Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 78
Asy-Syu'ara' Ayat ke-78 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهْدِيْنِ ۙ ( الشعراۤء : ٧٨)
- alladhī
- ٱلَّذِى
- The One Who
- yang
- khalaqanī
- خَلَقَنِى
- created me
- telah menciptakan aku
- fahuwa
- فَهُوَ
- and He
- maka Dia
- yahdīni
- يَهْدِينِ
- guides me
- memberi petunjuk kepadaku
Transliterasi Latin:
Allażī khalaqanī fa huwa yahdīn(QS. 26:78)
English Sahih:
Who created me, and He [it is who] guides me. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 78)
Arti / Terjemahan:
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, (QS. Asy-Syu'ara' ayat 78)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Nabi Ibrahim melanjutkan keterangannnya, Dia adalah Zat yang telah menciptakan aku dalam sebaik-baiknya bentuk dan aku diberi kesempatan dalam hidupku untuk menyembah Allah, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, menuju ke jalan yang benar melalui wahyu yang diberikan kepadaku.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat-ayat berikut ini, Nabi Ibrahim menjelaskan sebagian dari dalil-dalil keesaan Tuhan, yang merupakan sebagian dari sifat-sifat Allah Rabbul 'alamin. Allah adalah pencipta manusia, dengan ciptaan yang sebaik-baiknya. Dia pula yang memberi petunjuk (hidayah).
Seperti diketahui, hidayah itu bermacam-macam. Ada hidayah yang disebut dengan hidayah pancaindra, hidayah akal (pikiran), hidayah insting (kepandaian yang dibawa sejak lahir), dan hidayah agama (ad-din). Akal adalah hidayah Tuhan yang sangat berharga, sebab dengan akal manusia sanggup membedakan yang buruk dengan yang baik. Akal pula yang membedakan manusia dengan hewan.
Namun demikian, akal saja belum merupakan jaminan bagi keselamatan manusia. Oleh sebab itu, Allah melengkapi nikmatnya dengan memberikan kepada mereka agama. Hidayah agama itu hanya Tuhan sajalah yang memberinya. Bila seseorang dikehendaki Allah memperoleh hidayah (agama), tidak seorang pun yang dapat menghalanginya. Sebaliknya jika Allah belum menghendaki yang demikian, tidak ada yang bisa memberikan petunjuk. Bahkan nabi dan rasul sendiri pun yang ditugaskan membawa hidayah itu juga tidak punya wewenang untuk memberi hidayah seperti terlihat dalam kisah Nabi Ibrahim pada ayat yang lain (Surah al-An'am/6: 74-88) yang menceritakan dialog antara beliau dengan bapaknya (azar) dan kaumnya. Ibrahim berusaha mengislamkan bapaknya, tetapi Allah tidak memberi hidayah, sehingga dia tetap dalam kemusyrikan.
Demikian juga halnya paman Nabi Muhammad, Abu thalib, yang sudah banyak berjasa dalam mengembangkan dakwah Nabi di Mekah. Nabi sangat menginginkan pamannya masuk Islam, tetapi Allah belum memberi hidayah sehingga ia tetap musyrik sampai akhir hayatnya. Allah berfirman:
Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (al-Qasas/28: 56)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Yaitu Tuhan yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki aku) kepada agama yang benar.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”
Artinya, aku tidak menyembah kecuali Tuhan yang menjadikan segala sesuatu.
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. (Asy-Syu'ara': 78)
Yaitu Dialah Yang Menciptakan, Yang telah menentukan ukuran dan memberi petunjuk semua makhluk kepada-Nya. Maka tiap-tiap makhluk diciptakan berjalan menurut apa yang telah ditakdirkan baginya; Dialah Yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya, dan Yang menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dialah yang telah menciptakan aku dari ketiadaan dalam bentuk yang sempurna. Dia juga memberi petunjuk kepadaku agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.