Skip to content

Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 163

Ali 'Imran Ayat ke-163 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

هُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌ ۢبِمَا يَعْمَلُوْنَ ( اٰل عمران : ١٦٣)

hum
هُمْ
They
mereka
darajātun
دَرَجَٰتٌ
(are in varying) degrees
bertingkat-tingkat
ʿinda
عِندَ
near
di sisi
l-lahi
ٱللَّهِۗ
Allah
Allah
wal-lahu
وَٱللَّهُ
and Allah
dan Allah
baṣīrun
بَصِيرٌۢ
(is) All-Seer
Maha Melihat
bimā
بِمَا
of what
dengan/terhadap apa
yaʿmalūna
يَعْمَلُونَ
they do
mereka kerjakan

Transliterasi Latin:

Hum darajātun 'indallāh, wallāhu baṣīrum bimā ya'malụn (QS. 3:163)

English Sahih:

They are [varying] degrees in the sight of Allah, and Allah is Seeing of whatever they do. (QS. [3]Ali 'Imran verse 163)

Arti / Terjemahan:

(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. Ali 'Imran ayat 163)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Kedudukan mereka itu, yakni orang yang mengikuti keridaan Allah dan menghuni surga bertingkat-tingkat di sisi Allah, sesuai dengan tingkat ketakwaan mereka, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan, ucapkan, dan sembunyikan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Segenap makhluk Allah yang tampak dibagi kepada 3 macam jenis, ialah jenis nabatat (tumbuh-tumbuhan), jenis hayawanat (binatang) dan jenis jamadat (benda-benda mati).
Jenis nabatat ialah jenis tumbuh-tumbuhan baik yang tumbuh pada tanah atau air maupun yang tumbuh di tempat-tempat lain, misalnya pada dahan atau batang-batang kayu. Jenis hayawanat ialah jenis makhluk yang hidup bernyawa. Jenis jamadat ialah selain dari jenis nabatat dan hayawanat. Makhluk jenis hayawanat ada yang untuk kepentingan hidupnya dikaruniai akal dan pengertian, misalnya manusia dan ada yang tidak ialah jenis nabatat. Manusia semestinya dengan mempergunakan akal pikiran dan pengertiannya dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang bermanfaat dan yang mudarat.
Kemudian ia dapat memilih mana yang baik untuk kemaslahatan dirinya. Tetapi karena manusia itu juga diberi hawa nafsu, bila ia tidak pandai-pandai mengendalikannya, akan lebih banyak mengajak kepada keburukan dan kejahatan. Oleh karena itu jika manusia dalam mengarungi bahtera hidup dan kehidupannya tanpa pimpinan dan tuntunan seorang rasul, maka akan mengalami kekacauan, kerusakan dan kehancuran.
Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah Nabi Adam. Artinya: setiap zaman fatrah (zaman vakum antara seorang rasul dengan rasul sesudahnya) manusia di bumi ini selalu mengalami kekacauan, keributan dan kehancuran, maka diutusnya seorang rasul adalah merupakan nikmat dan kebahagiaan bagi masyarakat manusia.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Mereka itu bertingkat-tingkat) maksudnya mempunyai tingkat masing-masing (di sisi Allah) artinya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Maka orang yang mengikuti keridaan-Nya akan beroleh pahala atau surga sedangkan yang membawa amarah murka-Nya akan mendapat siksa atau neraka (dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan) hingga akan mendapat balasan daripada-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah.

Al-Hasan Al-Basri dan Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ahli kebaikan dan ahli keburukan mempunyai kedudukan yang bertingkat-tingkat.

Menurut Abu Ubaidah dan Al-Kisai, makna darajat ialah tempat-tempat tinggal, yakni tempat tinggal mereka berbeda-beda, begitu pula kedudukan mereka di dalam surga dan yang berada di dalam neraka. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

Dan masing-masing orang memperoleh derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. (Al An'am:132)

Karena itulah maka dalam ayat selanjutnya disebutkan:

...dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Dengan kata lain, Allah pasti akan memenuhi balasannya, Dia tidak akan berbuat aniaya terhadap mereka barang suatu kebaikan pun, dan Dia tidak akan menambahkan kepada mereka suatu keburukan pun, melainkan Dia membalas masing-masing diri sesuai dengan amal per-buatan yang telah dikerjakannya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dua golongan itu tidaklah sama. Mereka berbeda tingkatan di sisi Allah. Dia Mahatahu tentang keadaan dan tingkatan-tingkatan mereka, dan akan memberi balasan sesuai tingkatan-tingkatan itu.