatan merusak di bumi. Akibat yang ditimbulkannya bisa luas dan memberi efek domino (beruntun).
Berdasarkan paparan di atas nyatalah bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah, ada faedahnya, tetapi banyak manusia yang tidak mau memperhatikannya.
Kemudian ayat ini menerangkan bahwa Dia menciptakan manusia dari tanah. Maksudnya ialah Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian menciptakan anak cucu Adam dari sari pati tanah yang diperoleh oleh ayah dan ibu dari makanan berupa hewan dan tumbuh-tumbuhan yang semuanya berasal dari tanah.
Dalam ayat 7 dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah, tetapi pada ayat ini ditegaskan bahwa hanya pada permulaannya saja manusia diciptakan dari tanah. Dengan ayat ini dapat pula ditafsirkan bahwa ada fase lain setelah awal penciptaan sebelum ciptaan tersebut menjadi manusia. Jika hal tersebut memang terjadi demikian, banyak pertanyaan lain yang masih tersisa, antara lain (1) apakah awal penciptaan manusia sama dan bersamaan dengan awal penciptaan makhluk hidup bumi lainnya (lihat tafsir Surah al- An'am ayat 2), (2) apakah fase setelah penciptaan awal tersebut manusia berkembang melalui bentuk antara seperti halnya proses evolusi makhluk hidup lainnya yang kini banyak dipercayai (lihat Surah ar-Rum/30 ayat 20), atau (3) manusia tercipta melalui proses khusus yang berbeda dari makhluk hidup lainnya (al-Ahzab/33 ayat 33).

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya) kalau dibaca khalaqahu berarti fi'il madhi yang berkedudukan sebagai sifat. Apabila dibaca khalqahu berarti sebagai badal isytimal (dan yang memulai penciptaan manusia) yakni Nabi Adam (dari tanah).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan bahwa Dia telah menciptakan segala sesuatu dengan ciptaan yang sebaik-baiknya dan serapi-rapinya. Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam sehubungan dengan makna firman-Nya:

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya. (As Sajdah:7)

Yakni Yang Menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, seakan-akan menurut takwilnya terjadi taqdim dan ta'khir dalam ungkapan ayat.

Sesudah Allah menyebutkan tentang penciptaan langit dan bumi, kemudian Dia menyebutkan tentang penciptaan manusia. Untuk itu Dia berfirman:

dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (As Sajdah:7)

Maksudnya, Dia menciptakan bapak manusia Adam dari tanah.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Yang menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan hikmah-Nya, memulai penciptaan manusia pertama dari tanah.