Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 80
Asy-Syu'ara' Ayat ke-80 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ ( الشعراۤء : ٨٠)
- wa-idhā
- وَإِذَا
- And when
- dan apabila
- mariḍ'tu
- مَرِضْتُ
- I am ill
- aku sakit
- fahuwa
- فَهُوَ
- then He
- maka Dia
- yashfīni
- يَشْفِينِ
- cures me
- mengobati/menyembuhkan aku
Transliterasi Latin:
Wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīn(QS. 26:80)
English Sahih:
And when I am ill, it is He who cures me. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 80)
Arti / Terjemahan:
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, (QS. Asy-Syu'ara' ayat 80)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan apabila aku sakit, Dialah pada hakikatnya yang menyembuhkan aku, baik melalui sebab atau tidak.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah yang menyembuhkan manusia apabila ia sakit. Allah berkuasa menyembuhkan penyakit apa saja yang diderita oleh seseorang. Meskipun begitu, manusia juga harus mencari tahu cara untuk memperoleh kesembuhan itu.
Imam Jamaluddin al-Qasimi dalam tafsirnya menguraikan bahwa ayat ini menggambarkan tata susila seorang hamba Allah kepada Khaliknya. Sebab penyakit itu kadang-kadang akibat dari perbuatan manusia sendiri, umpamanya disebabkan oleh pelanggaran terhadap norma-norma kesehatan, atau pola hidup sehari-hari, maka serangan penyakit terhadap tubuh tidak dapat dielakkan. Sebaliknya yang berhak menyembuhkan penyakit adalah Allah semata. Bila orang sakit merasakan yang demikian waktu ia menderita sakit, maka ia akan menghayati benar nikmat-nikmat Allah setelah ia sembuh dari penyakit tersebut. Kenyataan memang membuktikan, kebanyakan manusia terserang penyakit disebabkan kurang memperhatikan norma-norma kesehatan yang berlaku.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan apabila aku sakit. Dialah yang menyembuhkan aku).
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. (Asy-Syu'ara': 80)
Sakit dinisbatkan (disandarkan) kepada diri Ibrahim, sekalipun pada kenyataannya berasal dari takdir Allah dan ketetapan-Nya, juga sebagai ciptaan-Nya, tetapi sengaja disandarkan kepada diri Ibrahim sebagai etika sopan santun terhadap Allah Swt. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam firman Allah Swt. yang memerintahkan kepada orang salat agar mengucapkan:
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Al-Fatihah: 6), hingga akhir surat.
Pemberian nikmat dan hidayah disandarkan kepada Allah, sedangkan murka dibuang fa'il-nya karena etika sopan santun, dan kesesatan disandarkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti apa yang dikatakan oleh jin yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan ini) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka. (Al-Jin: 10)
Hal yang sama dikatakan oleh Ibrahim, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. (Asy-Syu'ara': 80)
Bila aku sakit, sesungguhnya tiada seorang pun selain-Nya yang dapat menyembuhkanku dengan berbagai macam sarana pengobatan apa pun yang menjadi penyebab kesembuhan.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Bila aku menderita sakit, Dialah yang menyembuhkan aku dengan mempermudah pengobatan sambil berserah diri kepada-Nya.