Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 121

Asy-Syu'ara' Ayat ke-121 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ( الشعراۤء : ١٢١)

inna
إِنَّ
Indeed
sesungguhnya
فِى
in
pada
dhālika
ذَٰلِكَ
that
yang demikian itu
laāyatan
لَءَايَةًۖ
surely (is) a sign
benar-benar tanda-tanda
wamā
وَمَا
but not
dan tidak
kāna
كَانَ
are
ada
aktharuhum
أَكْثَرُهُم
most of them
kebanyakan mereka
mu'minīna
مُّؤْمِنِينَ
believers
orang-orang yang beriman

Transliterasi Latin:

Inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīn (QS. 26:121)

English Sahih:

Indeed in that is a sign, but most of them were not to be believers. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 121)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 121)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Sungguh, pada kejadian yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah yang demikian nyata, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Setelah menerangkan kisah Nabi Nuh dan kaumnya, kebinasaan yang dialami orang-orang yang mengingkari seruan rasul dan kemenangan yang diperoleh orang-orang yang beriman, Allah lalu mengarahkan firman-Nya ini kepada Nabi Muhammad dan kaum Muslimin. Allah mengingatkan bahwa peristiwa di atas hendaklah menjadi iktibar atau pelajaran. Umat manusia seharusnya beriman kepada Nabi Muhammad dan menerima seruannya. Bila mereka mengingkarinya, maka hal yang sama dapat terjadi pada mereka. Allah mampu melaksanakan ancaman-Nya apabila Dia menghendaki. Akan tetapi, Allah masih memberi kesempatan kepada umat manusia, karena Ia Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda -kekuasaan Allah- tetapi kebanyakan mereka tidak beriman).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Setelah Nuh a.s. tinggal lama di kalangan mereka seraya menyeru mereka untuk menyembah Allah siang dan malam, baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan, dan setiap kali Nuh a.s. menyeru mereka untuk menyembah Allah, maka semakin nekad pula sikap mereka dalam kekafirannya dan makin sengit pula penolakan mereka terhadap seruannya. Pa'da akhirnya mereka mengatakan:

Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti, hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116)

Yakni sungguh jika kamu tidak mau berhenti dari seruanmu itu yang mengajak agar memeluk agamamu.

niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116)

Artinya, sungguh kami akan merajammu. Maka pada saat itulah Nabi Nuh a.s. berdoa kepada Allah untuk kebinasaan mereka, yaitu dengan suatu doa yang diperkenankan oleh Allah Swt.

Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka. (Asy-Syu'ara': 117-118), hingga akhir ayat.

Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Maka dia mengadu kepada Tuhannya, "Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan. Oleh sebab itu, tolonglah (aku).”(Al-Qamar: 10), hingga akhir ayat.

Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (Asy-Syu'ara': 119-120)

Al-masyhun artinya penuh dengan muatan barang dan berbagai macam binatang yang dimuat di dalamnya, masing-masing jenis satu jodoh. Yakni Kami selamatkan Nuh beserta semua pengikutnya dan Kami tenggelam­kan semua orang yang kafir kepadanya dan menentang perintahnya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 121-122)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Sesungguhnya apa yang dipaparkan al-Qur'ân tentang kisah ini merupakan bukti kebenaran para rasul dan kekuasaan Allah. Tetapi, kebanyakan mereka yang telah diperdengarkan kisah ini, tidak beriman.