Skip to content

Al-Qur'an Surat Ar-Rum Ayat 51

Ar-Rum Ayat ke-51 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَىِٕنْ اَرْسَلْنَا رِيْحًا فَرَاَوْهُ مُصْفَرًّا لَّظَلُّوْا مِنْۢ بَعْدِهٖ يَكْفُرُوْنَ ( الرّوم : ٥١)

wala-in
وَلَئِنْ
But if
dan sungguh jika
arsalnā
أَرْسَلْنَا
We sent
Kami mengirimkan
rīḥan
رِيحًا
a wind
angin
fara-awhu
فَرَأَوْهُ
and they see it
maka mereka melihatnya
muṣ'farran
مُصْفَرًّا
turn yellow
menjadi kuning
laẓallū
لَّظَلُّوا۟
certainly they continue
niscaya mereka tetap
min
مِنۢ
after it
dari
baʿdihi
بَعْدِهِۦ
after it
sesudahnya/itu
yakfurūna
يَكْفُرُونَ
(in) disbelief
mereka ingkar

Transliterasi Latin:

Wa la`in arsalnā rīḥan fa ra`auhu muṣfarral laẓallụ mim ba'dihī yakfurụn (QS. 30:51)

English Sahih:

But if We should send a [bad] wind and they saw [their crops] turned yellow, they would remain thereafter disbelievers. (QS. [30]Ar-Rum verse 51)

Arti / Terjemahan:

Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar. (QS. Ar-Rum ayat 51)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Usai menjelaskan rahmat-Nya yang berupa hujan Allah bersumpah, “Sungguh jika Kami mengirimkan angin panas yang memicu bencana lalu sawah ladang mereka terbakar karenanya sehingga mereka melihat tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan di kebun itu yang semula segar berubah menjadi kuning, kering, dan layu, pasti setelah itu mereka tetap dan terus ingkar kepada Allah. Inilah gambaran orang yang meletakkan ukuran kebahagiaannya pada hal-hal yang bersifat materi sehingga jiwanya terombang-ambing oleh keadaan yang menimpanya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini disampaikan pengandaian, yaitu bagaimana jika yang dikirim Allah itu angin yang kering dan panas serta membuat tanaman mereka yang tadinya subur menjadi kuning dan kering. Mereka pasti bertambah ingkar kepada Allah. Pada waktu Allah mengirimkan angin yang membawa hujan saja, yang membuat tanaman mereka subur, mereka hanya bergembira dan tidak bersyukur kepada-Nya. Apalagi bila yang dikirim adalah angin kering itu. Kematian tanaman mereka yang tadinya subur itu akan membuat mereka menggerutu dan bertambah ingkar kepada Allah.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan sungguh jika) lam menunjukkan makna qasam (Kami mengirimkan angin) yang membahayakan tumbuh-tumbuhan (lalu mereka melihat tumbuh-tumbuhan itu menjadi kuning/kering, benar-benar tetaplah mereka) benar-benar mereka menjadi; lafal ayat ini menjadi jawab dari qasam pada awal ayat tadi (sesudah itu) sesudah mengeringnya tumbuh-tumbuhan (orang-orang yang ingkar) mereka menjadi orang-orang yang mengingkari nikmat Allah, yaitu berupa hujan.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

Kemudian Allah Swt. berfirman dalam firman berikutnya:

Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan), lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar. (Ar Ruum:51)

Dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:

Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin. (Ar Ruum:51)

yang kering kepada tumbuh-tumbuhan yang telah mereka tanam yang saat itu telah tumbuh dengan suburnya dan telah tegak di atas bulir-bulirnya.

lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning. (Ar Ruum:51)

Yakni kelihatan kering dan mulai rusak.

benar-benar tetaplah mereka sesudah itu. (Ar Ruum:51)

Yaitu setelah melihat keadaan tersebut.

menjadi orang yang ingkar. (Ar Ruum:51)

Maksudnya, mengingkari nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka sebelum itu. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. (Al Waaqi'ah:63) sampai dengan firman-Nya: "bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.” (Al Waaqi'ah:67)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Isa ibnut Taba', telah menceritakan kepada kami Hasyim, dari Ya'la ibnu Ata, dari ayahnya, dari Ubaidillah ibnu Amr yang mengatakan bahwa angin itu ada delapan macam. Empat di antaranya mengandung rahmat, dan empat lainnya mengandung azab.

