Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 141
Ali 'Imran Ayat ke-141 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَلِيُمَحِّصَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَمْحَقَ الْكٰفِرِيْنَ ( اٰل عمران : ١٤١)
- waliyumaḥḥiṣa
- وَلِيُمَحِّصَ
- And so that may purify
- dan karena hendak membersihkan
- l-lahu
- ٱللَّهُ
- Allah
- Allah
- alladhīna
- ٱلَّذِينَ
- those who
- orang-orang yang
- āmanū
- ءَامَنُوا۟
- believe
- beriman
- wayamḥaqa
- وَيَمْحَقَ
- and destroy
- dan Dia membinasakan
- l-kāfirīna
- ٱلْكَٰفِرِينَ
- the disbelievers
- orang-orang kafir
Transliterasi Latin:
Wa liyumaḥḥiṣallāhullażīna āmanụ wa yam-ḥaqal-kāfirīn(QS. 3:141)
English Sahih:
And that Allah may purify the believers [through trials] and destroy the disbelievers. (QS. [3]Ali 'Imran verse 141)
Arti / Terjemahan:
Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. (QS. Ali 'Imran ayat 141)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
dan kegagalan umat Islam dalam Perang Uhud adalah agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman dari dosa dan kesalahan mereka, dan membinasakan, mengurangi sedikit demi sedikit jumlah orang-orang kafir.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Peristiwa musibah kaum Muslimin pada Perang Uhud sesudah mereka menang dalam Perang Badar sebelumnya, adalah juga dimaksudkan untuk membedakan orang yang benar-benar beriman dari kaum munafik dan untuk membersihkan hati orang mukmin yang masih lemah, sehingga benar-benar menjadi orang yang ikhlas, bersih dari dosa.
Derajat keimanan seseorang itu masih tersamar, dan tidak jelas hakikatnya kecuali melalui ujian berat. Kalau ia lulus dalam ujian itu, maka ia bisa dikatakan sebagai orang yang bersih dan suci, sebagaimana halnya emas, baru dapat diketahui keasliannya sesudah diasah, dibakar dan diuji dengan air keras.
Pasukan pemanah melanggar perintah Nabi saw dalam Perang Uhud dengan meninggalkan posnya di atas gunung, lalu turut memperebutkan harta rampasan. Karena itu pasukan Muslimin akhirnya terpukul mundur, dikocar-kacirkan oleh musuh. Peristiwa ini menjadi satu pelajaran bagi kaum Muslimin untuk menyadarkan mereka bahwa umat Islam diciptakan bukanlah untuk bermain-main, berfoya-foya, bermalas-malasan, menimbun kekayaan, melainkan harus bersungguh-sungguh beramal, menaati perintah Nabi saw dan tidak melanggarnya, apa pun yang akan terjadi.
Keikhlasan hati kaum Muslimin dan ketaatannya kepada perintah Nabi dapat dibuktikan ketika terjadi perang Hamraul Asad sesudah terpukul dalam Perang Uhud. Nabi saw memerintahkan bahwa orang-orang yang dibolehkan ikut pada perang Hamraul Asad ialah orang-orang yang pernah ikut dalam Perang Uhud. Mereka dengan segala senang hati mematuhi perintah Nabi dengan kemauan yang sungguh-sungguh dan ikhlas sekalipun di antara mereka masih ada yang mengalami luka-luka yang parah, hati yang sedih dan gelisah. Sebaliknya orang-orang kafir menderita kehancuran karena hati mereka kotor, masih bercokol di dalamnya sifat-sifat sombong dan takabur, akibat kemenangan yang diperolehnya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Agar Allah menyucikan orang-orang yang beriman) artinya membersihkan mereka dari dosa dengan musibah yang menimpa diri mereka itu (serta membinasakan orang-orang yang kafir).
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
...dan membinasakan orang-orang yang kafir.
Karena sesungguhnya apabila mereka memperoleh kemenangan, niscaya mereka akan bertindak sewenang-wenang dan congkak. Hal tersebut menjadi penyebab bagi kehancuran dan kebinasaan mereka, hingga lenyaplah mereka.
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Yakni apakah kalian mengira bahwa kalian masuk surga, sedangkan kalian belum mendapat ujian melalui peperangan dan keadaan-keadaan yang susah. Seperti halnya yang disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, melalui firman-Nya:
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan). (Al Baqarah:214), hingga akhir ayat.
Juga seperti makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji lagi? (Al-'Ankabut: 1-2)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dengan kekalahan sementara itu, Allah melakukan seleksi atas orang-orang Mukmin untuk membersihkan mereka dari orang-orang yang hatinya sakit dan imannya lemah, juga dari orang-orang yang menyerukan kekalahan dan menebarkan keragu-raguan. Dengan kekalahan itu pula, Allah akan menumpas habis kekufuran dan orang-orang kafir.