Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 23

Asy-Syu'ara' Ayat ke-23 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ ( الشعراۤء : ٢٣)

qāla
قَالَ
Firaun said
berkata
fir'ʿawnu
فِرْعَوْنُ
Firaun said
Fir'aun
wamā
وَمَا
"And what
apa/siapa
rabbu
رَبُّ
(is the) Lord
Tuhan
l-ʿālamīna
ٱلْعَٰلَمِينَ
(of) the worlds?"
semesta alam itu

Transliterasi Latin:

Qāla fir'aunu wa mā rabbul-'ālamīn (QS. 26:23)

English Sahih:

Said Pharaoh, "And what is the Lord of the worlds?" (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 23)

Arti / Terjemahan:

Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?" (QS. Asy-Syu'ara' ayat 23)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Fir’aun penasaran terhadap perkataan Nabi Musa bahwa dia dan sudaranya Harun diutus oleh Allah Rabbul ‘alamin. Fir‘aun bertanya kepada Musa, “Siapa Tuhan pencipta dan pemelihara seluruh alam itu?"

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan jawaban Musa atas cercaan dan penghinaan Fir'aun terhadapnya, setelah kekakuan pada lidahnya hilang. Musa menjelaskan bahwa pembunuhan yang dilakukannya terhadap tukang roti Fir'aun yang bertengkar dengan seorang dari Bani Israil adalah suatu ketidaksengajaan dan tidak direncanakan. Dia hanya ingin melerai dan memberi pelajaran kepada tukang roti itu agar tidak berlaku kasar dan menghina Bani Israil. Dia memang memukulnya tetapi tidak bermaksud untuk membunuh, karena tidak tahan melihat tukang roti itu begitu sombong dan menghina kaumnya, Bani Israil. Kalau itu dianggap kesalahan, maka Musa mengakui bahwa waktu itu dia betul-betul khilaf.
Sekarang dia sudah berubah, Musa telah menjadi rasul yang diberi tugas oleh Allah untuk mengajak Fir'aun dan kaumnya kepada kehidupan beragama yang benar. Musa juga diberi tugas untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan yang tidak benar, yaitu perbudakan manusia oleh manusia.
Jika Fir'aun menyebut-nyebut jasa baiknya yang telah mengasuh Musa dan mendidiknya di istana, hal itu disebabkan kebijaksanaan Fir'aun atas keinginan istrinya untuk menyelamatkannya ketika ia dibuang ibunya ke Sungai Nil. Keluarga Fir'aun kemudian mengambilnya dan memelihara serta membesarkannya. Di sisi lain, Fir'aun telah mengeksploitasi Bani Israil dengan memperlakukan mereka sebagai budak.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Berkata Firaun) kepada Nabi Musa, ("Siapakah Rabb semesta alam itu?") sebagaimana yang telah kamu katakan itu, bahwa kamu adalah Rasul-Nya? Maksudnya, siapakah Dia itu? Karena mengingat bahwa tiada jalan bagi makhluk untuk mengetahui hakikat Allah swt. melainkan hanya melalui sifat-sifat-Nya. Nabi Musa a.s. mengemukakan jawabannya kepada Firaun dengan ungkapan berikut.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

kedurhakaan, keingkaran, dan keterlewatbatasannya, yang hal ini tergambarkan melalui ucapannya yang disitir oleh firman-Nya:

Siapakah Tuhan semesta alam itu? (Asy-Syu'ara': 23)

Demikian itu karena ia mengatakan kepada kaumnya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:

aku tidak mengetahui tuhan bagi kalian selain aku. (Al-Qasas: 38)

Dan firman Allah Swt.:

Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu mereka patuh kepadanya. (Az Zukhruf:54)

Mereka mengingkari adanya Tuhan Yang Maha Pencipta, dan meyakini bahwa tiada tuhan bagi mereka selain Fir'aun. Setelah Musa berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku adalah utusan Tuhanku, Tuhan semesta alam." Maka Fir'aun bertanya kepada Musa, "Siapakah Tuhan yang kamu duga bahwa Dia adalah Tuhan semesta alam selainku?" Demikianlah menurut penafsiran ulama Salaf dan para imam Khalaf. Sehingga As-Saddi mengatakan bahwa ayat ini sama maknanya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:

Berkata Fir’aun, "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?” Musa berkata, "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.” (Taha: 49-50)

Orang dari kalangan ahli logika dan lain-lainnya menduga bahwa pertanyaan, ini menyangkut jati diri. Sesungguhnya dia keliru. Karena sesungguhnya Fir'aun tidaklah mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Pencipta, yang karenanya dia menanyakan tentang jati diri-Nya. Bahkan Fir'aun adalah orang yang sama sekali ingkar terhadap keberadaan-Nya, menurut pengertian lahiriah ayat, sekalipun semua hujah dan bukti telah ditegakkan terhadap dirinya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Fir'aun berkata, "Lalu, bagaimana sebenarnya sifat Tuhan semesta alam yang selalu kamu sebut-sebut dan kamu katakan telah mengutusmu itu? Cobalah jelaskan, karena kami tidak mengenalnya sama sekali!"