Angin yang membawa rahmat ialah an-nasyirat (angin yang menyebarkan hujan), mubasysyirat (angin pembawa berita gembira akan turunnya hujan), mursalat (angin yang membawa awan yang mengandung hujan), dan az-zariyat (angin yang menerbangkan debu dan awan yang mengandung hujan).

Angin yang mengandung azab atau bencana ialah al-'aqim (angin yang kering) dan angin sar-sar (angin yang menumbangkan pepohonan), kedua jenis angin ini terjadi di daratan. Adapun angin topan dan angin badai, kedua jenis angin ini terjadi di laut.

Apabila Allah Swt. menghendaki untuk menjadikannya sebagai angin pembawa rahmat, maka Dia menjadikan angin itu pembawa kesuburan, rahmat, dan berita gembira sebelum turunnya hujan. Lalu angin itu membuahi awan sehingga awan menjadi padat mengandung air, sebagaimana pejantan membuahi betinanya hingga hamil.

Jika Dia menghendaki untuk menjadikannya sebagai azab, maka Dia menjadikannya angin yang kering dan azab yang memedihkan, serta pembalasan dari-Nya terhadap orang-orang yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Angin itu akan berupa angin topan dan badai yang memporak-porandakan segala sesuatu yang dilandanya.

Angin itu bermacam-macam bila dipandang dari segi dari arah mana ia bertiup. Ada yang dinamakan angin saba, angin dabur, angin selatan, dan angin utara. Dan dipandang dari segi ciri khasnya mengandung manfaat dan akibatnya tersendiri yang berbeda-beda. Kalau angin itu lembut lagi basah, manfaatnya ialah menyuburkan tetumbuhan dan tubuh hewan. Sedangkan jenis lainnya menguruskannya, jenis lainnya lagi membinasakan dan menyebabkan penyakitan, yang lainnya lagi membuatnya tumbuh dan menguatkan, dan yang lainnya lagi merapuhkan serta melemahkannya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah anak saudara lelaki Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Iyasy,telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Sulaiman, dari Darij, dari Isa ibnu Hilal As-Sadfi, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Angin itu ditempatkan di bumi lapis kedua. Tatkala Allah hendak membinasakan kaum 'Ad, maka Dia memerintahkan kepada malaikat penjaga angin untuk mengirimkan angin besar guna membinasakan kaum 'Ad. Malaikat penjaga angin berkata, 'Wahai Tuhanku, aku akan mengirimkan angin sebesar hidung banteng'. Maka Allah Yang Mahaperkasa berfirman kepadanya, 'Jangan, kalau begitu kamu akan membalikkan bumi beserta semua orang yang ada di permukaannya. Tetapi kirimkanlah kepada mereka angin sebesar lubang cincin'." Hal itulah yang dimaksudkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya: angin itu tidak membiarkan sesuatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (Az-Zariyat: 42)

Hadis ini berpredikat garib, tidak dapat dikatakan sebagai hadis marfu', yang jelas hadis ini merupakan perkataan Abdullah ibnu Amr r.a.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dan Kami bersumpah, "Jika Kami benar-benar telah mengirimkan angin yang memberikan bahaya bagi tumbuh-tumbuhan, sehingga mereka melihatnya menjadi kuning karena angin itu, mereka pasti akan tetap bersikap kufur kepada Allah dan mengingkari nikmat-Nya setelah mereka melihat kuningnya tumbuhan itu."