Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Naml Ayat 66

An-Naml Ayat ke-66 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

بَلِ ادّٰرَكَ عِلْمُهُمْ فِى الْاٰخِرَةِۗ بَلْ هُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْهَاۗ بَلْ هُمْ مِّنْهَا عَمُوْنَ ࣖ ( النمل : ٦٦)

bali
بَلِ
Nay
bahkan
iddāraka
ٱدَّٰرَكَ
is arrested
tidak sampai
ʿil'muhum
عِلْمُهُمْ
their knowledge
pengetahuan mereka
فِى
of
dalam/tentang
l-ākhirati
ٱلْءَاخِرَةِۚ
the Hereafter?
akhirat
bal
بَلْ
Nay
bahkan
hum
هُمْ
they
mereka
فِى
(are) in
dalam
shakkin
شَكٍّ
doubt
keraguan
min'hā
مِّنْهَاۖ
about it
dari padanya
bal
بَلْ
Nay
bahkan
hum
هُم
they
mereka
min'hā
مِّنْهَا
about it
dari padanya
ʿamūna
عَمُونَ
(are) blind
mereka buta

Transliterasi Latin:

Baliddāraka 'ilmuhum fil-ākhirah, bal hum fī syakkim min-hā, bal hum min-hā 'amụn (QS. 27:66)

English Sahih:

Rather, their knowledge is arrested concerning the Hereafter. Rather, they are in doubt about it. Rather, they are, concerning it, blind. (QS. [27]An-Naml verse 66)

Arti / Terjemahan:

Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya. (QS. An-Naml ayat 66)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Bahkan sebenarnya pengetahuan mereka, yakni kaum musyrik, tentang akhirat tidak sampai ke sana. Bahkan mereka ragu-ragu tentangnya, yaitu akhirat. Bahkan mereka adalah orang-orang yang buta tentang kebenaran itu, karena tidak mau berusaha mencari alasan-alasan yang membenarkan adanya hari akhir. Hal itu disebabkan oleh mata hati mereka yang telah dirusak oleh kesesatan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah menerangkan kejahilan mereka tentang hari Kiamat. Terdapat dua pendapat dalam memahami ayat ini. Pertama, sesungguhnya pengetahuan mereka tentang akhirat itu tidak menyeluruh. Kedua, pengetahuan mereka tentang kiamat sangat sempurna, tetapi ketika tidak melihatnya dengan mata kepala di dunia, mereka mengingkarinya. Bukan saja mereka tidak percaya dan tidak mengetahui kapan akan terjadinya kiamat, malahan mereka sangat ragu-ragu yang akhirnya menjurus kepada keadaan buta sama sekali tentang hari Kiamat. Dalil apa pun yang ditunjukkan kepada mereka tentang akan datangnya hari Kiamat, tetap mereka tolak.
Soal keimanan terhadap akan datangnya kiamat itu sangat perlu dimiliki oleh setiap orang yang ingin mendidik dirinya supaya menjadi manusia yang jujur dan bertanggung jawab. Bilamana ia yakin akan mendapat pemeriksaan terhadap dirinya pada hari Kiamat, maka ia akan selalu mengekang hawa nafsunya dari setiap penyelewengan dan keangkaramurkaan. Negara dan seluruh warga negaranya tidak akan dirugikan oleh semua sikap dan tingkah lakunya. Semua kebijaksanaannya menjurus ke arah keamanan kesejahteraan dan kebahagiaan bersama. Agama merupakan unsur mutlak dalam pembangunan bangsa.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Apakah) lafal Bal di sini bermakna Hal, yakni apakah (sampai ke sana) lafal Iddaraka pada asalnya adalah Tadaraka, kemudian huruf Ta diganti menjadi Dal kemudian di-idgam-kan kepada Dal, lalu ditariklah Hamzali Washal, artinya sama dengan lafal Balagha, Lahiqa, atau Tataba'a dan Talahaqa, yaitu, sampai ke sana. Menurut qiraat yang lain dibaca Adraka menurut wazan Akrama, sehingga artinya menjadi, Apakah telah sampai ke sana (pengetahuan mereka tentang akhirat?) yakni mengenai hari akhirat, sehingga mereka menanyakan tentang kedatangannya. Pada kenyataannya tidaklah demikian (sebenarnya mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, bahkan mereka buta daripadanya) 'Amuna berasal dari kata Umyul Qalbi yang artinya buta hatinya; pengertian ungkapan ini lebih mengena daripada kalimat sebelumnya. Pada asalnya lafal 'Amuna adalah 'Amiyuna, oleh karena harakat Dhammah atas Ya dianggap berat untuk diucapkan, maka harakat Dhammah-nya dipindahkan kepada Mim, hal ini dilakukan sesudah terlebih dahulu harakat Kasrah-nya dibuang, sehingga jadilah 'Amuna.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana), malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu. (Al-Naml: 66)

Artinya, pengetahuan mereka tidak mampu dan lemah untuk mengetahui waktu terjadinya hari kiamat.

Sebagian ulama ada yang membacanya "بَلْ أَدْرَكَ عِلْمُهُمْ", yang artinya "pengetahuan mereka sama tidak tahunya mengenai hal tersebut".

Seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih Muslim, bahwa Rasulullah Saw. dalam jawabannya terhadap Malaikat Jibril yang menanyakan kepadanya tentang waktu hari kiamat mengatakan:

Tiadalah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.

Yakni keduanya sama-sama tidak mengetahui kapan hari kiamat terjadi, baik orang yang ditanya maupun si penanyanya.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana). (An Naml:66) Yaitu tidak dapat menjangkau, karena perkara terjadinya hari kiamat adalah hal yang gaib.

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana). (An Naml:66) Karena ketidaktahuan mereka terhadap Tuhannya, maka pengetahuan mereka tidak dapat menembus tentang hari akhirat (kiamat), ini merupakan pendapat yang lain.

Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ata Al-Khurrasani dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana). (An Naml:66) Yakni di saat pengetahuan tidak ada manfaatnya lagi.

Hal yang sama dikatakan oleh Ata Al-Khurrasani dan As-Saddi, bahwa pengetahuan mereka baru dapat terbuka kelak pada hari kiamat di saat tidak ada manfaatnya lagi bagi mereka hal tersebut. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:

Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata. (Maryam:38 )

Sufyan telah meriwayatkan dari Amr ibnu Ubaid, dari Al-Hasan, bahwa ia pernah membaca firman-Nya: Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana). (An Naml:66) Lalu ia mengatakan bahwa pengetahuan mereka di dunia pudar ketika mereka menyaksikan hari akhirat (kiamat).

Firman Allah Swt.:

malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu. (An Naml:66)

Damir ini kembali kepada isim jenis, yang dimaksud ialah orang-orang kafir, sama seperti yang terdapat di dalam firman-Nya:

Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama, bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian. (Al Kahfi:48)

Yaitu orang-orang yang kafir dari kalangan kalian. Hal yang sama disebutkan pula dalam ayat ini: malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu. (An Naml:66) Mereka meragukan keberadaan dan kejadiannya.

lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya. (An Naml:66)

Yakni dalam kebutaan dan ketidaktahuan yang parah tentang hari kiamat dan keadaannya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Pengetahuan mereka tentang akhirat yang berawal dari ketidaktahuan berubah menjadi keraguan. Mereka bagaikan orang buta, karena tidak mau berusaha mencari alasan-alasan yang membenarkan adanya hari akhir. Hal itu lantaran mata hati mereka telah dirusak oleh kesesatan.