Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 99
Asy-Syu'ara' Ayat ke-99 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَمَآ اَضَلَّنَآ اِلَّا الْمُجْرِمُوْنَ ( الشعراۤء : ٩٩)
- wamā
- وَمَآ
- And not
- dan tidak
- aḍallanā
- أَضَلَّنَآ
- misguided us
- menyesatkan kita
- illā
- إِلَّا
- except
- kecuali
- l-muj'rimūna
- ٱلْمُجْرِمُونَ
- the criminals
- orang-orang yang berdusta
Transliterasi Latin:
Wa mā aḍallanā illal-mujrimụn(QS. 26:99)
English Sahih:
And no one misguided us except the criminals. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 99)
Arti / Terjemahan:
Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 99)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
"Dan tidak ada yang menyesatkan kita kecuali orang-orang yang berdosa, yang terdiri dari setan yang berujud jin dan manusia yang tidak henti-hentinya menggoda ke jalan yang sesat."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Di samping karena kesalahan sendiri, mereka juga terpengaruh oleh ajakan-ajakan jahat dari para pemimpin mereka. Para pemimpin itu selalu berpropaganda melakukan berbagai perbuatan yang melanggar agama sehingga mereka mengikutinya. Ini dikatakan lagi oleh Allah dalam ayat lain:
Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (al-Ahzab/33: 67)
Susunan ayat ini sangat lugas menjelaskan penyesalan dari orang-orang yang mengikuti seorang pemimpin tanpa menyadari ke mana mereka dibawa. Jadi, kita tidak harus menaati seorang pemimpin jika yakin bahwa pemimpin tersebut justru membawa kepada kedurhakaan.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan tiadalah yang menyesatkan kita) dari petunjuk (kecuali orang-orang yang berdosa) yakni setan atau para pendahulu kita yang kita tiru perbuatan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa. (Asy-Syu'ara': 99)
Artinya, tiada yang menyeru kami berbuat demikian kecuali orang-orang yang berdosa (jahat).
Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun. (Asy-Syu'ara': 100)
Sebagian ulama tafsir mengatakan, yang dimaksud dengan pemberi syafaat adalah para malaikat, seperti yang mereka katakan:
Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan? (Al-A'raf: 53)
Begitu pula yang mereka katakan dalam surat ini, yang disitir oleh firman-Nya:
Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab. (Asy-Syu'ara': 100-101)
Yang dimaksud dengan hamim ialah kerabat.
Qatadah mengatakan bahwa demi Allah, mereka mengetahui bahwa teman yang saleh itu dapat memberikan manfaat dan kerabat yang saleh itu dapat memberikan syafaat.
maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia), niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman. (Asy-Syu'ara': 102)
Demikian itu karena mereka berharap untuk dikembalikan ke kampung dunia untuk melakukan amal ketaatan kepada Tuhan mereka, menurut dugaan mereka. Padahal Allah mengetahui bahwa seandainya mereka dikembalikan ke kampung dunia, niscaya mereka akan kembali melakukan apa-apa yang mereka dilarang melakukannya. Dan sesungguhnya mereka dusta dalam penyesalannya itu. Allah Swt. telah menceritakan perihal pertengkaran ahli neraka di dalam surat Sad, melalui firman-Nya:
Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka. (Sad: 64)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dan kami tidak akan terperosok dalam kebinasaan seperti ini melainkan disebabkan oleh para pembuat dosa yang menyesatkan kami dari jalan kebenaran.