Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Naml Ayat 65

An-Naml Ayat ke-65 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ ( النمل : ٦٥)

qul
قُل
Say
katakanlah
لَّا
"No (one)
tidak
yaʿlamu
يَعْلَمُ
knows
mengetahui
man
مَن
whoever
orang
فِى
(is) in
di
l-samāwāti
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
the heavens
langit(jamak)
wal-arḍi
وَٱلْأَرْضِ
and the earth
dan bumi
l-ghayba
ٱلْغَيْبَ
(of) the unseen
gaib
illā
إِلَّا
except
kecuali
l-lahu
ٱللَّهُۚ
Allah
Allah
wamā
وَمَا
and not
dan mereka tidak
yashʿurūna
يَشْعُرُونَ
they perceive
menyadari/mengetahui
ayyāna
أَيَّانَ
when
bilamana
yub'ʿathūna
يُبْعَثُونَ
they will be resurrected"
mereka dibangkitkan

Transliterasi Latin:

Qul lā ya'lamu man fis-samāwāti wal-arḍil-gaiba illallāh, wa mā yasy'urụna ayyāna yub'aṡụn (QS. 27:65)

English Sahih:

Say, "None in the heavens and earth knows the unseen except Allah, and they do not perceive when they will be resurrected." (QS. [27]An-Naml verse 65)

Arti / Terjemahan:

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml ayat 65)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Banyak orang beranggapan bahwa ada orang yang dapat mengetahui hal ghaib, termasuk waktu kedatangan kiamat. Katakanlah wahai Nabi Muhammad, “Tidak ada sesuatu dan siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak merasakan apalagi mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan dari alam barzakh.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya menerangkan kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui perkara yang gaib baik di langit maupun di bumi selain Allah, sesuai dengan firman-Nya:
Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. (al-An'am/6: 59)

Dan firman-Nya pula:
Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (Luqman/31: 34)

Maksud perkara gaib di sini ialah persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan keadaan dan kehidupan di akhirat dan persoalan-persoalan di dunia yang berada dalam lingkungan hidup manusia dan dapat dirasakan tetapi di luar kemampuan manusia mencapainya. Diriwayatkan dari Masruq dari 'Aisyah beliau berkata:
Dari 'Aisyah r.a., beliau berkata, "Barang siapa yang beranggapan bahwa Nabi Muhammad saw mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka ia telah berdusta besar terhadap Allah, karena Allah menyatakan, 'Katakan, tidak ada yang tahu tentang kegaiban langit dan bumi kecuali Allah." (Riwayat Muslim)

Pada ayat ini disebutkan salah satu di antara yang gaib itu ialah mereka tidak mengetahui bila akan dibangkitkan dari kubur pada hari Kiamat, karena kiamat itu datangnya secara tiba-tiba sesuai dengan firman Allah:
Apakah mereka hanya menunggu saja kedatangan hari Kiamat yang datang kepada mereka secara mendadak sedang mereka tidak menyadarinya? (az-Zukhruf/43: 66)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Katakanlah!, "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui) baik dari kalangan para Malaikat maupun manusia (perkara yang gaib) dari mereka (kecuali) hanya (Allah saja) yang mengetahuinya (dan mereka tidak mengetahui) maksudnya orang-orang kafir Mekah sama pula dengan orang-orang selain mereka (bila) kapan waktunya (mereka dibangkitkan hidup kembali.")

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk memberitahukan kepada semua makhluk, bahwa sesungguhnya tiada seorang pun —baik yang di langit maupun yang di bumi— mengetahui perkara gaib selain dari Allah Swt.

Kalimat Illallah (kecuali hanya Allah) merupakan istisna munqati', yang maksudnya ialah bahwa tiada seorang pun yang mengetahui perkara gaib selain dari Allah Swt. semata, tiada sekutu bagi-Nya. Seperti yang diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia. (Al An'am:59), hingga akhir ayat.

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah Yang menurunkan hujan. (Luqman:34), hingga akhir surat.

Ayat-ayat yang menerangkan tentang hal ini cukup banyak.

Firman Allah Swt.:

dan mereka tidak mengetahui kapankah mereka akan dibangkitkan. (An Naml:65)

Artinya, tiada seorang pun yang ada di langit maupun yang ada di bumi mengetahui waktunya hari kiamat. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. (Al A'raf:187)

Yakni amat berat pengetahuan hari kiamat itu bagi penduduk langit dan bumi.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Ja'd, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Ar-Razi, dari Daud ibnu Abu Hindun, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa barang siapa yang menduga bahwa dia (Nabi Saw.) mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka sesungguhnya dia telah berdusta besar terhadap Allah, karena Allah Swt. telah berfirman: Katakanlah, "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah.” (An Naml:65)

Qatadah telah mengatakan bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan bintang-bintang ini untuk tiga kegunaan, Allah menjadikannya sebagai perhiasan langit, dan menjadikannya sebagai tanda yang bisa dipakai untuk penunjuk arah, dan menjadikannya sebagai alat perajam setan-setan. Maka barang siapa yang menganggap selain dari itu, berarti dia mengatakan sesuatu yang tidak ada sandarannya melainkan hanya pendapat sendiri, dia keliru besar dan menyia-nyiakan waktunya serta memaksakan diri terhadap apa yang tidak ada pengetahuan baginya tentang hal itu. Dan sesungguhnya ada sebagian orang yang bodoh tentang urusan Allah, mereka membuat-buat ilmu tenung melalui bintang-bintang ini dengan mengatakan bahwa barang siapa yang turun istirahat di malam hari dengan bintang anu, maka akibatnya akan anu, barang siapa yang bepergian dengan bintang anu, maka akan anu, dan barang siapa yang dilahirkan dengan bintang anu, maka anu. Demi usiaku, tiada suatu bintang pun melainkan ada yang lahir di waktunya orang yang berkulit merah, hitam, berperawakan pendek, berperawakan jangkung, dan ada yang tampan rupa, ada pula yang buruk rupa. Lalu apakah kaitannya perbintangan ini dan hewan serta burung tersebut dengan sesuatu dari ilmu gaib? Allah telah memutuskan bahwa tiada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui hal yang gaib kecuali hanya Dia, dan mereka tidak mengetahui kapankah mereka akan dibangkitkan?

Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari Qatadah secara harfiyah. Pendapat ini merupakan pendapat yang benar, kuat, lagi berbobot.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Katakan pula, wahai Muhammad, "Sungguh, Zat yang Mahaesa dalam penciptaan alam semesta ini adalah Yang mengetahui segala persoalan gaib, yaitu Allah Swt. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan manusia akan dibangkitakan dari kubur untuk diperiksa amal perbuatannya lalu diberi balasan."