Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 224

Asy-Syu'ara' Ayat ke-224 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَالشُّعَرَاۤءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوٗنَ ۗ ( الشعراۤء : ٢٢٤)

wal-shuʿarāu
وَٱلشُّعَرَآءُ
And the poets -
dan penyair-penyair
yattabiʿuhumu
يَتَّبِعُهُمُ
follow them
mengikuti mereka
l-ghāwūna
ٱلْغَاوُۥنَ
the deviators
orang-orang yang sesat

Transliterasi Latin:

Wasy-syu'arā`u yattabi'uhumul-gāwụn (QS. 26:224)

English Sahih:

And the poets – [only] the deviators follow them; (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 224)

Arti / Terjemahan:

Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 224)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Orang kafir Quraisy menuduh Nabi Muhammad sebagai seorang penyair. Allah membantah anggapan itu dengan tegas, "Dan penyair-penyair itu yang kamu sekalian terpukau dengan syair-syair mereka, diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidak demikian halnya pengikut Nabi Muhammad yang sangat taat kepada aturan-aturan agama.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan bahwa para penyair pada waktu itu sering diikuti orang-orang yang sesat dan menyimpang dari jalan yang lurus serta cenderung kepada perbuatan yang merusak. Sedangkan pengikut-pengikut Nabi Muhammad bukanlah demikian. Mereka banyak beribadah terutama salat dan selalu bersikap zuhud.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat) di dalam syair-syair mereka, lalu mereka mengatakannya dan meriwayatkannya dari orang-orang yang sesat itu, maka mereka adalah orang-orang yang tercela.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. (Asy-Syu'ara': 224)

Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa orang-orang kafir itu diikuti oleh manusia dan jin yang sesat-sesat. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, dan selain keduanya.

Ikrimah mengatakan bahwa ada dua orang penyair yang saling menghina, lalu salah satu pihak didukung oleh sejumlah orang dan pihak yang lainnya didukung oleh sejumlah orang pula. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. (Asy-Syu'ara' : 224)

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Ibnul Had, dari Yahnus maula Mus'ab ibnuz Zubair, dari Abu Sa'id yang menceritakan, bahwa ketika kami sedang berjalan bersama Rasulullah Saw. di Al-Arj, tiba-tiba muncullah seorang penyair. Maka Nabi Saw. bersabda: Tangkaplah setan ini —peganglah setan ini— Sesungguhnya bila seseorang dari kalian memenuhi perutnya dengan muntahan, itu lebih baik baginya daripada memenuhi dirinya dengan syair.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Orang-orang kafir berkata, "Al-Qur'ân itu hanyalah puisi karangan seorang penyair bernama Muhammad." Allah memperlihatkan kepalsuan tuduhan mereka dengan memberikan penjelasan bahwa al-Qur'ân itu penuh dengan kata-kata bijak (hikam) dan aturan-aturan hukum (ahkâm). Gaya bahasa al-Qur'ân itu sangat berlainan dengan gaya bahasa kebanyakan para penyair di masa itu yang sarat dengan kepalsuan dan kebohongan. Dan watak Muhammad sendiri pun berbeda dengan watak para penyair kebanyakan yang selalu berkata bohong.

Asbabun Nuzul
Surat Asy-Syu'ara' Ayat 224

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim, dari al-Aufi, yang bersumber dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ikrimah, bahwa pada zaman Rasulullah saw. pernah ada dua orang laki-laki (ahli syair) dari golongan Anshar dan golongan lainnya yang saling mengejek dengan syair. Masing-masing mempunyai pengikut orang-orang sesat dan bodoh. Ayat ini (Asy-Syuaraa: 224-226) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Urwah. Bahwa ketika turun ayat wasy syuaraa-u yattabiuhul ghaawuun (dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat) sampai maa laa yafaluun, (apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan [nya]) (Asy-Syuaraa: 224-226), Abdullah bin Rawahah berkata: "Allah benar-benar mengetahui bahwa salah seorang dari mereka itu adalah aku." Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (Asy-Syuaraa: 227) yang mengecualikan ahli syair yang beriman kepada Allah.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan al-Hakim yang bersumber dari Abu Hasan al-Barrad bahwa ketika turun ayat, wasy syuaraa-u, (dan penyair-penyair itu) sampai akhir ayat (Asy-Syuaraa: 224-226), Abdullah bin Rawahah, Kab bin Malik dan Hasan bin Tsabit menghadap Rasulullah saw. dan berkata: "Wahai Rasulullah. Demi Allah, Allah telah menurunkan ayat ini, dan mengetahui bahwa kami ini para penyair, karena itu pastilah kami celaka." Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (Asy-Syuaraa: 227) sehingga Rasulullah memanggil mereka kembali dan membacakan ayat tersebut, yang mengecualikan mereka dari orang-orang yang celaka.